Overview
Bahasa pemrograman terdiri atas logika yang dibuat untuk membantu menjawab permasalahan yang ada. Conditional statement merupakan sebuah handling pada bahasa pemrograman yang berfungsi untuk menyelesaikan logika bercabang ataupun pengambilan keputusan.
Dalam sebuah bahasa pemrograman, sering kali ditemukan beberapa kondisi yang memungkinkan sebuah logika pemrograman menjadi bercabang. Python pun mempunyai beberapa macam bentuk penulisan untuk kondisi yang bercabang menggunakan conditional statement.
Apa itu Python Conditional Statement?
Bahasa pemrograman terdiri atas logika yang dibuat untuk membantu menjawab permasalahan yang ada. Permasalahan yang akan diselesaikan oleh bahasa pemrograman pun bervariasi, dan terkadang sangat sulit untuk mendefinisikan setiap permasalahan ke dalam sebuah bahasa pemrograman.
Jika demikian, maka setiap skrip program akan menjadi sangat panjang, dan kemungkinan akan sulit untuk dibaca oleh orang lain. Conditional statement merupakan sebuah handling pada bahasa pemrograman yang berfungsi untuk menyelesaikan logika bercabang ataupun pengambilan keputusan.
Python pun memiliki beberapa bentuk conditional statement yang sering dijumpai, antara lain:
- if statement
- if-else statement
- if-elif-else statement
- while looping
- Switch statement
- try-except method
Penulisan kondisional ini biasa juga diikuti dengan beberapa operator bantu untuk menyatakan kondisi tersebut, seperti dikutip dari W3Schools:
- Sama dengan ( a == b )
- Tidak sama dengan ( a != b)
- Lebih besar dari ( a > b )
- Lebih kecil dari ( a < b )
- Lebih besar sama dengan ( a >= b )
- Lebih kecil sama dengan ( a <= b )
Macam-macam Fungsi IF pada Python
Berikut ini, kita akan membahas beberapa fungsi if yang umum ditemukan dalam berbagai kasus pemrograman.
#1 IF statement
Salah satu fungsi kondisi yang sering digunakan oleh programmer adalah if - statement, dikarenakan bentuknya yang sederhana dan mudah untuk dipahami. Untuk penulisannya, dapat menggunakan 3 bentuk penulisan berikut ini:
Bentuk penulisan pertama ini adalah bentuk kondisi if yang apabila variabel yang bernilai x memiliki nilai lebih dari 0, maka akan mengembalikan kata “Positif”. Ketika kita berikan variabel bernilai 5, maka program ini akan mengembalikan “Positif” dikarenakan memang 5 lebih besar dari 0.
Penulisan if diikuti dengan kondisi yang diinginkan, lalu diakhiri dengan tanda titik dua (“:”), lalu dimulai dengan baris baru, di mana baris baru ini diberikan spasi 1 tab.
Selain bentuk penulisan di atas, ada juga orang yang menulis kondisi if dengan bentuk sebagai berikut ini:
Bentuk penulisan ini hanya memindahkan output menjadi sebaris dengan pernyataan kondisinya. Bentuk ini biasa digunakan untuk mengurangi jumlah baris dalam pemrograman agar lebih mudah untuk dibaca.
Selain kedua bentuk di atas, ada juga bentuk penulisan sebagai berikut:
Bentuk seperti ini tidak memiliki operand manapun. Namun walaupun begitu, Python mengartikan ini bahwa x bernilai TRUE, sehingga ketika x memiliki nilai, maka Python akan menjalankan perintah dari kondisi tersebut.
#2 IF-ELSE statement
if-else ini merupakan pengembangan dari if statement, dikarenakan Python akan mengecek apakah kondisi terpenuhi. Bila iya, maka Python akan menjalankan fungsi yang diberikan oleh programmer.
Namun apabila kondisi tidak dipenuhi, maka Python akan menjalankan program lain yang sudah disiapkan oleh programmer. Contoh sederhananya adalah:
Kita menggunakan contoh pada kasus sebelumnya. D isini, kita memiliki variabel bernilai 5. Python akan mengecek apakah kondisi ini ( x < 0 ) memenuhi atau tidak. Bila memenuhi, maka Python akan mengembalikan kata “Negatif”, namun apabila kondisi tidak terpenuhi, maka “Positif” yang akan dikembalikan.
Model if-else ini yang biasa banyak dipakai oleh programmer karena lebih lengkap dari fungsi if sebelumnya
Namun perlu diingat bahwa kegunaan fungsi ini terbatas hanya untuk membandingkan secara biner (antara ya atau tidak).
