NGINX

NGINX terkenal karena arsitektur event-driven yang efisien dalam mengelola banyak koneksi secara simultan. Pahami fungsi, kelebihan, kekurangan, dan contoh penggunaan NGINX di sini!

Software Engineering

Mau Belajar

Software Engineering

GRATIS?

Di RevoU, tidak hanya teori, penerapan, serta career coaching. Kamu juga mendapatkan akses ke Community Hub dengan 6000+ member. Di sini, kamu akan selalu terupdate informasi seputar job openings, industry news, dan upskilling events!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Software Engineering

GRATIS?

Apa itu NGINX?

NGINX adalah software web server open-source yang juga berfungsi sebagai reverse proxy, load balancer, dan HTTP cache, terkenal karena arsitektur event-driven yang efisien dalam mengelola banyak koneksi secara simultan.

Software ini beroperasi pada arsitektur yang ringan dan asinkron, yang memungkinkannya menangani ribuan koneksi simultan dengan penggunaan sumber daya sangat rendah dibandingkan dengan web server tradisional seperti Apache.

NGINX dilengkapi dengan kemampuan seperti load balancing, caching, dan SSL/TLS termination, membuatnya ideal untuk digunakan sebagai reverse proxy dan gateway untuk web app modern.

Dengan konfigurasi yang fleksibel dan dukungan di berbagai protokol, NGINX cocok untuk website yang membutuhkan pengiriman konten secara cepat dan dapat diandalkan, serta aplikasi yang memerlukan skalabilitas dan manajemen traffic kompleks. 

Fungsi NGINX

Fungsi utama NGINX dalam berbagai penggunaan web dan aplikasi adalah:

  • Reverse proxy: NGINX dapat bertindak sebagai perantara antara klien internet dan server yang melayani konten.
  • Load balancer: mampu mendistribusikan traffic masuk ke beberapa server backend, NGINX memastikan tidak ada satu server pun yang terbebani, yang meningkatkan availability dan keandalan aplikasi.
  • Pengelolaan konten statis: NGINX efisien dalam melayani konten statis seperti gambar, JavaScript, dan CSS, yang bisa menangani jumlah permintaan besar dengan penggunaan resources rendah.
  • Web server: disamping sebagai reverse proxy dan load balancer, NGINX juga berfungsi sebagai web server mandiri yang mampu mengelola website.
  • Penanganan HTTPS: NGINX mendukung enkripsi SSL/TLS untuk menawarkan koneksi yang aman antara user dan server.
  • Caching: NGINX dapat menyimpan konten yang sering diakses di cache server untuk respons yang lebih cepat dan efisiensi bandwidth.
  • Kompresi: NGINX bisa mengompresi file HTML, CSS, dan JavaScript sebelum mengirimkannya ke klien, yang membantu mempercepat waktu load halaman.

Kelebihan NGINX

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut kelebihan NGINX:

  • Arsitektur event-driven: NGINX menggunakan arsitektur berbasis event-driven. Artinya, server akan merespons ketika terjadi event atau kejadian tertentu, seperti permintaan jaringan dari user. Hal ini memungkinkan mengelola koneksi secara bersamaan.
  • Ringan: dengan arsitekturnya yang ringan, NGINX terkenal dengan penggunaan resources yang minimal, membuatnya ideal untuk situasi dengan load traffic tinggi tanpa memerlukan hardware yang berat.
  • Load balancing: NGINX adalah load balancer yang efektif, mampu mendistribusikan permintaan masuk ke beberapa server untuk mencegah kelebihan beban pada server tunggal dan dapat meningkatkan kestabilan.
  • Pengelolaan konten statis yang efisien: NGINX efisien dalam melayani konten statis, seperti HTML, CSS, dan file gambar, yang sering kali mempercepat waktu load untuk user.
  • Kemampuan reverse proxy: Sebagai reverse proxy, NGINX bisa meningkatkan keamanan, dengan berfungsi sebagai perantara antara user dan server aplikasi yang juga membantu caching dan enkripsi SSL/TLS.
  • Skalabilitas: arsitektur NGINX mendukung peningkatan workload dengan mudah.

Kekurangan NGINX

Meskipun memiliki banyak kelebihan, terdapat kekurangan NGINX yang perlu dipertimbangkan sebelum memilihnya:

  • Konfigurasi yang kompleks: NGINX dikenal dengan konfigurasinya yang cukup rumit dibandingkan dengan web server lain seperti Apache. Hal ini mempersulit bagi mereka yang belum terbiasa dengan pengaturan teknisnya.
  • Pengelolaan konten dinamis yang terbatas: NGINX lebih dioptimalkan untuk melayani konten statis. Meskipun bisa dikonfigurasi untuk melayani konten dinamis, NGINX membutuhkan pengaturan tambahan yang mungkin tidak sesederhana saat menggunakan web server lain.
  • Kurangnya support untuk .htaccess: berbeda dengan Apache, NGINX tidak mendukung penggunaan file .htaccess yang memungkinkan perubahan konfigurasi per direktori, di mana semua perubahan konfigurasi harus dilakukan pada level server, yang bisa lebih merepotkan dalam pengelolaan sehari-hari.

