Di era digital saat ini, transformasi teknologi di BUMN dan pemerintahan menjadi kebutuhan yang mendesak.
Namun, untuk mencapai tujuan transformasi tersebut, identifikasi skill gap digital adalah langkah pertama yang wajib dilakukan.
Penelitian dari McKinsey & Company tentang transformasi digital pemerintahan menunjukkan bahwa 94% dari responden menghadapi tantangan di bawah ini, di mana 72% di antaranya adalah skill gap antara skill yang dibutuhkan perusahaan dan skill yang dimiliki departemen atau unit kerja.
Artikel ini akan mengupas tentang metode praktis yang dapat langsung diterapkan BUMN & Instansi Pemerintahan Indonesia untuk mengidentifikasi digital skill gap.
1. Audit Keterampilan Digital Internal
Lakukan audit keterampilan digital secara menyeluruh untuk memetakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap departemen atau unit kerja.
Hal ini dapat memberikan dasar yang jelas untuk merencanakan pelatihan yang tepat dan meningkatkan kesiapan tiap unit dalam menghadapi tantangan digital, serta mendukung efisiensi operasional secara keseluruhan.
Langkah-Langkah:
- Buat Daftar Keterampilan: Identifikasi keterampilan digital apa yang penting untuk setiap posisi. Berdasarkan survey McKinsey & Company, terdapat 5 area penting yang perlu diasah dalam BUMN & Pemerintahan, yaitu: Data Analytics, Executive Management, Sales & Marketing Operations, dan Product/Service Design.
- Survei Karyawan: Buat survei sederhana untuk karyawan mengenai keterampilan digital yang dikuasai dan bagaimana mereka menilai kemampuan mereka di bidang tersebut.
- Analisis Hasil Survei: Kelompokkan hasil berdasarkan level keterampilan: Pemula, Menengah, dan Ahli.
Yang dapat dilakukan segera:
Gunakan platform seperti Google Forms atau alat survei lainnya untuk mendistribusikan dan menganalisis hasil survei keterampilan digital dalam waktu 1 minggu.
2. Benchmarking dengan Standar Industri
Bandingkan keterampilan digital yang dimiliki karyawan dengan standar industri digital di sektor pemerintahan dan BUMN.
Dengan membandingkan keterampilan internal dengan standar industri, organisasi dapat memastikan keterampilan tetap relevan dan kompetitif, serta mampu mengadopsi teknologi terbaru yang diperlukan untuk kemajuan.
Langkah-Langkah:
- Teliti Tren Keterampilan: Identifikasi tren digital terbaru di sektor pemerintahan/BUMN melalui laporan industri, seperti keterampilan AI, data analytics, atau project management.
- Diskusikan dengan Ahli: Jika memungkinkan, undang pakar atau konsultan untuk membantu menentukan standar keterampilan digital yang diperlukan.
- Buat Skills Matrix: Gabungkan hasil audit dengan standar industri untuk membuat matriks keterampilan yang menunjukkan gap yang perlu diatasi.
Yang dapat dilakukan segera:
Kumpulkan data dari laporan industri seperti dari McKinsey & Company atau World Economic Forum dan buat skills matrix dalam satu bulan untuk memvisualisasikan kesenjangan keterampilan.
3. Uji Keterampilan dengan Kasus Nyata
Melakukan pengujian terhadap keterampilan karyawan melalui simulasi atau studi kasus nyata.
Pengujian ini membantu mengidentifikasi skill gap dalam konteks praktis, sehingga pelatihan yang dirancang bisa lebih tepat sasaran dan efektif dalam meningkatkan kemampuan karyawan untuk situasi dunia nyata.
Langkah-Langkah:
- Simulasi Proyek Digital: Minta tim untuk menjalankan simulasi proyek digital, seperti membangun dashboard analitik atau mengelola sistem informasi online.
- Studi Kasus: Berikan skenario yang sering dihadapi dalam transformasi digital, seperti cara mengimplementasikan platform e-government, lalu lihat bagaimana karyawan bereaksi dan menangani masalah tersebut.
- Evaluasi Hasil: Nilai bagaimana karyawan menyelesaikan masalah, serta identifikasi di mana mereka kesulitan atau membutuhkan peningkatan.
Yang dapat dilakukan segera:
Rancang simulasi digital kecil selama 2 minggu dan evaluasi hasilnya untuk mengidentifikasi keterampilan yang masih kurang.
