Apa itu Data Diskrit?
Dalam statistika, data dibagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif bersifat deskriptif dan tak bisa diukur, karena mengacu pada kata-kata untuk menggambarkan karakteristik tertentu. Data kualitatif terbagi menjadi dua, yaitu nominal dan ordinal.
Sedangkan data kuantitatif digambarkan dalam bentuk angka, seperti rata-rata dan persentase. Data kuantitatif terbagi menjadi data diskrit dan data kontinu.
Dirangkum dari Cuemath dan My Great Learning, data diskrit adalah data yang berisi bilangan bulat atau dapat dihitung.
Misalnya, jumlah data siswa kelas 5 adalah 25 orang. Contoh ini merupakan data diskrit karena bisa dihitung dan perhitungan jumlahnya tak bisa dipecah menjadi nilai desimal atau pecahan seperti 5,2 siswa.
Data diskrit memiliki nilai yang terbatas, dan biasanya direpresentasikan dalam grafik batang, garis bilangan, atau tabel frekuensi.
Meskipun termasuk dalam jenis data kuantitatif, data diskrit sering dikombinasikan dengan data kualitatif.
Misalnya, sebuah survei untuk mengetahui asal daerah mahasiswa di kampus XYZ. Dari survei tersebut, dapat diketahui bahwa ada 6 orang berasal dari Aceh, 9 dari Palembang, 10 dari Jakarta, 1 dari Makassar, 3 Malang, dan 4 dari Bandung.
Apa itu Data Kontinu?
Data kontinu adalah kebalikan dari data diskrit.
Dirangkum dari sumber yang sama, data kontinu adalah informasi yang bisa dibagi menjadi bagian lebih kecil. Sederhananya, data kontinu berisi bilangan desimal atau pecahan.
Data kontinu memiliki rentang nilai yang lebih luas dibandingkan data diskrit, sehingga penggunaannya lebih luas. Misalnya, suhu, tinggi, lebar, waktu, dan kecepatan.
Secara umum, data kontinu direpresentasikan menggunakan grafik garis atau histogram untuk mengetahui pola data dari waktu ke waktu.
Contoh Data Diskrit
Contoh data diskrit yang sering ditemukan dalam sehari-hari antara lain:
- Jumlah hari dalam seminggu, sebulan, dan setahun
- Jumlah orang dalam suatu instansi atau perusahaan
- Jumlah tas dan sepatu yang dimiliki
- Jumlah orang yang berpartisipasi dalam sebuah pertandingan
- Ukuran sepatu atau baju
- Jumlah saudara (kakak/adik), atau anggota keluarga dalam satu rumah
- Jumlah jenis sayuran dalam satu boks
Misalnya, Banyu membeli sayur di pasar tradisional. Dalam sekali belanja, Banyu membeli 3 jenis sayuran untuk satu minggu yaitu sayur bayam, sayur labu, dan sayur daun kelor.
Jumlah jenis sayuran tersebut mutlak, dan tidak bisa dibagi menjadi bagian lebih kecil.
Contoh Data Kontinu
Berikut ini contoh data kontinu yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari:
- Suhu tubuh atau ruangan
- Kecepatan kendaraan
- Kecepatan atau frekuensi WiFi
- Volume air atau minyak dalam satu tangki
- Durasi untuk mengerjakan pekerjaan rumah
- Berat badan atau tinggi badan seseorang
Misalnya, paracetamol bisa digunakan untuk menurunkan panas pada bayi 2 bulan dengan berat minimal 4 kg, dengan dosis sesuai anjuran dokter.
Jika berat badan bayi 3.85 kg, maka dia tidak boleh diberikan paracetamol. Namun, jika berat badannya 4.15 kg, bayi boleh diberikan paracetamol sesuai petunjuk dokter.
Berat badan bayi tersebut adalah data kontinu, di mana angka desimal dalam data penting sebagai syarat pemberian obat.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apa saja perbedaan data diskrit vs data kontinu?
Meski memiliki perbedaan yang sangat jelas, beberapa orang masih sulit membedakan data diskrit dengan data kontinu.
Yang perlu digarisbawahi adalah data diskrit adalah bilangan bulat, sedangkan data kontinu adalah bilangan desimal atau pecahan.
Tabel berikut menjelaskan perbedaan data diskrit dan data kontinu.