Meme

Meme adalah konsep, gambar, video, atau teks yang menyebar dengan cepat melalui internet dan sering kali dimodifikasi oleh pengguna untuk menyampaikan pesan atau humor.

Digital Marketing

Mau Belajar

Digital Marketing

GRATIS?

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Digital Marketing

GRATIS?

Apa itu Meme?

Meme adalah konsep, gambar, video, atau teks yang menyebar dengan cepat melalui internet dan sering kali dimodifikasi oleh pengguna untuk menyampaikan pesan atau humor.

Dalam era digital saat ini, meme telah berkembang menjadi fenomena internet yang menghibur sekaligus informatif. Meme dapat berupa gambar yang diberi teks lucu, video pendek yang menampilkan humor, atau bahkan kutipan yang dimodifikasi dari film dan acara TV.

Sejarah Singkat Meme

Istilah "meme" pertama kali diperkenalkan oleh ahli biologi Richard Dawkins dalam bukunya The Selfish Gene tahun 1976. Dawkins mendefinisikan meme sebagai unit informasi budaya yang menyebar dan bereplikasi seperti gen dalam evolusi biologis.

Pada akhir 1990-an, konsep meme mulai muncul dalam bentuk digital seiring dengan berkembangnya internet. Salah satu contoh meme awal yang terkenal adalah "Dancing Baby," animasi bayi menari yang menjadi viral.

Pada awal 2000-an, platform media sosial seperti MySpace dan forum internet seperti 4chan membuat meme semakin populer. Di tahun 2010-an, platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram mempercepat penyebaran meme, hingga dekade 2020-an, platform video pendek seperti TikTok membawa era baru dalam dunia meme. Tren seperti "Ratatouille: The TikTok Musical," "Sea Shanties," dan "Among Us" menjadi viral dan menampilkan kreativitas user dalam bentuk video, challenge, dan remix audio.

Fungsi Meme dalam Content Marketing

Berikut beberapa fungsi utama meme:

  • Menarik perhatian: meme memiliki elemen visual yang kuat dan humor yang dapat langsung menarik perhatian audiens di antara banyaknya konten di media sosial.
  • Meningkatkan engagement: konten meme yang lucu, relatable, atau informatif sering kali mendapatkan lebih banyak like, comment, dan share, sehingga meningkatkan interaksi dengan audiens.
  • Memperkuat branding: meme yang konsisten dengan identitas brand dapat membantu memperkuat branding, membuat brand lebih mudah diingat oleh konsumen.
  • Meningkatkan brand awareness: meme yang viral dapat membantu brand mencapai audiens yang lebih luas, meningkatkan kesadaran akan brand secara signifikan.
  • Mengomunikasikan pesan dengan cepat: meme memungkinkan marketing pesan atau informasi dengan cara yang ringkas dan efektif karena sifatnya mudah dipahami.
  • Membangun komunitas: meme dapat membantu brand terhubung dengan audiens melalui humor atau tren yang sama, membangun komunitas yang loyal.
  • Menghemat biaya marketing: meme relatif murah untuk dibuat dibandingkan dengan bentuk konten lain dan bisa menghasilkan ROI tinggi jika berhasil viral.
  • Mengikuti tren sosial: meme memungkinkan brand tetap up-to-date dengan tren sosial terbaru, menunjukkan brand tanggap terhadap budaya populer.

FAQ (Frequently Asked Question)

Kapan sebaiknya menggunakan dan menghindari penggunaan meme?

Inilah saat yang tepat bagi brand untuk menggunakan meme:

  • Saat target audiens familiar dengan meme: gunakan meme jika audiens terdiri dari generasi yang akrab dengan budaya internet, seperti gen Z dan millennial.
  • Untuk menyampaikan pesan sederhana: meme dapat dipakai untuk menyampaikan pesan marketing yang mudah dipahami dan sesuai dengan identitas brand.
  • Saat mengikuti tren yang relevan: mengikuti tren meme yang sedang viral dapat membantu brand tetap relevan dan terhubung dengan audiens.
  • Untuk membangun engagement: meme yang relatable dan humoris sering kali memicu interaksi tinggi, seperti like, comment, dan share.
  • Dalam campaign branding yang ringan: meme cocok digunakan dalam campaign branding yang sifatnya informal dan bertujuan menciptakan hubungan lebih santai dengan audiens.

Di sisi lain, sebaiknya hindari penggunaan meme ketika:

  • Pesan brand tidak sesuai: hindari meme jika pesan atau brand value bertentangan dengan sifat humoris dan informal meme.
  • Konten bisa dianggap sensitif: hindari meme yang bisa dianggap tidak pantas atau menyinggung kelompok tertentu, terutama dalam konteks sosial atau politik.
  • Target audiens kurang familiar dengan meme: tidak semua target audiens akrab dengan budaya meme. Gunakan strategi konten lain jika audiens tidak terbiasa dengan format ini.
  • Dalam campaign marketing serius: jika campaign marketing berfokus pada topik serius atau formal, penggunaan meme tidak akan sesuai.
  • Jika tidak relevan dengan tren: menggunakan meme yang sudah ketinggalan zaman atau tidak relevan dengan tren saat ini membuat brand terlihat kurang up-to-date.

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Digital Marketing

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!
ikut kursus gratis
Menu