Contoh Penggunaan NGINX

Inilah beberapa contoh penggunaan NGINX:

  • Web server untuk konten statis: NGINX sangat efisien dalam menyajikan file statis seperti HTML, CSS, dan gambar. Banyak website yang membutuhkan loading halaman cepat mengandalkan NGINX karena kemampuannya dalam menangani file statis ini.
  • Manajemen konten dinamis: meskipun bukan penggunaan utama, NGINX dapat dikonfigurasi untuk menangani konten dinamis melalui FastCGI, uwsgi, dan SCGI,, yang memproses script seperti PHP atau Python sebelum mengirim konten dinamis ke user.
  • Peningkatan keamanan: sebagai gateway, NGINX bisa mengatur batasan rate dan membatasi akses berdasarkan IP user atau parameter lain, sehingga membantu mencegah serangan DDoS, memastikan hanya traffic yang sah yang mencapai server aplikasi.
  • Penerapan microservices: dalam arsitektur microservices, NGINX sering dipakai sebagai gateway antara layanan klien dan berbagai layanan microservices, memfasilitasi komunikasi yang aman antara layanan-layanan tersebut dengan mengelola autentikasi, monitoring, dan routing permintaan.
  • Optimasi performa HTTPS: NGINX mendukung SSL/TLS termination, di mana enkripsi dan dekripsi SSL dilakukan di tingkat load balancer sebelum traffic mencapai server aplikasi. Ini mengurangi beban pada server aplikasi dan mempercepat waktu respons.

FAQ (Frequently Asked Question)

Bagaimana cara kerja NGINX?

Berikut cara kerja NGINX:

  • Proses master dan worker: NGINX dijalankan dengan satu proses master yang mengawasi satu atau lebih proses worker. Proses master bertanggung jawab untuk membaca konfigurasi dan memelihara proses worker, sementara worker processes menangani permintaan aktual dari klien.
  • Pengelolaan permintaan secara bersamaan: worker processes pada NGINX dapat menangani ribuan permintaan secara simultan berkat pendekatannya yang non-blocking dan asynchronous. Hal ini mengurangi kebutuhan untuk switching antar threads yang sering membebani sistem.
  • Reverse proxy dan load balancer: NGINX biasanya dipakai sebagai reverse proxy yang menerima permintaan dari klien dan mengirimkannya ke server lain di belakangnya. Ini juga dapat bertindak sebagai load balancer yang mendistribusikan permintaan ke berbagai server backend untuk mengoptimalkan waktu respons dan penggunaan resources.
  • Pengelolaan konten statis dan dinamis: NGINX efisien dalam melayani konten statis langsung dari cache, yang mempercepat waktu loading dan mengurangi beban pada server backend. Untuk konten dinamis, NGINX berkomunikasi dengan server aplikasi melalui mekanisme seperti FastCGI, uWSGI, atau modul-modul serupa.
  • Pengaturan dan konfigurasi: konfigurasi NGINX ditulis dalam format teks yang mudah dimengerti dan disimpan dalam file konfigurasi. Perubahan dalam konfigurasi memerlukan proses reload atau restart dari proses master untuk diterapkan.

Apa perbedaan NGINX dan Apache?

NGINX dirancang dengan arsitektur yang asinkron dan berbasis event-driven, efisien dalam mengelola banyak koneksi secara simultan dengan menggunakan sumber daya yang minim. Software ini ideal untuk situs dengan traffic tinggi dan aplikasi yang memerlukan penanganan koneksi banyak.

Di sisi lain, Apache adalah web server open source yang menggunakan model berbasis proses atau thread, memungkinkannya untuk menjadi sangat konfiguratif dan fleksibel. Apache mendukung konfigurasi dinamis melalui file .htaccess dan modul yang dapat dimuat secara dinamis, sehingga cocok untuk hosting yang memerlukan konfigurasi yang dapat diubah-ubah dan mudah diatur sesuai kebutuhan user.

Berikut tabel yang membandingkan perbedaan antara NGINX dan Apache:

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Software Engineering

Di RevoU, tidak hanya teori, penerapan, serta career coaching. Kamu juga mendapatkan akses ke Community Hub dengan 6000+ member. Di sini, kamu akan selalu terupdate informasi seputar job openings, industry news, dan upskilling events!
ikut kursus gratis
Daftar Isi