4. Kerjasama dengan Penyedia Pelatihan Eksternal
Mengidentifikasi skill gap adalah langkah awal, namun perlu bantuan ahli untuk bisa mengatasinya dengan efektif.
Menurut riset McKinsey & Company, ada 4 hal yang paling bisa dilakukan untuk mengatasi skill gap: Reskilling karyawan saat ini, Hiring karyawan baru, Redeploying/Transfer internal, dan Kontrak Freelancer.
Namun, 53% mengatakan Reskilling adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi skill gap.
Oleh karena itu, kerjasama dengan penyedia pelatihan eksternal seperti RevoU memungkinkan organisasi untuk merancang dan mengimplementasikan program pelatihan yang spesifik dan disesuaikan, mempercepat pengembangan keterampilan, dan memenuhi kebutuhan unik organisasi secara efektif.
Langkah-Langkah:
- Cari Penyedia Pelatihan: Identifikasi penyedia pelatihan yang memiliki rekam jejak dalam meningkatkan keterampilan digital untuk sektor pemerintahan dan BUMN.
- Diskusikan Kebutuhan: Bicarakan hasil skills matrix dengan penyedia pelatihan dan rancang program pelatihan yang relevan untuk mengatasi gap yang ditemukan.
- Pantau Kemajuan: Setelah pelatihan berlangsung, lakukan evaluasi secara berkala untuk melihat dampaknya terhadap peningkatan keterampilan karyawan.
Yang dapat dilakukan segera:
Jadwalkan sesi konsultasi dengan tim RevoU untuk membahas kebutuhan pelatihan spesifik di bidang digital yang relevan bagi BUMN dan pemerintahan dalam waktu 1 bulan.
Mengidentifikasi dan menangani digital skill gap secara strategis adalah kunci untuk mempercepat transformasi digital di BUMN dan pemerintahan Indonesia.
Dengan menerapkan metode yang tepat dan berbasis data, BUMN dan instansi pemerintah dapat memperkuat kesiapannya dalam menghadapi tantangan digital.
Yuk, identifikasikan skill gap perusahaanmu dengan RevoU melalui booking konsultasi di sini!
Di era digital saat ini, transformasi teknologi di BUMN dan pemerintahan menjadi kebutuhan yang mendesak.
Namun, untuk mencapai tujuan transformasi tersebut, identifikasi skill gap digital adalah langkah pertama yang wajib dilakukan.
Penelitian dari McKinsey & Company tentang transformasi digital pemerintahan menunjukkan bahwa 94% dari responden menghadapi tantangan di bawah ini, di mana 72% di antaranya adalah skill gap antara skill yang dibutuhkan perusahaan dan skill yang dimiliki departemen atau unit kerja.
Artikel ini akan mengupas tentang metode praktis yang dapat langsung diterapkan BUMN & Instansi Pemerintahan Indonesia untuk mengidentifikasi digital skill gap.
1. Audit Keterampilan Digital Internal
Lakukan audit keterampilan digital secara menyeluruh untuk memetakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap departemen atau unit kerja.
Hal ini dapat memberikan dasar yang jelas untuk merencanakan pelatihan yang tepat dan meningkatkan kesiapan tiap unit dalam menghadapi tantangan digital, serta mendukung efisiensi operasional secara keseluruhan.
Langkah-Langkah:
- Buat Daftar Keterampilan: Identifikasi keterampilan digital apa yang penting untuk setiap posisi. Berdasarkan survey McKinsey & Company, terdapat 5 area penting yang perlu diasah dalam BUMN & Pemerintahan, yaitu: Data Analytics, Executive Management, Sales & Marketing Operations, dan Product/Service Design.
- Survei Karyawan: Buat survei sederhana untuk karyawan mengenai keterampilan digital yang dikuasai dan bagaimana mereka menilai kemampuan mereka di bidang tersebut.
- Analisis Hasil Survei: Kelompokkan hasil berdasarkan level keterampilan: Pemula, Menengah, dan Ahli.
Yang dapat dilakukan segera:
Gunakan platform seperti Google Forms atau alat survei lainnya untuk mendistribusikan dan menganalisis hasil survei keterampilan digital dalam waktu 1 minggu.
2. Benchmarking dengan Standar Industri
Bandingkan keterampilan digital yang dimiliki karyawan dengan standar industri digital di sektor pemerintahan dan BUMN.
Dengan membandingkan keterampilan internal dengan standar industri, organisasi dapat memastikan keterampilan tetap relevan dan kompetitif, serta mampu mengadopsi teknologi terbaru yang diperlukan untuk kemajuan.
