Vanity Metrics

Vanity metrics tampak mengesankan pada permukaan, tetapi tidak memberikan insight yang substantif bagi bisnis. Mengapa harus menghindari vanity metrics dan bagaimana ciri-cirinya? Simak artikel berikut!

Digital Marketing

Mau Belajar

Digital Marketing

GRATIS?

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Digital Marketing

GRATIS?

Apa itu Vanity Metrics?

Vanity metrics adalah metrik yang tampak mengesankan pada permukaan, tetapi tidak memberikan insight yang substantif atau bermanfaat untuk pengambilan keputusan bisnis.

Metrik ini sering kali meliputi data seperti jumlah followers di media sosial, pageviews, atau total pelanggan, yang mungkin terlihat menarik namun tidak secara langsung mengindikasikan performa atau pertumbuhan bisnis.

Karakteristik utama dari vanity metrics adalah tidak memengaruhi keputusan strategis dalam bisnis, karena tidak terkait dengan tujuan bisnis inti atau tidak memberikan konteks yang cukup untuk memahami keberhasilan strategis.

Meskipun angka-angka ini dapat meningkatkan persepsi eksternal tentang kesuksesan sebuah perusahaan, metrik tersebut biasanya justru menyesatkan dan dapat mengalihkan fokus dari metrik yang lebih nyata dan berdasar atau "actionable metrics" yang benar-benar mencerminkan kesehatan dan keberhasilan bisnis dalam jangka panjang.

Mengapa Harus Menghindari Vanity Metrics?

Inilah mengapa perusahaan harus menghindari vanity metrics:

  • Menyesatkan dan tidak akurat: vanity metrics sering memberikan gambaran positif yang tidak akurat tentang performa bisnis, seperti jumlah user terdaftar atau pageviews, yang tidak menunjukkan kualitas interaksi atau kontribusi nyata terhadap bisnis​​.
  • Tidak membantu dalam pengambilan keputusan: metrik ini tidak memberikan konteks atau insight yang cukup untuk membuat strategi bisnis atau peningkatan produk yang efektif, sehingga kurang berguna untuk keputusan-keputusan strategis​​.
  • Menciptakan ilusi kesuksesan: fokus pada vanity metrics dapat mengalihkan perhatian dari area penting yang membutuhkan resources dan perbaikan, seperti user engagement dan customer retention.
  • Pengabaian masalah nyata: ketika tim hanya menyampaikan berita baik melalui vanity metrics, hal ini dapat membuat tim abai terhadap masalah yang nyata bagi bisnis.
  • Penggunaan sumber daya yang tidak efisien: menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam mengukur dan mencoba meningkatkan vanity metrics bisa menguras sumber daya yang seharusnya dialokasikan untuk area lebih penting yang memengaruhi kesuksesan bisnis jangka panjang.

Ciri-ciri Vanity Metrics

Berikut beberapa ciri utama dari vanity metrics:

  • Kurang substansial: vanity metrics umumnya terlihat mengesankan secara permukaan, tetapi tidak memberikan insight mendalam mengenai performa sebenarnya dari sebuah produk.
  • Sederhana dalam pengukuran: metrik ini cenderung mudah diukur dan mengesampingkan konteks lebih kompleks, yang diperlukan untuk analisis mendalam​​.
  • Menyesatkan: vanity metrics dapat memberikan kesan performa sedang meningkat, meskipun kenyataannya tidak memberikan impact nyata terhadap produk bisnis​​.
  • Tidak mengarah pada action: vanity metrics tidak mengarah pada pembelajaran atau peningkatan produk, karena tidak terkait dengan tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan produk bisnis​​.
  • Mudah untuk dimanipulasi: vanity metrics bisa dengan mudah dimanipulasi atau dibeli, seperti membeli followers atau pageviews, yang tidak benar-benar mencerminkan engagement atau user intent.

Contoh-contoh Vanity Metrics

Contoh-contoh vanity metrics yang sering ditemui dalam bisnis meliputi:

  • Pageviews: meskipun tampak mengesankan, metrik ini tidak selalu mencerminkan engagement atau conversion. Tanpa konteks lebih lanjut seperti conversion rate atau time on page, pageviews sendiri tidak memberikan banyak insight strategis​.
  • Jumlah followers media sosial: biasanya jumlah followers di platform seperti Instagram atau Twitter digunakan untuk mengukur popularitas. Namun, angka ini bisa dengan mudah dimanipulasi dan tidak selalu mencerminkan engagement atau loyalitas followers.
  • Total pelanggan: metrik ini menghitung jumlah total pelanggan tanpa mempertimbangkan berapa banyak di antaranya yang aktif atau berkontribusi pada pendapatan berkelanjutan. Seperti halnya dengan pageviews, tanpa konteks tambahan, metrik ini tidak memberikan insight yang cukup tentang performa bisnis sebenarnya​​.
  • Total download atau pembelian: serupa dengan total pelanggan, mengukur total download atau pembelian software, game, maupun aplikasi memberikan gambaran yang terlalu umum. Metrik ini tidak memperhitungkan berapa banyak user yang terus menggunakan produk setelah men-download atau berapa banyak yang benar-benar puas dengan produk tersebut​​.

FAQ (Frequently Asked Question)

Bagaimana cara membedakan vanity metrics vs actionable metrics?

Vanity metrics merupakan metrik yang menampilkan data yang terlihat mengesankan secara permukaan, tetapi tidak memberikan informasi mendalam atau berguna untuk pengambilan keputusan strategis bisnis.

Di sisi lain, actionable metrics adalah metrik yang memberikan informasi yang dapat digunakan langsung untuk membuat keputusan bisnis yang informasi. Actionable metrics terkait dengan tujuan bisnis spesifik dan membantu mengarahkan strategi, operasi, serta peningkatan. Metrik ini memberikan data yang dapat diukur, dapat diulang, dan memiliki dampak langsung terhadap efektivitas dan efisiensi perusahaan.

Berikut perbedaan antara vanity metrics dan actionable metrics:

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Digital Marketing

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!
ikut kursus gratis
Daftar Isi