Aplikasi Native

Aplikasi native adalah jenis software yang dirancang khusus untuk beroperasi pada sistem operasi tertentu, seperti iOS atau Android.

Software Engineering

Mau Belajar

Software Engineering

GRATIS?

Di RevoU, tidak hanya teori, penerapan, serta career coaching. Kamu juga mendapatkan akses ke Community Hub dengan 6000+ member. Di sini, kamu akan selalu terupdate informasi seputar job openings, industry news, dan upskilling events!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Software Engineering

GRATIS?

Apa itu Aplikasi Native?

pengertian aplikasi native

Aplikasi native adalah jenis software yang dirancang khusus untuk beroperasi pada sistem operasi tertentu, seperti iOS atau Android.

Keunikan aplikasi ini terletak pada kemampuannya untuk memanfaatkan secara maksimal fitur-fitur hardware dan software dari platform yang dituju, memberikan performa lebih cepat dan meningkatkan user experience.

Aplikasi native biasanya diunduh melalui app store seperti Apple App Store atau Google Play Store. Dibandingkan dengan web app, aplikasi native memiliki kelebihan dalam hal penggunaan secara offline, tampilan yang familiar sesuai dengan pedoman desain sistem operasi, dan kontrol yang lebih baik atas orientasi, ukuran, sekaligus resolusi aplikasi.

Kelebihan Aplikasi Native

Berdasarkan Tech Target dan Snowflake, berikut kelebihan aplikasi native:

  • Performa optimal: aplikasi native dirancang khusus untuk platform tertentu, memungkinkan penggunaan sumber daya perangkat secara maksimal. Hal ini menghasilkan performa lebih cepat dan responsif, terutama dalam kecepatan pemrosesan dan grafis.
  • Meningkatkan user experience: dengan kemampuan untuk mengakses API dan fitur perangkat secara langsung, aplikasi native dapat menyediakan user interface yang lebih intuitif dan interaktif, disesuaikan dengan pedoman desain sistem operasi.
  • Akses penuh ke fitur perangkat: aplikasi native bisa memanfaatkan fitur-fitur khusus perangkat, seperti kamera, GPS, motion sensor, dan push notification, sehingga memberikan fungsionalitas yang lebih kaya.
  • Kemampuan bekerja offline: aplikasi native dapat beroperasi tanpa koneksi internet, memungkinkan penggunaan fitur tertentu secara offline.
  • Keamanan dan privasi lebih terjamin: dikarenakan diinstal langsung pada perangkat, aplikasi native memiliki lebih banyak kontrol atas aspek keamanan dan privasi.
  • Kualitas dan stabilitas: aplikasi native biasanya melewati proses peninjauan yang ketat sebelum disetujui dan ditampilkan di app store. Proses ini membantu memastikan kualitas dan stabilitas yang lebih tinggi di aplikasi.
  • Integrasi lebih baik dengan sistem operasi: aplikasi native dapat terintegrasi secara mendalam dengan fitur sistem operasi, seperti Siri atau Google Assistant, memberikan pengalaman yang lebih smooth bagi user.

Kekurangan Aplikasi Native

Selain kelebihannya, ada juga beberapa kekurangan aplikasi native yang perlu diperhatikan:

  • Pengembangan berbasis platform: aplikasi native harus dikembangkan secara terpisah untuk setiap platform (seperti iOS dan Android). Artinya, diperlukan lebih banyak sumber daya dan waktu pengembangan. Hal ini dapat meningkatkan biaya serta kompleksitas proyek.
  • Maintenance dan update: setiap kali ada pembaruan atau perubahan, aplikasi native harus diperbarui untuk setiap platform secara terpisah. Ini menambah maintenance burden dan memerlukan proses pembaruan yang lebih sering.
  • Biaya pengembangan lebih tinggi: karena membutuhkan pengembangan terpisah untuk setiap platform, biaya pengembangan aplikasi native cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan web app.
  • Ketergantungan pada app store: aplikasi native biasanya didistribusikan melalui app store seperti Apple App Store atau Google Play Store, yang berarti harus mematuhi pedoman dan persyaratan app store tersebut. Hal ini bisa membatasi beberapa aspek pengembangan dan distribusi aplikasi.
  • Waktu download dan instalasi: user harus mendownload dan menginstal aplikasi native dari app store, yang bisa memakan waktu dan memerlukan ruang penyimpanan tambahan pada perangkat.
  • Keterbatasan fleksibilitas: karena aplikasi native dikembangkan khusus untuk satu platform, aplikasi ini memiliki keterbatasan dalam hal fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan platform lain.

