Overview
Transition CSS berfungsi untuk melakukan perubahan visual elemen web secara smooth dan terkontrol. Teknik ini menjadi salah satu strategi efektif dalam meningkatkan interaktivitas dan daya tarik estetika sebuah website.
Transition CSS adalah teknik dalam web desain untuk melakukan perubahan properti pada elemen web yang berlangsung selama interval waktu tertentu. Dengan kata lain, transisi membuat perubahan properti berlangsung secara bertahap, dari satu keadaan ke keadaan lain selama periode yang ditentukan (bukan terjadi seketika).
Dalam konteks yang lebih luas, transition CSS berperan dalam tipografi web. Teknik ini bisa membuat perubahan ukuran font secara terkontrol, menambahkan nuansa lebih ”canggih” pada cara teks diperkenalkan ke pembaca. Misalnya, bagian judul ukurannya semakin membesar saat audiens men-scroll halaman atau teks.
Selain memberikan kontrol visual kepada web developer, transisi juga menambahkan dinamika dan gerakan ke dalam elemen statis seperti teks. Hal ini membantu meng-highlight informasi penting sekaligus mengarahkan perhatian audiens.
Di sini, kamu akan mempelajari berbagai properti dalam transition CSS, cara menggunakan, serta pembahasan lebih detail tentang CSS hover. Yuk, simak!
Properti yang Dapat Digunakan dengan Transition
Berikut beberapa properti kunci yang bisa kamu gunakan dengan transition CSS:
Cara Menggunakan Transition CSS
Sebelum mulai menggunakan transition CSS, kamu perlu memahami sintaks dasar dalam menambahkan efek transisi pada elemen HTML. Ini adalah fondasi yang akan mengubah cara elemen web bereaksi terhadap interaksi audiens.
Berikut contohnya:
Selanjutnya, inilah cara untuk mengaktifkan transition CSS:
#1 Tentukan properti yang akan diubah
Pertama, tentukan properti apa yang ingin kamu beri efek transisi. Properti bisa berupa warna, lebar, tinggi, atau lainnya.
Sebagai contoh, jika kamu ingin mengubah warna background elemen saat audiens mengarahkan kursor ke atasnya, kamu akan menggunakan properti background-color.
#2 Tambahkan efek transisi
Selanjutnya, tambahkan sintaks transition ke elemen tersebut. Kamu perlu menentukan durasi transisi dan (jika perlu) fungsi waktu serta penundaan. Contohnya, kita akan menetapkan durasi 2 detik.
#3 Tetapkan perubahan saat interaksi
Terakhir, tentukan apa yang terjadi saat ada interaksi. Dalam kasus ini, kita ingin warna background berubah saat audiens melakukan hover. Kita akan menambahkan pseudoclass :hover untuk menentukan perubahan.
Dengan cara di atas, kamu telah berhasil menetapkan transisi pada elemen web. Saat audiens mengarahkan kursor ke elemen div, warna background akan berubah dari biru menjadi merah selama periode 2 detik.
Transition CSS Hover
Transition CSS hover mengacu pada penerapan efek transisi yang terjadi ketika audiens menempatkan kursor mouse di atas elemen tertentu di halaman web.
Dalam konteks transition CSS, hover adalah sebuah pseudo-class yang dipakai dalam stylesheet untuk menargetkan elemen hanya saat kursor mouse berada di atasnya. Berikut cara untuk menerapkan transition CSS hover:
Langkah 1: Tentukan elemen HTML
Tentukan elemen HTML yang ingin kamu terapkan efek hover. Elemen bisa berupa apa saja. Untuk contoh ini, kita akan menggunakan elemen div.
Langkah 2: atur style awal elemen
Selanjutnya, kamu perlu menetapkan beberapa style awal untuk elemenmu. Style ini termasuk semua hal yang ingin kamu ubah dengan efek hover, seperti warna background, lebar, atau tinggi. Tentukan dalam file CSS.
Di sini, kita menetapkan properti transition dengan durasi 2 detik untuk background-color. Artinya, warna background akan berubah selama dua detik.
Kamu juga dapat menentukan durasi dalam milidetik. Sebagai contoh, jika kamu ingin transisi berlangsung setengah detik, kamu bisa menulisnya sebagai 500ms atau .5s. Hal ini memberikan kontrol lebih presisi atas kecepatan transisi.
Langkah 3: tentukan style untuk efek hover
Sekarang, tentukan apa yang terjadi saat audiens mengarahkan kursor mereka ke elemen. Dalam kasus ini, kita ingin warna background berubah. Tambahkan style :hover ke elemen:
Langkah 4: uji efek transisi
Setelah menulis kode, jangan lupa untuk menguji efek transisi di browser untuk memastikan semuanya berjalan seperti yang diinginkan. Jika perlu, sesuaikan durasi atau properti transisi sampai kamu mendapatkan tampilan yang tepat.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apakah bisa menerapkan transisi pada semua properti CSS?
Tidak semua properti mendukung transisi. Beberapa properti yang umumnya bisa ditransisikan adalah dimensi (seperti lebar dan tinggi), warna, background, dan transformasi. Namun, properti yang tidak berubah secara gradual (seperti display) umumnya tidak dapat ditransisikan.
Apakah transisi CSS berbeda dari animasi CSS?
Meskipun keduanya digunakan untuk interaksi visual, transisi CSS dan animasi CSS sedikit berbeda. Transisi CSS biasanya dipakai untuk efek sederhana saat memasuki atau meninggalkan keadaan tertentu (seperti hover). Di sisi lain, animasi CSS lebih kompleks dan dapat digunakan untuk serangkaian gerakan serta efek berkelanjutan.
Meskipun keduanya digunakan untuk meningkatkan interaksi visual pada web, transisi CSS dan animasi CSS memiliki perbedaan penting.
Transisi CSS ideal untuk efek sederhana yang terjadi saat elemen memasuki atau meninggalkan keadaan tertentu, seperti saat hover. Teknik ini memberikan perubahan yang smooth dan lebih sederhana untuk diimplementasikan. Sebaliknya, animasi CSS dipakai untuk kontrol lebih rinci dan serangkaian gerakan yang lebih kompleks, sehingga cocok untuk efek berkelanjutan dan berulang.
Namun, penting untuk diingat bahwa seperti animasi, transisi CSS juga menggunakan sumber daya komputasi. Mengimplementasikan terlalu banyak transisi atau animasi yang kompleks dapat membebani system resources, berpotensi memperlambat load web dan mengurangi kinerja keseluruhan.
Apakah transisi CSS berfungsi di semua browser?
Hampir semua browser modern mendukung transisi CSS. Namun, browser lama seperti Internet Explorer 9 tidak mendukung fitur transisi. Gunakan situs seperti Can I Use untuk memastikan kompatibilitas cross-browser.
Penutup
Transition CSS berfungsi untuk melakukan perubahan visual elemen web secara smooth dan terkontrol. Teknik ini menjadi salah satu strategi efektif dalam meningkatkan interaktivitas dan daya tarik estetika sebuah website.
Lebih dari sekadar perubahan visual, transition CSS membantu menciptakan pengalaman pengguna yang intuitif. Teknik ini mengarahkan perhatian dan menuntun interaksi pengguna, memastikan pengunjung tidak hanya terlibat tetapi juga nyaman saat menjelajahi website.
Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!
Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program: Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion. Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)
Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!
Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program: Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion. Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)
Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!
Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program: Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion. Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)