Langkah-Langkah:
- Teliti Tren Keterampilan: Identifikasi tren digital terbaru di sektor pemerintahan/BUMN melalui laporan industri, seperti keterampilan AI, data analytics, atau project management.
- Diskusikan dengan Ahli: Jika memungkinkan, undang pakar atau konsultan untuk membantu menentukan standar keterampilan digital yang diperlukan.
- Buat Skills Matrix: Gabungkan hasil audit dengan standar industri untuk membuat matriks keterampilan yang menunjukkan gap yang perlu diatasi.
Yang dapat dilakukan segera:
Kumpulkan data dari laporan industri seperti dari McKinsey & Company atau World Economic Forum dan buat skills matrix dalam satu bulan untuk memvisualisasikan kesenjangan keterampilan.
3. Uji Keterampilan dengan Kasus Nyata
Melakukan pengujian terhadap keterampilan karyawan melalui simulasi atau studi kasus nyata.
Pengujian ini membantu mengidentifikasi skill gap dalam konteks praktis, sehingga pelatihan yang dirancang bisa lebih tepat sasaran dan efektif dalam meningkatkan kemampuan karyawan untuk situasi dunia nyata.
Langkah-Langkah:
- Simulasi Proyek Digital: Minta tim untuk menjalankan simulasi proyek digital, seperti membangun dashboard analitik atau mengelola sistem informasi online.
- Studi Kasus: Berikan skenario yang sering dihadapi dalam transformasi digital, seperti cara mengimplementasikan platform e-government, lalu lihat bagaimana karyawan bereaksi dan menangani masalah tersebut.
- Evaluasi Hasil: Nilai bagaimana karyawan menyelesaikan masalah, serta identifikasi di mana mereka kesulitan atau membutuhkan peningkatan.
Yang dapat dilakukan segera:
Rancang simulasi digital kecil selama 2 minggu dan evaluasi hasilnya untuk mengidentifikasi keterampilan yang masih kurang.
4. Kerjasama dengan Penyedia Pelatihan Eksternal
Mengidentifikasi skill gap adalah langkah awal, namun perlu bantuan ahli untuk bisa mengatasinya dengan efektif.
Menurut riset McKinsey & Company, ada 4 hal yang paling bisa dilakukan untuk mengatasi skill gap: Reskilling karyawan saat ini, Hiring karyawan baru, Redeploying/Transfer internal, dan Kontrak Freelancer.
Namun, 53% mengatakan Reskilling adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi skill gap.
Oleh karena itu, kerjasama dengan penyedia pelatihan eksternal seperti RevoU memungkinkan organisasi untuk merancang dan mengimplementasikan program pelatihan yang spesifik dan disesuaikan, mempercepat pengembangan keterampilan, dan memenuhi kebutuhan unik organisasi secara efektif.
Langkah-Langkah:
- Cari Penyedia Pelatihan: Identifikasi penyedia pelatihan yang memiliki rekam jejak dalam meningkatkan keterampilan digital untuk sektor pemerintahan dan BUMN.
- Diskusikan Kebutuhan: Bicarakan hasil skills matrix dengan penyedia pelatihan dan rancang program pelatihan yang relevan untuk mengatasi gap yang ditemukan.
- Pantau Kemajuan: Setelah pelatihan berlangsung, lakukan evaluasi secara berkala untuk melihat dampaknya terhadap peningkatan keterampilan karyawan.
Yang dapat dilakukan segera:
Jadwalkan sesi konsultasi dengan tim RevoU untuk membahas kebutuhan pelatihan spesifik di bidang digital yang relevan bagi BUMN dan pemerintahan dalam waktu 1 bulan.
Mengidentifikasi dan menangani digital skill gap secara strategis adalah kunci untuk mempercepat transformasi digital di BUMN dan pemerintahan Indonesia.
Dengan menerapkan metode yang tepat dan berbasis data, BUMN dan instansi pemerintah dapat memperkuat kesiapannya dalam menghadapi tantangan digital.
Yuk, identifikasikan skill gap perusahaanmu dengan RevoU melalui booking konsultasi di sini!
Enter Your Details Below to Get Access
More posts
Siap meningkatkan skill tim Anda dengan Corporate Training?
Di RevoU, tim anda akan belajar secara interaktif bersama instruktur ahli, dengan metode 70% praktik, 20% mentoring, dan 10% teori. Miliki kebebasan memilih program, durasi, dan lokasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.
Konsultasi Sekarang