Apa itu Influencer Marketing?
Maraknya penggunaan media sosial membuat istilah influencer semakin banyak digunakan.
Karena memiliki ribuan followers dan konten menarik, title influencer bisa disematkan pada seseorang. Akhirnya tawaran endorsement pun berdatangan.
Lantas sebenarnya apa itu influencer?
Dikutip dari Influencer Marketing Hub, influencer memiliki dua arti:
- Seseorang yang memiliki kekuatan untuk memengaruhi keputusan pembelian orang lain yang didasarkan pada otoritas, pengetahuan, posisi, atau hubungan dengan audiensnya.
- Seseorang yang memiliki followers dari niche konten yang dibuat, dan dengan siapa dia aktif terlibat.
Karena memiliki pengaruh yang besar kepada followers-nya, influencer dijadikan salah satu tools atau strategi digital marketing, yang disebut dengan influencer marketing.
Influencer marketing adalah strategi marketing yang melibatkan influencer, baik itu selebriti, public figure, atau content creator untuk mempromosikan suatu brand.
Karena influencer marketing memiliki kekuatan yang besar untuk memengaruhi keputusan pembelian seseorang, influencer marketing termasuk channel digital marketing yang menjanjikan.
Manfaat Influencer Marketing
Menurut laporan terbaru dari Influencer Marketing Hub, sejak pandemi Covid, influencer marketing adalah cara baru yang efektif untuk meningkatkan jangkauan suatu brand dengan audiens.
Di Amerika sendiri, suatu bisnis bisa mendapatkan keuntungan investasi (ROI/return of investment) sebesar $ 5,2 untuk setiap $1 yang dihabiskan untuk bekerja sama dengan influencer.
Hal ini menjelaskan dengan biaya yang sedikit, brand bisa meraih keuntungan yang sangat banyak.
Selain itu audiens lebih memercayai testimoni influencer dibandingkan teman maupun keluarga, sehingga berpengaruh besar terhadap keputusan pembelian suatu barang. Hal inilah yang membuat influencer marketing bisa menjadi channel marketing yang baik.
Tak hanya itu, manfaat lain dari influencer marketing termasuk:
- Dapat menjadi alat untuk meningkatkan brand awareness
- Memudahkan brand mendapatkan kepercayaan dari audiens
- Bekerja sama dalam jangka panjang dengan influencer dapat meningkatkan brand loyalty
Kriteria Influencer
Dikutip dari Influencity, ada 5 kriteria influencer yang baik yaitu:
#1 Otentik
Salah satu syarat influencer adalah memiliki jumlah followers yang banyak. Namun saat ini banyak jasa menjual followers yang merupakan akun bot.
Agar terhindar dari hal ini, marketer bisa menghitung skor kualitas audiens yang banyak tersedia secara gratis maupun berbayar. Perhitungannya melibatkan aktivitas pengikut, gambar profil, dan tingkat keterlibatan pengguna.
Jangan lupa untuk memeriksa demografi dan minat audiens untuk memastikan minat audiens mereka sejalan dengan target audiens brand.
#2 Ahli membuat konten
Influencer harus memiliki ide kreatif dalam membuat konten. Konten yang menarik membawa lebih banyak minat audiens, yang pada akhirnya membuat brand lebih dikenal.
Salah satu cara melihat tingkat kreativitas influencer adalah dari kualitas konten dan isi kontennya.
Jika kontennya menarik, menonjol, dan influencer sering bereksperimen dengan format konten mereka, maka bisa dipertimbangkan.
#3 Penuh semangat
Influencer yang baik harus mampu menularkan gairah dan semangat mereka ke audiens. Gairah adalah bahan bakar marketing, dan ini tak bisa dimanipulasi.
Hal ini bisa dilihat dari cara penyampaian influencer dalam setiap kontennya. Misalnya, mereka terlihat positive vibes, selalu tersenyum, dan bersemangat.