#3 IF-ELIF-ELSE statement
Metoda ini merupakan pengembangan dari dua metode sebelumnya. Dengan fungsi elif, kita bisa menaruh banyak kondisi di sini. Berikut contoh penulisan dengan menggunakan elif:
Dengan metode elif ini, kita bisa meletakkan beberapa kondisi bercabang sekaligus, apabila variabel memenuhi salah satu kondisi, maka kondisi elif tersebut akan dijalankan oleh Python.
{{COMPONENT_IDENTIFIER}}
#4 SWITCH statement
Switch case ini mirip seperti elif, namun dikemas dalam sebuah tipe data dictionary, dan masing-masing kondisi yang akan terjadi sudah ditentukan oleh programmer sebelumnya. Berikut contoh pemrograman menggunakan metode switch:
Di sini sebenarnya kita tidak memanfaatkan fungsi bawaan Python, namun kita memanfaatkan sebuah tipe data yang dinamakan dictionary.
Tipe data ini menampung berbagai informasi yang apabila dipanggil, akan mengeluarkan statement sesuai dengan index (berupa angka 1 - 4 apabila di contoh). Kita juga menggunakan fungsi get untuk memasukan input ke dalam dictionary switch yang kita buat.
Dengan ini, kita berhasil membuat sebuah fungsi sendiri menggunakan switch sebagai dictionary. Berikut contoh lainnya dengan menggunakan metode switch ini:
Contoh di atas merupakan contoh membuat kalkulator sederhana dengan menggunakan fungsi Python (akan diajarkan lebih detail pada bagian Python Function).
Di sini kita menggunakan fungsi untuk memberikan input pada switch dictionary yang ada, lalu kita juga memberikan input angka. Ketika kita memilih operator pembagian, maka fungsi kalkulator akan mengembalikan hasil dari pembagian dua angka yang kita berikan.
#5 Metode TRY-EXCEPT
Metode try-except ini sebenarnya bukan merupakan fungsi kondisi, namun penulis memasukan metode ini dalam topik conditional karena hasil keluaran yang dihasilkan menyerupai dengan metode if-else.
Metode try-except sebenarnya lebih banyak digunakan untuk error-handling oleh programmer, di mana ketika seorang programmer menjalankan suatu kumpulan logika program dan ketika logika tersebut gagal ataupun tidak memenuhi kondisi, maka metode ini akan menjalankan logika lainnya.
Berikut contoh penggunaan metode try-except ini:
Pada contoh di atas, Python mengeluarkan “Pembagian error” dikarenakan apabila nilai z dijalankan, maka kita tidak mungkin mendapatkan hasil pembagian antara 5 dan 0. Berikut merupakan contoh penggunaan metode try-except yang lebih kompleks:
Pada contoh di atas, kita membuat dua fungsi di mana fungsi tersebut akan menampilkan sebuah teks yang menyatakan besaran angka yang dimasukkan, dan juga angka itu sendiri.
Di dalam logika try adalah logika yang akan dijalankan pertama oleh program. Apabila logika try tersebut gagal untuk dijalankan, maka Python akan langsung menjalankan fungsi except.
Di sini 5 perintah pertama di dalam try untuk print nilai dari statement1 sampai input1 * input2 berhasil dieksekusi. Namun dikarenakan 16 tidak bisa dibagi dengan nilai 0, maka perintah print(input1 / input2) tidak bisa dijalankan, dan akhirnya Python akan menjalankan fungsi except.
Perintah try yang tersisa yaitu print( input1 + 2 * input2) ini tidak dieksekusi dikarenakan Python tidak lagi menjalankan fungsi try, namun menjalankan fungsi except.
Karena sifat fungsinya, maka fungsi try-except ini lebih banyak digunakan untuk error handling, di mana seorang programmer punya logika bercabang apabila salah satu input data tidak memenuhi kondisi yang ada di program Python utama.
Contoh lain pengembangan dari metode try-except ini adalah:
Di sini kita menggabungkan konsep try-except dengan logika if. Apabila nilai x bukan berupa integer, maka Python akan mengeluarkan error di mana teks error-nya sudah ditentukan, yaitu “Only integers are allowed”.
Biasanya, raise ini kita masukan ke dalam statement except sebagai error-handling.
Kita sudah mempelajari beberapa jenis fungsi conditional yang sering dijumpai. Fungsi ini pun dapat dibuat sendiri oleh programmer. Namun seluruh fungsi yang sudah dijelaskan sebelumnya ini merupakan beberapa yang sering ditemui dan digunakan oleh programmer.
Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!
Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program: Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion. Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)
Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!
Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program: Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion. Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)
Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!
Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program: Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion. Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)