Apa itu Open Source?
Software open source telah digunakan selama beberapa dekade, dan penerapannya dimulai sejak masa awal komputasi pada tahun 1960-an.
Pada dasarnya, open source adalah sebuah program yang kode dasarnya dapat dengan bebas digunakan dan dimodifikasi oleh siapapun.
Konsep open source memiliki dampak positif terhadap revolusi pengembangan software dan memfasilitasi kolaborasi antar developer.
Saat ini, ada banyak sekali proyek open source yang tersedia di berbagai bidang IT, seperti web development, data science, dan artificial intelligence (AI)
Jenis-jenis Software Open Source
Terdapat banyak software open source, dan berdasarkan altexsoft.com, jenis-jenis software open source yang sering dijumpai adalah:
- Sistem operasi: sistem yang mengelola dan memberikan layanan untuk suatu hardware dan software komputer.
- Web server: program yang menyediakan server suatu website melalui internet atau jaringan.
- Database system: software yang mengelola penyimpanan dan pengambilan data dengan cara yang terstruktur.
- Mobile development framework: seperangkat alat yang digunakan developer untuk membuat aplikasi untuk smartphone dan tablet.
- QA automation tool: software yang membantu otomatisasi software testing untuk meningkatkan performa.
- Big data analytics tool: software yang membantu memproses dan menganalisis big data.
- Office software suite: kumpulan aplikasi software yang digunakan untuk keperluan kantor seperti software spreadsheet dan presentasi.
- Content Management System (CMS): software yang membantu mengelola konten digital.
- Enterprise Resource Planning (ERP) tool: software yang membantu mengelola jalannya bisnis dengan mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis.
- Customer Relationship Management (CRM) system: software yang membantu mengelola interaksi dengan pelanggan dan calon pelanggan
Kelebihan Open Source
Mengutip dari opensource.com, berikut ini adalah kelebihan open source:
Kontrol
Open source memberi pengguna lebih banyak kontrol atas software yang digunakan. Pengguna dapat memakai dan memodifikasi kode software open source sesuai dengan kebutuhannya.
Pelatihan
Open source software memberikan kesempatan untuk menjadi programmer yang lebih baik karena akses kode yang dapat dipelajari dan dibagikan ke orang lain.
Fleksibilitas
Open source software sering dianggap lebih fleksibel karena siapapun dapat melihat dan memodifikasi kodenya. Sehingga jika ditemukan kesalahan pada software-nya, dapat diperbaiki dengan lebih cepat.
Stabilitas
Open source software memberikan kestabilan terutama pada project yang bersifat jangka panjang karena bila developer aslinya berhenti mengembangan software-nya, akan ada developer lain yang mengerjakan software tersebut. Dengan demikian, semua stakeholder tidak perlu khawatir akan keberlangsungan project-nya.
Komunitas
Open source software dapat menginspirasi komunitas pengguna dan developer untuk mengembangkannya sehingga dapat menghasilkan lebih banyak kolaborasi dan inovasi.
Contoh Software Open Source
- Linux: sistem operasi open source yang banyak digunakan di server, komputer, dan smartphone. Sistem ini cukup fleksibel dan aman sehingga sering dipakai oleh developer, administrator sistem, dan bisnis.
- Apache: server web open source dan gratis yang banyak digunakan untuk melayani halaman web statis dan dinamis, menangani enkripsi SSL, dan permintaan proxy ke server lain.
- MySQL: sistem manajemen relational database yang populer yang digunakan untuk aplikasi web dan perangkat lunak perusahaan. Sistem ini mudah di-install dan digunakan dan mendukung berbagai bahasa pemrograman.
- React Native: framework pengembangan aplikasi mobile untuk membangun aplikasi lintas platform. Misalnya, developer dapat menulis kode sekali dan menyebarkannya di platform iOS dan Android.
- Selenium: software open source untuk mengotomatiskan browser web untuk menguji aplikasi web. Selenium mendukung banyak bahasa pemrograman, termasuk Java, Python, dan C#.
- Hadoop: software open source yang digunakan untuk menyimpan dan memproses big data di seluruh sistem terdistribusi melalui berbagai tools, seperti Hadoop Distributed File System (HDFS), MapReduce, dan YARN.
- LibreOffice: software perkantoran open source dan gratis yang mencakup berbagai aplikasi, seperti Writer, Calc, Impress, Draw, dan Base. LibreOffice kompatibel dengan berbagai format dokumen, termasuk dokumen Microsoft Office.
- WordPress: Content Management System (CMS) yang digunakan untuk membuat dan mengelola website dan blog. WordPress menyediakan berbagai macam template, tema, dan plugin.
- Odoo: software ERP yang digunakan untuk manajemen bisnis, termasuk akuntansi, manajemen inventaris, manajemen proyek, CRM, dan e-commerce.
- SuiteCRM: sistem CRM yang digunakan untuk mengelola interaksi pelanggan, penjualan, dan pemasaran dengan berbagai fitur.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apa perbedaan open source dan closed source?
Open source dan closed source adalah dua pendekatan dalam pengembangan software. Namun, keduanya memiliki perbedaan sebagai berikut:
- Open source memiliki kode yang tersedia secara bebas untuk siapapun, sementara kode pada closed source software tidak disediakan untuk umum dan hanya pihak tertentu yang dapat mengaksesnya.
- Open source software dapat digunakan dan dimodifikasi oleh siapapun, sementara itu hanya developer terkait yang dapat memodifikasi closed source software.
- Open source software dikembangkan secara kolaboratif oleh komunitas developer, sementara hanya developer tertentu yang dapat mengembangkan closed source software.
- Harga software open source cenderung rendah, sementara harga software closed source lebih tinggi.