#4 Dapat dipercaya
Kepercayaan dalam konteks ini tak hanya berarti influencer bisa dipercaya untuk diajak bekerja sama. Influencer sangat mengandalkan teknik word of mouth, yaitu teknik persuasif dengan kata-kata.
Hal ini termasuk ulasan produk yang diberikan tampak adil dan seimbang, selektif dengan produk yang dipromosikan, serta menjaga image dan minim kontroversi.
Jika perkataannya tak bisa dipercaya atau terdengar meragukan, maka dia bukanlah influencer yang tepat.
#5 Bertanggung jawab
Influencer harus bertanggung jawab terhadap konten dan audiensnya, termasuk rajin dan menunjukkan sikap yang ramah saat berinteraksi dengan audiensnya.
Jenis-jenis Influencer
Dikutip dari Sprout Social, ada empat jenis influencer berdasarkan jumlah followers-nya:
- Mega influencer
Disebut juga dengan celebrity influencer, yang meliputi aktor, musisi, atlet, public figure.
Mega influencer memiliki jumlah followers di atas satu juga, sehingga bisa mendapatkan benefit yang lebih luas.
Namun celebrity influencer memiliki rate card yang tinggi, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan tipe influencer lainnya.
- Macro-influencer
Macro-influencer biasanya merupakan orang-orang yang ahli atau sudah lama fokus pada niche tertentu. Followers macro-influencer berkisar antara 100.000 hingga 1 juta.
Macro-influencer menawarkan pendekatan yang lebih bertarget, karena audiens mereka biasanya memiliki minat yang sama.
- Micro-influencer
Micro-influencer adalah influencer yang baru naik daun, dengan jumlah followers sekitar 10.000 hingga 100.000. Biasanya mereka lebih dulu dikenal di satu platform media sosial, seperti TikTok, Instagram, atau YouTube.
Micro-influencer biasanya memiliki konten yang kreatif, interaksi audiens yang kuat dan tulus, serta biaya yang lebih rendah sehingga banyak disenangi pebisnis.
- Nano-influencer
Nano-influencer memiliki kurang dari 10.000 followers. Namun sering kali mereka memiliki hubungan yang kuat dengan audiens karena konten menariknya.
Nano-influencer cocok untuk bisnis yang ingin menargetkan komunitas dan demografi tertentu dengan biaya yang sangat terjangkau.
Contoh Influencer Marketing
Contoh influencer marketing yang paling terkenal adalah Cristiano Ronaldo. Sebagai atlet sepak bola ternama, Ronaldo tercatat ikut bekerja sama dengan berbagai brand ternama dari berbagai aspek.
Beberapa brand yang pernah bekerja sama dengan Ronaldo adalah perusahaan nutrisi global Herbalife, lini busana mewah Armani, serta perusahaan alat olahraga Nike.
Contoh influencer dari Indonesia adalah Cinta Laura. Dikenal sebagai artis yang sederhana, dermawan, cerdas, dan mandiri, banyak orang menggemari Cinta Laura.
Karena hal itulah Cinta Laura kerap diajak bekerja sama dengan berbagai perusahaan, di antaranya sebagai brand ambassador Bank Rakyat Indonesia (BRI), perusahaan cat Avian, hingga produk investasi emas UBS Gold.
FAQ (Frequently Asked Question)
Bagaimana cara kerja influencer marketing?
Setelah marketer memutuskan influencer mana yang ingin diajak kerja sama, mereka akan menghubungi influencer tersebut untuk mendiskusikan penawaran kerja sama.
Setelah mencapai kesepakatan kedua belah pihak, selanjutnya influencer dan timnya mulai menyiapkan draft konten sesuai permintaan marketer.
Misalnya, kerja sama berupa mem-postingreels berdurasi 1 menit dengan format story telling. Setelah draft disetujui, influencer menjadwalkan posting-an tersebut di hari yang disepakati bersama dengan caption yang diberikan marketer.