FOMO

FOMO adalah konsep yang menggambarkan perasaan kecemasan atau ketakutan seseorang akan ketinggalan dari pengalaman atau kesempatan yang dirasakan oleh orang lain.

Digital Marketing

Mau Belajar

Digital Marketing

GRATIS?

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Digital Marketing

GRATIS?

Apa itu FOMO?

pengertian fomo

FOMO, singkatan dari "Fear of Missing Out" atau dalam bahasa Indonesia, "takut ketinggalan" adalah konsep yang menggambarkan perasaan kecemasan atau ketakutan seseorang akan ketinggalan dari pengalaman atau kesempatan yang dirasakan oleh orang lain.

Dalam dunia marketing, FOMO dimanfaatkan sebagai strategi untuk mendorong konsumen agar segera mengambil keputusan pembelian, memanfaatkan rasa takut mereka untuk ketinggalan dari penawaran terbatas atau kesempatan unik.

Teknik marketing FOMO menggabungkan urgensi, eksklusivitas, kelangkaan, dan validasi sosial untuk menciptakan campaign iklan yang persuasif. Dengan menekankan bahwa penawaran tidak akan tersedia selamanya, taktik ini dapat memperpendek proses pengambilan keputusan dan mendorong konsumen untuk berkomitmen.

Marketing FOMO tergolong efektif karena langsung menargetkan psikologi dasar manusia, yaitu ketakutan kehilangan. Dengan menciptakan rasa urgensi dan menunjukkan orang lain juga tertarik pada produk atau layanan yang sama, konsumen didorong untuk bertindak cepat agar tidak ketinggalan. Strategi ini tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga dapat meningkatkan brand awareness dan customer loyalty.

Bagaimana Memanfaatkan FOMO dalam Marketing?

Untuk memanfaatkan FOMO dalam strategi marketing, Mailchimp mengungkapkan beberapa teknik yang bisa diterapkan:.

  • Flash sale: teknik ini menawarkan diskon besar atau penawaran unik dalam waktu singkat. Karena sifatnya yang spontan dan menawarkan penghematan signifikan, flash sale bisa mendorong penjualan segera sambil membuat pelanggan tetap “siaga” untuk peluang di masa depan.
  • Limited time offer: menetapkan batas waktu pada penawaran khusus menciptakan deadline yang jelas, mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian sebelum mereka kehilangan kesempatan. Teknik ini dapat mempercepat proses pengambilan keputusan dan mendorong komitmen.
  • Exclusive access: memberikan akses eksklusif membuat pelanggan setia merasa spesial dan menjadi bagian dari grup eksklusif. Teknik ini memanfaatkan keinginan pelanggan untuk selangkah lebih maju dari customer lain, sekaligus memupuk brand loyalty.
  • Social media teaser: teaser adalah cuplikan/preview produk, promosi, atau acara yang akan datang. Dengan memberikan cukup informasi untuk membangkitkan minat followers tanpa mengungkapkan terlalu banyak, brand bisa membangun antisipasi dan rasa ingin tahu.
  • Kontes dan giveaway: kontes dan giveaway sering memiliki batas waktu pendaftaran serta hadiah terbatas. Mendorong target audiens untuk berpartisipasi dengan cepat atau melewatkan potensi hadiah dapat mendorong engagement dan meningkatkan visibilitas brand.
  • Influencer marketing: menggunakan influencer untuk mempromosikan produk atau layanan dapat memanfaatkan FOMO pelanggan. Ketika followers melihat influencer yang mereka percayai terlibat dengan produk, ini menciptakan urgensi untuk mencobanya sebelum tren hilang.
  • Real-time update: mengirimkan update secara real-time tentang ketersediaan produk, stok yang tersisa, atau jumlah orang yang melihat penawaran bisa meningkatkan rasa urgensi. Melihat item dengan peringatan stok terbatas di situs e-commerce atau menyadari ratusan penonton melihat penawaran hotel yang sama bisa mendorong customer untuk bertindak cepat sebelum kehilangan kesempatan.

Contoh Strategi FOMO Marketing

Berikut beberapa contoh strategi FOMO marketing yang dapat diaplikasikan dalam berbagai campaign:

  • Penawaran flash sale: sebuah toko online mengadakan flash sale dengan diskon besar-besaran untuk produk tertentu hanya berlaku selama 24 jam. Hal ini mendorong pelanggan untuk segera melakukan pembelian sebelum penawaran berakhir.
  • Batas waktu pada kupon diskon: sebuah restoran memberikan kupon diskon 20% untuk pelanggan yang makan di restoran tersebut sebelum pukul 5 sore. Diskon ini mendorong pelanggan untuk datang lebih awal.
  • Stok terbatas: sebuah brand pakaian mengumumkan koleksi terbatas yang hanya tersedia selama persediaan masih ada. Mereka menggunakan media sosial untuk menunjukkan jumlah stok yang menipis, mendorong pembelian segera.
  • Akses eksklusif untuk pelanggan setia: sebuah platform streaming memberikan akses eksklusif kepada pelanggan setianya untuk menonton episode baru dari sebuah serial populer sebelum dirilis untuk publik. Ini membuat pelanggan merasa spesial dan mendorong orang lain untuk bergabung menjadi pelanggan setia.
  • Kontes dengan hadiah eksklusif: Sebuah brand kosmetik mengadakan kontes di media sosial di mana pemenangnya akan mendapatkan rangkaian produk terbaru yang belum diluncurkan ke publik. Teknik ini menciptakan antusiasme dan dorongan untuk berpartisipasi.

FAQ (Frequently Asked Question)

Apa dampak negatif dari strategi FOMO pada brand?

FOMO juga memiliki dampak negatif yang harus dipertimbangkan, antara lain:

  • Persepsi negatif: penggunaan FOMO berlebihan atau terlalu agresif dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap brand. Konsumen kemungkinan merasa mereka sedang dipaksa atau dimanipulasi untuk membuat keputusan pembelian secara cepat, yang dapat menurunkan kepercayaan terhadap brand tersebut.
  • Kekecewaan konsumen: jika produk atau layanan yang dipromosikan tidak memenuhi ekspektasi yang dibangun melalui strategi FOMO, konsumen akan merasa kecewa. Kekecewaan ini bisa berdampak pada brand loyalty dan berpotensi mendorong konsumen berbagi pengalaman negatif mereka dengan orang lain.
  • Tekanan berlebihan: strategi FOMO yang terus-menerus dapat menciptakan tekanan berlebihan pada konsumen untuk terus mengikuti dan berpartisipasi dalam setiap penawaran atau promosi. Hal ini bisa menyebabkan brand fatigue, di mana konsumen mulai mengabaikan pesan marketing karena merasa terlalu banyak atau terlalu sering.
  • Ketergantungan pada diskon dan promosi: brand yang terlalu sering menggunakan FOMO sebagai strategi utama mungkin menemukan konsumen hanya merespons ketika ada promosi atau diskon. Hal ini bisa mengurangi efektivitas strategi marketing lain dan membuat brand tergantung pada diskon untuk mendorong penjualan.

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:

Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:
Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:

Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Digital Marketing

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!
ikut kursus gratis
Menu