Content Decay

Content decay terjadi saat konten yang performanya bagus dan mendatangkan banyak pengunjung mulai kehilangan daya tarik. Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?

Digital Marketing

Mau Belajar

Digital Marketing

GRATIS?

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Digital Marketing

GRATIS?

Apa itu Content Decay?

Content decay adalah fenomena di mana konten yang performanya bagus dan mendatangkan banyak pengunjung mulai kehilangan daya tarik dari audiens.

Hal ini terjadi karena konten tersebut tidak lagi relevan dengan perkembangan terkini atau tersaingi oleh konten baru.

Content decay juga terjadi pada konten evergreen (konten yang tetap bermanfaat dalam jangka panjang), baik di website maupun sosial media. Meskipun dirancang agar tetap relevan di periode yang lama, konten jenis ini juga bisa mengalami decay jika tidak diperbarui.

Oleh sebab itu, penting bagi digital marketer untuk terus memantau dan memperbarui kontennya agar tetap relevan dan efektif menarik pengunjung.

Penyebab Content Decay

Penyebab utama dari content decay bisa bervariasi. Namun, berikut beberapa faktor umum yang sering berkontribusi pada penurunan performa konten dalam digital marketing:

  • Perubahan algoritma search engine: konten yang ranking sebelumnya tinggi bisa kehilangan visibilitas jika algoritma search engine berubah, memengaruhi bagaimana konten tersebut diindeks dan ditampilkan.
  • Tren dan minat audiens bergeser: konten akan kurang relevan jika minat dan tren audiens berubah, membuat materi yang dulunya populer sudah tidak menarik bagi user.
  • Konten yang tidak di-update: konten yang tidak diperbarui dengan informasi terbaru atau tidak mengikuti teknik SEO terbaru cenderung mengalami penurunan performa.
  • Persaingan meningkat: konten baru yang lebih fresh dan relevan dapat menggeser konten lama dalam search ranking.
  • Kesalahan teknis: faktor teknis seperti broken link atau loading halaman yang lambat juga dapat mengurangi efektivitas konten dan menyebabkan penurunan traffic.

Ciri-ciri Content Decay

Memahami ciri-ciri content decay membantu bisnis untuk mengidentifikasi konten yang perlu diperbarui atau dioptimalkan. Berikut beberapa ciri dari content decay:

  • Penurunan traffic organik: penurunan jumlah visitor organik ke halaman menunjukkan konten sudah tidak efektif dalam menarik audiens.
  • Turunnya ranking di search engine: jika sebuah konten mulai turun peringkatnya dalam hasil pencarian, ini bisa menjadi indikator konten tersebut mengalami decay.
  • Penurunan engagement: penurunan metrik seperti waktu di halaman, bounce rate, dan user interaction (seperti komentar dan share), menunjukkan berkurangnya user engagement dengan konten.
  • Komentar atau feedback negatif: meningkatnya jumlah komentar atau feedback negatif dari user bisa menunjukkan konten tersebut tidak lagi memenuhi kebutuhan atau ekspektasi audiens.
  • Konten tidak lagi dibagikan: berkurangnya frekuensi sharing konten di media sosial atau melalui media lain juga menandakan konten tersebut tidak lagi relevan atau menarik bagi audiens.

FAQ (Frequently Asked Question)

Bagaimana cara mengatasi content decay?

Dilansir dari Inlinks, berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi content decay:

  • Identifikasi dan analisis konten: lakukan audit menyeluruh pada seluruh konten untuk mengidentifikasi mana yang mengalami penurunan performa. Analisis ini harus mencakup metrik seperti traffic, keyword ranking, dan user engagement.
  • Update konten: perbarui konten dengan informasi terkini dan pastikan semua data atau fakta masih akurat. Termasuk juga mengoptimalkan SEO dengan memperbarui keyword, meta deskripsi, dan elemen SEO lainnya.
  • Optimasi untuk mobile user: dengan meningkatnya penggunaan mobile device, penting untuk memastikan konten dioptimalkan untuk tampilan mobile.
  • Promosi ulang konten: setelah konten diperbarui, lakukan promosi ulang untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
  • Interlinking dengan konten lain: tingkatkan user engagement dengan melakukan interlinking konten yang diperbarui bersama konten lain yang relevan di halaman,
  • Monitoring dan evaluasi berkala: penting untuk memantau performa dan menyesuaikan konten berdasarkan feedback dan metrik yang diperoleh. Proses ini harus berlangsung secara berkelanjutan untuk memastikan konten tetap relevan dan efektif.

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Digital Marketing

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!
ikut kursus gratis
Daftar Isi