Apa itu Prototype?
Prototype adalah replika atau model kerja sederhana dari produk software yang sesungguhnya. Prototype dibangun untuk tujuan demonstrasi dan sebagai bagian dari proses pengembangan perangkat lunak (software development).
Produk yang ada di prototype umumnya masih berupa gambaran kasar, fungsionalitas terbatas, dan belum memiliki kinerja yang efisien dibandingkan dengan produk akhir. Itu sebabnya prototype tidak merincikan tentang kebutuhan input, pemrosesan, maupun output.
Adanya prototype memudahkan stakeholder dalam mendapatkan gambaran sederhana tentang bentuk dan cara kerja software.
Dalam pembuatan modelnya, prototype membutuhkan feedback pengguna sedetail mungkin agar bisa membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Manfaat Prototype
Dirangkum dari Scaler dan Javatpoint, berikut manfaat dari prototype:
- Pengguna memiliki gambaran tentang hasil produk akhir, sehingga perusahaan bisa memastikan produk akhir sudah sesuai dengan kepuasan pengguna.
- Prototype yang sudah dikembangkan dapat digunakan kembali untuk proyek yang lebih besar di masa mendatang.
- Ada ruang dan waktu khusus yang disediakan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan baru.
- Dikarenakan pengguna terlibat secara aktif, perusahaan dapat mengidentifikasi kemungkinan terjadinya error saat penggunaan software dan fungsi yang belum lengkap.
- Mengurangi biaya pemeliharaan karena kesalahan dapat dideteksi jauh lebih awal.
Jenis-jenis Prototype
Dilansir dari Scaler, ada empat jenis prototype, yaitu:
Rapid throwaway prototype
Rapid throwaway prototype menggunakan seminimal mungkin usaha dengan hanya mengumpulkan persyaratan/kriteria dasar. Hasil dari prototype mendemonstrasikan gambaran awal tentang bagaimana kriteria produk akan terlihat secara visual.
Meski hanya persyaratan dasar, feedback dari pengguna tetap akan memengaruhi dan menentukan perubahan apa saja yang perlu dilakukan. Feedback juga memungkinkan prototype dibangun lagi dari awal sampai benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Evolutionary prototype
Evolutionary prototype memiliki fungsi yang terbatas. Prototype yang dikembangkan adalah dasar dalam membuat prototype di masa mendatang untuk membangun sistem secara menyeluruh.
Ketika ada persyaratan lain dari feedback pengguna, fitur-fitur baru akan ditingkatkan secara berkala, sehingga memungkinkan developer menghemat waktu dan tenaga.
Jenis prototype ini berguna untuk proyek yang melibatkan penggunaan teknologi baru dan proyek-proyek kompleks, di mana permintaan belum diketahui dengan jelas di awal.
Incremental prototype
Incremental prototype membagi model yang dikembangkan menjadi prototype yang lebih kecil dan selanjutnya diproduksi secara terpisah.
Jika semua prototype kecil sudah selesai, prototype digabungkan menjadi satu produk.
Strategi ini membantu mempersingkat waktu feedback antara pengguna dan tim pengembangan software. Selain itu, waktu yang dibutuhkan dari awal sampai perilisan produk juga lebih cepat karena semua bagian sistem dari masing-masing prototype diuji secara paralel.
Extreme prototype
Industri web development sering menggunakan extreme prototype dan membaginya dalam tiga tahap:
- Tahap pertama: membuat prototype dasar yang berisi semua halaman berformat HTML.
- Tahap kedua: lapisan prototype service digunakan untuk mensimulasikan pemrosesan data.
- Tahap ketiga: layanan diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam prototype akhir.
Contoh Prototype Produk
Berikut adalah contoh prototype yang paling sering digunakan:
Wireframe
Wireframe adalah diagram dari produk yang sering digunakan untuk merencanakan website dan mobile app. Prototype digunakan untuk menunjukkan versi sederhana dari tampilan dan letak teks, gambar, button, serta fitur-fitur lain yang direncanakan.
Dengan menggunakan prototype, tim internal dan para eksekutif mendapatkan gambaran yang lebih rinci tentang cara kerja software, sehingga mereka bisa memberikan saran untuk peningkatan.
Landing page
Landing page contoh prototype two-in-one. Artinya, perusahaan bisa membuat landing page sambil menjalankan berbagai strategi marketing, seperti menjalankan iklan PPC.
Ini berguna untuk mengetahui apakah audiens memang tertarik dengan produk/layanan bisnis yang sebenarnya masih direncanakan.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apa saja tahapan prototype?
Scaler menjelaskan tahapan prototype sebagai berikut:
#1 Mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan
Langkah pertama dalam membangun model prototype adalah mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan pengguna secara terperinci. Di tahap ini, perusahaan akan melakukan survei untuk mengumpulkan dan menentukan persyaratan dalam pembuatan software.
#2 Membuat desain awal
Pada tahap kedua, desain awal atau kasar prototype akan dibuat. Desain dibuat sesederhana mungkin karena ini hanya memberi pengguna gambaran singkat tentang sistem.
#3 Membangun prototype
Setelah informasi dari langkah-langkah sebelumnya sudah terkumpul, prototype mulai dibuat. Ini baru berupa model kerja kecil dari keseluruhan sistem perangkat lunak yang sedang dibangun.
#4 Mengevaluasi pengguna
Jika prototype selesai dibangun, prototype akan dipresentasikan atau ditunjukkan kepada pengguna sebagai evaluasi awal. Di sini, perusahaan bisa menemukan kekuatan dan kelemahan yang ada dalam model kerjanya. Pengguna juga dapat memberikan kritik maupun saran kepada developer.
#5 Menyempurnakan prototype
Feedback yang sudah didapatkan dari pengguna dikumpulkan lalu digunakan sebagai bahan perbaikan. Tahap ini terus dilakukan secara berulang sampai benar-benar sudah memenuhi semua persyaratan dan mencapai produk akhir yang dibutuhkan pengguna.
#6 Membuat produk akhir dan pemeliharaan
Setelah mengembangkan sistem berdasarkan prototype akhir, sistem mulai diimplementasikan dan diuji secara menyeluruh. Jika semua proses sudah selesai, developer perlu melakukan pemeliharaan dan perawatan rutin untuk meminimalkan terjadinya system error.