Apa itu Product Backlog?
Product backlog adalah teknik memecah tugas menjadi daftar berisi hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan fungsi produk di masa depan.
Teknik ini termasuk dalam metode Scrum, di mana tugas dibagi menjadi beberapa periode waktu.
Detail tugas disusun dari yang paling diprioritaskan terlebih dahulu. Prioritas tugas dilihat dari beberapa faktor seperti:
- Nilai produk
- Kompleksitas produk atau kebutuhan pengguna
- Ketergantungan, di mana fungsionalitas produk bergantung dengan hal lain untuk pengembangannya
- Keuangan, misalnya biaya pengembangan atau perolehan pendapatan yang potensial
- Kecocokan produk dengan market
- Kemudahan dan risiko proyek, misalnya A lebih mudah dikerjakan dari B
Biasanya yang masuk ke dalam product backlog terkait dengan perbaikan bug, penambahan fitur baru, dan update infrastruktur.
Mengapa Product Backlog Penting
Tujuan dari product backlog adalah agar setiap tim bisa fokus terhadap apa yang dikerjakan pada saat ini, namun tidak melupakan tugas lain yang harus dikerjakan. Karenanya ada tenggat waktu yang diberikan pada setiap tugas.
Namun, product backlog bersifat fleksibel. Artinya, product owner sebagai stakeholder utama proyek bisa mengubah urutan prioritas tugas berdasarkan pada faktor yang telah disebutkan sebelumnya.
Tapi perubahan harus seminimal mungkin agar tidak mengganggu pekerjaan tim development.
Selain itu product backlog juga berfungsi untuk:
- Tim memiliki pandangan yang jelas mengenai apa yang harus dikerjakan.
- Membuat kinerja tim lebih efisien dan bersinergi satu sama lain.
- Alat pengambilan keputusan yang membantu memperkirakan, menyempurnakan, dan memprioritaskan seluruh tugas yang ingin diselesaikan di masa mendatang.
- Membantu memastikan tim mengerjakan apa yang paling penting, misalnya memperbaiki bug.
- Meningkatkan akurasi pengembangan produk, karena memecah tuga menjadi bagian kecil membantu tim memusatkan fokus mereka dan minim kesalahan selama proses pengembangan software.
- Product backlog fleksibel, yang berarti prioritas bisa diubah tergantung kondisinya, namun juga terkontrol.
Karakteristik Product Backlog yang Baik
Product backlog berfungsi sebagai panduan bagi seluruh tim yang terlibat.
Oleh karena itu, product backlog harus ditulis dengan bahasa yang sederhana, jelas, dan selengkap mungkin untuk menghindari miskomunikasi. Hal ini termasuk deskripsi proyek, masalah, dan product goal.
Product owner harus mengetahui proyek luar dan dalam untuk membuat product backlog yang baik. Prioritas tugas harus seimbang antara urgensi dan tenggat waktu pengerjaan, yang biasanya didiskusikan dengan tim development.
Jika tenggat waktu terlalu singkat, sedangkan proyek sulit, besar kemungkinan developer mengerjakan proyek secara terburu-buru dan justru menghasilkan eror.
Contoh Product Backlog
Perusahaan B merupakan pengembang dari game adventure berjudul “HIJ”. Pada suatu ketika, salah satu player menemukan bug dan melaporkannya ke Game Master atau administrator game.
Bertepatan dengan hal itu, dalam waktu dekat game tersebut juga akan dilakukan update untuk menambahkan fitur baru, di antaranya fitur voice chat antar player dan penambahan item dalam game.
Karena ada beberapa tugas yang perlu diselesaikan, maka product owner membuat product backlog untuk game tersebut, dengan prioritas pertama adalah perbaikan bug dan dilanjutkan tugas lainnya.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apa perbedaan product backlog dan sprint backlog?
Product backlog dan sprint backlog adalah dua alat yang digunakan dalam metode Scrum, dan keduanya kerap dibahas berbarengan karena saling berkaitan.
Jika product backlog memberikan gambaran umum tentang keseluruhan produk, maka sprint backlog berfokus pada tugas atau proyek selama periode waktu tertentu.
Sederhananya, product backlog adalah tempat untuk memikirkan apa yang bisa dilakukan agar produk tetap kompetitif.
Sementara sprint backlog adalah alat yang membuat tim bersinergi menyelesaikan pekerjaan yang telah ditentukan dalam tenggat waktu tertentu.
Biasanya, setiap sprint memiliki beberapa daftar tugas dengan durasi pengerjaan 2 minggu hingga sebulan.
Product backlog merupakan tanggung jawab product owner, sedangkan sprint backlog merupakan tanggung jawab seluruh tim termasuk product owner dan tim development.
Ketika membuat product backlog, sprint backlog selalu menjadi bagian di dalamnya dan membantu tim lebih terorganisir.