Bahasa Pemrograman Aplikasi Native

Bahasa pemrograman yang digunakan dalam pengembangan aplikasi native sangat bergantung pada platform yang ditargetkan. Berikut beberapa bahasa pemrograman utama yang sering dipakai dalam pengembangan aplikasi native:

iOS (Apple):

  • Swift: diperkenalkan oleh Apple pada tahun 2014, Swift sekarang menjadi bahasa pemrograman utama untuk pengembangan iOS. Swift dirancang untuk menjadi lebih aman, cepat, dan interaktif, dan telah mendapatkan popularitas karena sintaksnya yang clean.

Android (Google):

  • Java: selama bertahun-tahun, Java adalah bahasa pemrograman utama untuk pengembangan aplikasi Android. Java digunakan secara luas karena portabilitasnya, sehingga banyak developer sudah familiar dengan bahasa ini.
  • Kotlin: Google mengumumkan Kotlin sebagai bahasa pemrograman resmi untuk pengembangan Android pada tahun 2017. Bahasa ini dirancang untuk bekerja dengan Java, menawarkan beberapa keuntungan seperti sintaks yang lebih clean, pengurangan boilerplate code, dan penanganan kesalahan yang lebih baik.

Windows (Microsoft):

  • C#: C## menjadi bahasa pemrograman yang sering diterapkan untuk pengembangan aplikasi native Windows. C# adalah bahasa yang kuat dan serbaguna, dengan dukungan yang baik dari Microsoft.
  • C++: C++ juga digunakan dalam pengembangan aplikasi Windows, terutama untuk aplikasi yang membutuhkan tingkat kinerja tinggi.

FAQ (Frequently Asked Question)

Apa saja tools untuk membuat aplikasi native?

Dalam pengembangan aplikasi native, ada berbagai tool yang membantu dalam proses pembuatan, pengujian, dan penerapan aplikasi:

Untuk iOS (Apple):

  • Xcode: ini adalah integrated development environment (IDE) resmi dari Apple untuk iOS. Xcode menyediakan editor kode, interface builder, pengelolaan aset, dan alat debugging. Xcode mendukung Swift dan Objective-C.
  • AppCode: ini adalah IDE alternatif dari JetBrains untuk pengembangan iOS/macOS, mendukung bahasa pemrograman Swift, Objective-C, C++, dan JavaScript.

Untuk Android (Google):

  • Android Studio: ini adalah IDE resmi dari Google untuk pengembangan Android. Android Studio menyediakan editor kode yang canggih, emulator, alat analisis kode, dan banyak fitur lainnya. Mendukung Kotlin, Java, dan C++.
  • IntelliJ IDEA: meskipun Android Studio berbasis IntelliJ IDEA, versi lengkap IntelliJ IDEA juga mendukung pengembangan Android dan menawarkan fitur tambahan.

Cross-platform tools:

  • React Native: ini adalah framework yang memungkinkan pengembangan aplikasi native menggunakan JavaScript. React Native menyediakan komponen UI native dan akses ke fitur perangkat native.
  • Flutter: Flutter adalah framework dari Google yang menggunakan bahasa Dart untuk membuat aplikasi native cross-platform. Flutter menawarkan UI yang kaya dan performa mendekati aplikasi native murni.

Tool testing dan debugging:

  • Espresso (untuk Android): ini adalah framework UI testing, menyediakan API untuk menulis skenario UI yang dapat dijalankan.
  • XCTest (untuk iOS): ini adalah framework testing yang terintegrasi dengan Xcode, memungkinkan unit testing dan UI testing.

Manajemen source code dan kolaborasi:

  • Git: Git adalah sistem version control yang populer untuk manajemen source code.
  • GitHub/GitLab/Bitbucket: platform ini menyediakan hosting untuk repositori Git, serta alat kolaborasi dan integrasi berkelanjutan (CI/CD).

Tool UI/UX design:

Tool monitoring dan analisis:

  • Firebase: platform dari Google yang menyediakan alat untuk analisis, pengujian, marketing, dan monitoring aplikasi.
  • Crashlytics: alat untuk monitoring crash dan analisis masalah dalam aplikasi.

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:

Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:
Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:

Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Software Engineering

Di RevoU, tidak hanya teori, penerapan, serta career coaching. Kamu juga mendapatkan akses ke Community Hub dengan 6000+ member. Di sini, kamu akan selalu terupdate informasi seputar job openings, industry news, dan upskilling events!
ikut kursus gratis
Menu