FDD

FDD (Feature Driven Development) adalah metodologi Agile pengembangan software yang berfokus pada fitur atau bagian-bagian kecil software.

Product Management

Mau Belajar

Product Management

GRATIS?

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Product Management

GRATIS?

Apa itu FDD (Feature Driven Development)?

apa itu fdd

FDD (Feature Driven Development) adalah metodologi Agile pengembangan software yang berfokus pada fitur atau bagian-bagian kecil software.

FDD merupakan cara terstruktur untuk membangun software dengan memecah proyek kompleks menjadi proporsi yang dapat dikelola sehingga tim dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat dan efisien.

Dengan FDD, kemajuan dan hasil proyek dapat terus dimonitor karena tim diharuskan berkomunikasi dan berkolaborasi. 

Apa Saja Langkah FDD?

Melansir dari wrike.com, FDD memiliki serangkaian langkah untuk memastikan keberhasilan pembuatan software. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

langkah fdd

#1 Mengembangkan model secara keseluruhan

Pada langkah ini, tim FDD menentukan ruang lingkup proyek dan membuat model keseluruhan. Tim terkait dapat mengusulkan beberapa model, dan kemudian digabungkan untuk membuat representasi terpadu dari tujuan proyek. Model ini membantu menetapkan dasar untuk langkah selanjutnya.

#2 Membuat daftar fitur

Setelah model keseluruhan dibuat, tim menguraikan fitur yang perlu dikembangkan, yang berfokus kepada pelanggan. Fitur-fitur ini diuraikan sehingga dapat dikelola dan dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Setiap fitur mewakili bagian fungsionalitas tertentu yang menambah nilai pada produk akhir. 

#3 Membuat rencana berdasarkan fitur

Pada langkah ini, tim menilai fitur yang tercantum pada langkah sebelumnya dan menyusunnya dalam urutan pengembangan yang sesuai. Fitur tersebut diprioritaskan berdasarkan kebutuhan pelanggan, nilai bisnis, dan ketergantungan di antara mereka. Tim kemudian menugaskan fitur tersebut ke anggota tim atau grup tertentu dengan mempertimbangkan keahlian dan beban kerja mereka.

#4 Membuat desain berdasarkan fitur

Chief programmer atau lead developer bertanggung jawab untuk memilih fitur yang akan dikembangkan dalam jangka waktu tertentu, dan seringkali dalam iterasi selama dua minggu (dikenal sebagai sprint). 

Desain untuk setiap fitur yang dipilih dibuat dan mencakup spesifikasi terperinci, arsitektur, dan dokumentasi lain yang diperlukan. Tim kemudian meninjau desain supaya dapat dipahami bersama sebelum pengembangan yang sebenarnya dimulai.

#5 Membuat produk berdasarkan fitur

Dengan desain yang telah dibuat, developer mulai membuat kode untuk fitur yang dipilih. Mereka bekerja dalam tim kecil, dan masing-masing tim bertanggung jawab untuk mengimplementasikan satu atau beberapa fitur. 

Seiring kemajuan pengembangan, kode terus diuji dan disempurnakan untuk memenuhi fungsionalitas dan standar kualitas yang diinginkan. Setelah pengembangan dan pengujian selesai, versi final dari fitur siap untuk diluncurkan.

Kelebihan FDD

Melansir dari productplan.com, berikut ini adalah kelebihan FDD: 

Menyederhanakan proses pengembangan

Proses FDD yang terdiri dari lima langkah sederhana memiliki jalur yang jelas untuk mengembangkan software. Dengan menguraikan project menjadi langkah-langkah kecil, tim dapat  fokus pada fitur tertentu sehingga mendorong pengembangan yang lebih cepat. Selain itu, caranya yang terstruktur dapat mengurangi kompleksitas dan ambiguitas sehingga lebih efisien. 

Cocok untuk tim yang besar 

FDD sangat cocok untuk tim yang lebih besar. Dengan mengatur proyek menjadi fitur yang lebih kecil, tim yang berbeda dapat bekerja secara bersamaan pada berbagai aspek software. Pembagian kerja ini dapat mendukung kolaborasi dan mempercepat kemajuan. 

Cepat dan konsisten

FDD memanfaatkan standar pengembangan dan pola desain yang telah ditentukan sebelumnya. Pedoman dan praktik yang ditetapkan ini mempercepat proses pengembangan karena anggota tim dapat membangun strategi dengan baik. Selain itu, dengan mematuhi standar yang telah ditetapkan, tim dapat menjaga konsistensi di seluruh proyek sehingga hasilnya lebih dapat diprediksi dan mengurangi risiko kesalahan.

Kekurangan FDD

FDD juga memiliki kelemahan tertentu, di antaranya adalah:

Kurang cocok untuk proyek yang lebih kecil

Kelebihan FDD dalam memecah proyek besar menjadi fitur-fitur kecil dapat menjadi kelemahan bila diterapkan pada proyek berskala kecil. Proses lima langkah FDD dirancang untuk menangani kerumitan sehingga mungkin terlalu kaku dan memakan waktu untuk aktivitas yang lebih sederhana. 

