Apa itu Pull Marketing?
Dalam berbisnis, ada pendekatan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan pelanggan. Salah satunya adalah pull marketing.
Pull marketing adalah pendekatan pemasaran di mana perusahaan menarik (pull) perhatian konsumen terhadap suatu produk, sehingga mereka akan membeli produk tersebut dengan sukarela.
Sederhananya, pemasaran dilakukan oleh perusahaan secara aktif dan langsung ke konsumen. Akhirnya konsumen mencari produk tersebut ke pengecer (retailer) dengan harapan bisa membeli produk yang dimaksud.
Retailer pun akan menghubungi perusahaan untuk menambah produksi barang. Tujuan perusahaan untuk meningkatkan permintaan produk pun bisa tercapai.
Metode pull marketing bersifat long term, sehingga hasil peningkatan permintaan dan keuntungan produk cenderung lama terlihat.
Namun karena pull marketing berfokus pada interaksi antara perusahaan dan konsumen, ini merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan loyalitas konsumen. Pada akhirnya, konsumen akan melakukan repurchase dan secara perlahan tujuan perusahaan akan tercapai.
Ada berbagai macam metode yang termasuk dalam pull marketing, beberapa di antaranya termasuk dalam digital marketing seperti:
- Search engine optimization (SEO): Perusahaan bisa mengoptimalkan website-nya agar mudah ditemukan pengguna, dan membuat mereka tertarik pada produk yang tertera pada website.
- Iklan seperti pay per click (PPC) dan outbond marketing: Mengiklankan produk dan menawarkan produk secara langsung melalui e-mail termasuk salah satu metode pull marketing yang masih sering digunakan saat ini.
- Social media marketing: Pemanfaatan sosial media untuk mempromosikan produk, terutama jika bekerja sama dengan influencer merupakan salah satu cara ampuh menarik perhatian konsumen.
Kelebihan Pull Marketing
Kelebihan pull marketing yaitu:
- Perusahaan bisa berinteraksi langsung dengan konsumen, sehingga peluang untuk meningkatkan loyalitas pelanggan terbuka lebar
- Pull marketing membantu meningkatkan permintaan produk, yang pada akhirnya memengaruhi kesadaran pelanggan terhadap produk (brand awareness), menghasilkan lebih banyak penjualan, dan membuat konsumen melakukan pembelian berulang
- Dapat digunakan untuk menguji seberapa besar produk diterima di pasar dan feedback mengenai produk tersebut
Kekurangan Pull Marketing
Pull marketing juga memiliki kekurangan, antara lain:
- Biasanya hanya efektif ketika produk atau brand sudah memiliki pasarnya atau beberapa pelanggan yang loyal
- Proses konversi seseorang menjadi pembeli panjang, sehingga ada kemungkinan kehilangan pelanggan selama proses tersebut
- Membutuhkan upaya pemasaran yang kuat agar orang-orang tertarik dengan produk
Contoh Pull Marketing
Pendekatan pull marketing bisa digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari firma hukum, otomotif, dan bidang teknologi.
Misalnya, Colin baru-baru ini meluncurkan produk baru dan inovatif yang terinspirasi dari pengalamannya saat berjalan-jalan ke Hong Kong. Pada saat itu, Hong Kong sedang dilanda cuaca panas ekstrem.
Akhirnya Colin mengembangkan kipas yang tak bising, hemat energi, efektif mendinginkan satu ruangan berdasarkan suhu yang dipilih, dan dibanderol dengan harga yang bersaing.
Untuk memasarkan produknya, Colin memutuskan menggunakan metode pull marketing untuk menarik konsumen. Berbagai strategi dilakukan, seperti memasang iklan di Facebook dan Instagram, bekerja sama dengan influencer, dan membuat website dengan menerapkan prinsip SEO.
Tak lama kemudian, beberapa pihak yang mengaku sebagai pengecer dan distributor barang elektronik menghubungi Colin untuk menanyakan ketersediaan produk.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apa perbedaan pull dan push marketing?
Biasanya pull marketing dijalankan bersamaan dengan push marketing, tapi sering juga dijalankan sendirian.
Push marketing atau yang dikenal juga dengan direct marketing adalah pendekatan pemasaran yang berfokus memperkenalkan produk atau brand ke konsumen. Tujuannya sama seperti pull marketing, yaitu agar barang dilihat konsumen dan terjadi proses pembelian.
Sebagian besar metode push marketing bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saat berbelanja di minimarket, ada label yang menunjukkan bahwa produk tertentu sedang ada diskon hingga 50%.
Penawaran ini bisa membuat konsumen yang tadinya tidak ingin membeli, menjadi ingin membeli.
Push marketing lebih cenderung memanfaatkan sifat impulsif manusia (impulsive buying).
Sedangkan pull marketing berfokus pada memperkenalkan produk atau brand ke konsumen pada waktu yang tepat. Karena itu terkadang selama prosesnya, konsumen tidak jadi membeli.
Perbedaan lain dari pull marketing dan push marketing yaitu:
- Jenis produk: Pull marketing biasanya untuk produk yang baru atau asing, sehingga konsumen perlu mempelajari terlebih dahulu mengenai produk tersebut. Sedangkan produk push marketing biasanya berupa produk umum dan konsumen tak perlu tahu lebih detail mengenai produk tersebut.
- Sasaran: Push marketing bertujuan untuk segera melakukan penjualan dan mendapat keuntungan. Sedangkan pull marketing berfokus pada membangun basis pelanggan yang loyal untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan bisnis.