Pilihan karir untuk pemegang sertifikasi data analytics sebetulnya tidak terbatas untuk data analyst saja, kamu juga bisa berspesialisasi di bidang-bidang tertentu semisal marketing analyst.
Dari situ, cari tahu keterampilan apa yang paling penting untuk kamu kuasai, serta jenjang karir seperti apa yang ingin kamu capai.
Dengan begitu, kamu akan lebih mudah menentukan program sertifikasi mana yang bisa memenuhi ekspektasimu.
Apa kata alumni program tersebut?
Review sites seperti Google Reviews, Switch Up, dan Course Report.
Alumni bootcamp melalui LinkedIn, dengan cara #1 buka page bootcamp tersebut, #2 klik tab “alumni”, dan #3 temukan list alumni dari bootcamp tersebut.
Bagaimana format kelas programnya?
Full Time vs Part Time - full time memerlukan komitmen waktu yang lebih besar dibanding part time. Kelas part time lebih fleksibel dan cocok untuk mereka yang punya kesibukan pada jam kerja.
Offline Tatap Muka vs Online - kelas tatap muka mewajibkan students untuk datang ke lokasi, sedangkan online hanya memerlukan internet dan students bisa ikut kelas dari mana saja.
LIVE vs Recording - pada kelas LIVE, students dapat berinteraksi secara real time dengan instruktur dan siswa lainnya, sedangkan recording berarti sesi kelas berbentuk rekaman.
Siapa praktisi data analytics yang terlibat dalam program tersebut, terutama dalam pembuatan kurikulum?
Bagaimana profil pengajar dalam program tersebut?
Fasilitas lain apa saja yang dapat menunjang proses belajarmu?
Adakah sumber belajar yang mereka sediakan untuk publik?
1. Lampirkan formulir pendaftaran
Sudah yakin dengan pilihanmu? Saatnya mendaftar sebagai peserta. Langsung kunjungi website resmi penyelenggara dan submit formulir pendaftaran di sana.
2. Lanjut ke bagian inti dalam sertifikasi
Di beberapa tempat, program sertifikasi data analytics me-training individu untuk memonitor kualitas lulusannya. Dengan menyediakan langsung pengajar dan kurikulumnya, lembaga sertifikasi bisa menjaga standar talent-talent yang mereka bina.
Pastikan kamu mempelajari dengan detail bahan ajarnya sebelum kelas dimulai. Catat hal-hal yang paling ingin kamu perdalam. Dengan cara itu, kamu bisa memprioritaskan apa yang ingin kamu tanyakan langsung ke pengajar di kelas nanti.
3. Mengerjakan project dan tes
Tanpa kedua hal ini, program sertifikasi akan kehilangan fungsi utamanya. Sebelum berhak mendapat sertifikat data analytics, kamu akan diminta mengerjakan project dan tes atau studi kasus.
Hal-hal itu akan sangat memperlihatkan caramu dalam mengelola data, mengekstrak makna dari data, dan memvisualisasikannya kepada semua stakeholder.
Setiap program sertifikasi punya kualitas yang berbeda-beda. Jika suatu program sertifikasi mensyaratkan ikut kelas/bootcamp, kamu bisa mengecek langsung lewat kelengkapan kurikulumnya.
Dari situ, kamu bisa menilai apakah materinya sesuai kebutuhan riil di dunia kerja. Pastikan, siapa yang merancang kurikulumnya? Apakah akan ada semacam tes atau project yang akan menguji pemahamanmu terhadap materi belajar?
Jika semua itu sudah jelas maka dengan sendirinya sertifikat dari penyelenggara akan jadi added value untukmu. Sertifikat bukan lagi sekadar selembar kertas tapi bukti bahwa kamu sudah melewati serangkaian tahapan dan syarat untuk berkarir sebagai data analyst profesional.
Baca cerita alumni RevoU yang sudah merasakan hasil nyata dari ikut sertifikasi:
Kamu ingin bekerja di bidang analisis data, tapi gelar jurusanmu tidak bersentuhan dengan data sama sekali?
Di Indonesia memang belum ada jurusan kuliah spesifik untuk data analytics. Hanya ada beberapa jurusan yang mempelajari sebagian keterampilan fundamental dalam data analytics, di antaranya Jurusan Matematika dan Jurusan Statistik.
Bagi yang bukan lulusan kedua jurusan itu, bukan berarti peluangmu tertutup. Dengan ikut program sertifikasi atau bootcamp, kamu akan langsung belajar pengetahuan praktis yang memang masuk kualifikasi pekerjaan seorang data analyst.
Lantas, apakah terlambat kalau baru belajar data analytics selepas lulus kuliah? Bedanya dengan pendidikan formal, program belajar di bootcamp lebih singkat namun intensif. Sepanjang program, peserta akan melewati siklus belajar yang terstruktur: belajar teori -> praktik lewat portfolio projects -> presentasi.
Di akhir program, kamu akan mendapat sertifikat yang bisa memverifikasi keterampilan dan kompetensimu.