Kurangnya dokumen tertulis sehingga mengakibatkan kebingungan

FDD cukup mengandalkan komunikasi tatap muka dan dokumentasi informal. Meskipun hal ini dapat meningkatkan kolaborasi dan sharing pengetahuan dalam tim, mereka bisa jadi bingung saat terdapat anggota tim yang berubah atau saat stakeholders memerlukan dokumentasi terperinci untuk referensi di masa mendatang.

Ketergantungan tinggi pada developer atau programmer utama

Keberhasilan FDD sangat bergantung pada keahlian dan pengalaman developer atau programmer utama. Jika mereka tidak ada atau meninggalkan proyek, hal itu dapat mengganggu proses pengembangan dan menyebabkan kesenjangan pengetahuan dalam tim. 

Contoh Penerapan FDD

Di bawah ini merupakan contoh penerapan FDD untuk pembuatan aplikasi mobile banking

  • Mengembangkan model: Tim FDD menentukan scope dan persyaratan aplikasi mobile banking. Mereka membuat model keseluruhan yang menguraikan fungsionalitas inti, seperti manajemen akun, transfer dana, pembayaran tagihan, riwayat transaksi, dan fitur keamanan.
  • Membuat daftar fitur: Berdasarkan model keseluruhan, tim menguraikan fitur-fitur yang berfokus pada pelanggan untuk aplikasi mobile banking. Fitur-fitur ini dapat mencakup "Pendaftaran dan Login Pengguna", "Lihat Saldo Akun", "Transfer Dana antar Akun", "Bayar Tagihan", "Lihat Riwayat Transaksi", dan "Aktifkan Otentikasi Biometrik".
  • Membuat rencana berdasarkan fitur: Tim mengevaluasi fitur individual dan memprioritaskannya berdasarkan kebutuhan pelanggan dan nilai bisnis. Kemudian, mereka memutuskan untuk memulai dengan fitur inti yang diperlukan untuk versi basic aplikasi, seperti "Pendaftaran dan Login Pengguna" dan "Lihat Saldo Akun". Iterasi selanjutnya akan berfokus pada penambahan fitur yang lebih canggih berdasarkan prioritas.
  • Membuat desain berdasarkan fitur: Untuk setiap fitur yang dipilih, chief programmer membuat desain. Misalnya, desain fitur "Pendaftaran dan Login Pengguna" mencakup spesifikasi terperinci untuk desain user interface (UI) dan aspek keamanan. Anggota tim kemudian meninjau dan menyepakati desain sebelum implementasi.
  • Membuat aplikasi berdasarkan fitur: Developer bekerja dalam tim kecil untuk membuat kode untuk fitur yang dipilih. Mereka mulai dengan fitur "Pendaftaran dan Login Pengguna" dan "Lihat Saldo Akun" di iterasi pertama. Setiap fitur kemudian diimplementasikan, diuji, dan disempurnakan hingga memenuhi standar kualitas. Tim melakukan inspeksi rutin untuk memastikan kemajuan dan mengatasi masalah yang muncul.

FAQ (Frequently Asked Question)

Apakah metode FDD dan Scrum berbeda?

FDD dan Scrum sama-sama merupakan metodologi Agile untuk pengembangan software, tetapi keduanya berbeda dalam beberapa aspek, di antaranya adalah:

Fokus

FDD adalah metode yang berfokus pada fitur spesifik yang penting bagi klien. Fitur-fitur ini kecil dan diprioritaskan serta dikembangkan secara iteratif. Di sisi lain, Scrum adalah metode yang berfokus pada peningkatan produk, yang dapat diluncurkan pada akhir setiap sprint. Scrum menggunakan end user untuk mewakili kebutuhan pelanggan dan memprioritaskan backlog.

Lama perilisan

Di FDD, sebuah fitur biasanya diluncurkan setiap 2-10 hari, tergantung pada kerumitan dan ukurannya. Sementara dalam Scrum, sprint biasanya berlangsung dua hingga empat minggu. 

Dokumentasi

FDD lebih menekankan adanya dokumentasi dibandingkan dengan Scrum dan metode Agile lainnya untuk mengkomunikasikan informasi penting tentang fitur dan implementasinya. Sebaliknya, Scrum menekankan komunikasi dan kolaborasi tatap muka lebih banyak, dan biasanya setiap hari.

Perspektif end user

Dalam FDD, end user sebenarnya adalah fokus utama saat mengembangkan fitur. Di sisi lain, pada Scrum, product owner bertindak sebagai perwakilan dari end user dan bertanggung jawab untuk memprioritaskan backlog dan mengkomunikasikan kebutuhan pelanggan kepada tim.

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:

Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:
Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:

Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Product Management

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!
ikut kursus gratis
Menu