Apa itu Skala Pengukuran?
Skala pengukuran adalah skala untuk mengukur, mengklasifikasikan, dan menggambarkan hubungan antara nilai-nilai yang dikumpulkan dalam variabel. Variabel sendiri merupakan besaran yang nilainya dapat berubah dan diukur.
Masing-masing variabel memiliki karakteristik berbeda, sehingga bagaimana suatu variabel diukur akan menentukan jenis skala pengukuran yang dipakai (nominal, ordinal, interval, atau rasio).
Contohnya, jika perusahaan memiliki data kualitatif, seperti jenis sepeda motor yang ingin dibeli responden, perusahaan menggunakan skala nominal. Sedangkan jika perusahaan memiliki data kuantitatif seperti tinggi dan berat badan, perusahaan menggunakan skala rasio.
Umumnya, skala pengukuran berfungsi untuk menafsirkan angka yang ditetapkan pada manusia, objek, maupun peristiwa.
Jenis-jenis Skala Pengukuran
Stanley Smith Stevens membagi skala pengukuran dalam empat jenis, antara lain:
Nominal (tingkat pertama)
Skala nominal adalah skala yang melabeli variabel ke dalam klasifikasi berbeda tanpa memberikan nilai atau urutan kuantitatif. Skala ini merupakan jenis yang paling sederhana dari skala pengukuran lainnya.
Saat menggunakan skala nominal, tidak ada urutan yang digunakan untuk mengklasifikasikan variabel. Satu kategori tidak lebih tinggi ataupun lebih baik dari kategori lain. Dengan kata lain, skala ini hanya membagi data menjadi kelompok yang memiliki nama tanpa makna kuantitatif. Meski angka digunakan untuk melabeli kategori yang berbeda, angka ini tidak memiliki nilai numerik.
Misalnya, peneliti mengumpulkan data tentang provinsi tempat tinggal responden. Saat memasukkan data ke dalam spreadsheet, peneliti dapat menggunakan angka 1 untuk mewakili Provinsi Jawa Barat, angka 2 untuk mewakili Jawa Timur, dan seterusnya. Angka-angka ini hanyalah label, tidak menyampaikan makna matematis apa pun.
Ordinal (tingkat kedua)
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang digunakan untuk menggambarkan urutan variabel. Skala ini umumnya digunakan untuk menunjukkan variabel non-numerik, seperti kepuasan, kebahagiaan, dan tingkat rasa sakit.
Seperti skala nominal, skala ordinal juga mengelompokkan variabel ke beberapa kategori, tetapi disertai urutan variabelnya. Meski demikian, jarak antar variabel tidak dapat dihitung.
Misalnya, perusahaan membuat survei kepuasan pelanggan dari skala 1 sampai 5. Angka 1 menunjukkan sangat tidak puas sampai 5 menunjukkan sangat puas.
Contoh tersebut menunjukkan adanya tingkatan dalam kategori, namun perusahaan tidak tahu nilai interval antara masing-masing kategori.
Interval (tingkat ketiga)
Skala interval adalah jenis skala numerik yang urutan dan perbedaan antar variabelnya sudah diketahui. Dengan kata lain, jika variabel memiliki perbedaan konstan, variabel tersebut dapat dihitung menggunakan skala Interval. Sesuai namanya, arti kata “interval” adalah “jarak antara dua entitas”.
Skala interval memiliki semua karakteristik yang dimiliki skala ordinal. Bedanya, skala ini juga menawarkan perhitungan perbedaan antar variabel.
Rasio (tingkat keempat)
Skala rasio menggabungkan karakteristik tiga skala pengukuran sebelumnya, yaitu pelabelan variabel, urutan variabel, dan jarak yang dapat dihitung antar variabel.
Hal yang membedakan skala rasio adalah skala ini memiliki nilai nol mutlak. Artinya, nilai nol pada skala rasio menunjukkan variabel yang diukur memang tidak ada. Misal, data memiliki jumlah populasi nol orang, berarti tidak ada orang dalam populasi tersebut.
Dibandingkan tiga jenis skala sebelumnya, skala rasio memberikan informasi paling detail.
Untuk memutuskan kapan menggunakan skala rasio, peneliti harus mengamati apakah variabel sudah memiliki semua karakteristik skala interval sekaligus nilai nol mutlak.
Contoh skala rasio adalah jumlah konsumen, stok barang, dan penjualan tahunan.
Contoh Skala Pengukuran
Berikut beberapa contoh skala pengukuran:
Contoh skala pengukuran interval
Tenaga kesehatan melakukan pengukuran suhu badan di salah satu sekolah dasar. Suhu badan siswa A 37°C, lebih tinggi dibandingkan suhu badan siswa B 35°C. Perbedaan suhu badan tersebut sama dengan perbedaan suhu ruang 24°C dan 22°C.
Selisih 2°C pada kedua interval memiliki interpretasi dan makna yang sama.
Contoh skala pengukuran rasio
Sekolah sedang mendata jumlah saudara kandung yang dimiliki masing-masing siswanya. Siswa A memiliki 3 kakak kandung, siswa B memiliki 1 adik kandung, dan siswa C merupakan anak tunggal. Siswa yang termasuk dalam anak tunggal mengartikan mereka tidak memiliki saudara kandung atau nilai nol-nya mutlak.
FAQ (Frequently Asked Question)
Bagaimana cara menentukan skala pengukuran?
Dalam analisis statistik, variabel memiliki berbagai nilai berbeda. Ini mengartikan masing-masing variabel diukur pada jenis skala pengukuran yang berbeda pula, tergantung pada karakteristik variabel tersebut.
Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti harus menentukan skala pengukuran mana yang bisa diterapkan untuk variabel yang akan diteliti.
Untuk menentukan skala pengukuran apa yang bisa digunakan, pahami karakteristik berikut:
- Nominal: data hanya dapat dikategorikan.
- Ordinal: data dapat dikategorikan dan diberi peringkat.
- Interval: data dapat dikategorikan, diberi peringkat, dan diberi jarak yang sama.
- Rasio: data dapat dikategorikan, diberi peringkat, memiliki jarak sama, dan nol mutlak.