Soft Selling
Soft selling adalah salah satu taktik penjualan yang membuat customer nyaman dan mengetahui informasi produk sebelum memutuskan untuk membeli.
digital-marketer
Apa itu Soft Selling?
Strategi sales dan marketing kerap berubah-ubah tergantung pada market, produk, customer, dan perusahaan. Sebagian besar taktik penjualan digolongkan ke dalam soft selling dan hard selling.
Saat ini, teknik soft selling sering disebut-sebut dan dikatakan merupakan strategi yang efektif dalam penjualan.
Dirangkum dari Investopedia dan HubSpot, soft selling adalah pendekatan periklanan dan penjualan yang berfokus pada penggunaan bahasa yang kasual dan persuasif yang samar.
Sales menggunakan bahasa yang kasual untuk membangun kedekatan dengan audiens. Audiens yang mendengar atau melihat teknik tersebut tidak akan sadar bahwa mereka telah dipersuasi untuk membeli produk tertentu.
Meskipun pada awalnya audiens tidak melakukan pembelian, soft sellng dapat memengaruhi customer untuk melakukan pembelian berulang karena pembelian dilakukan dalam kondisi rileks tanpa paksaan.
Perbedaan Soft Selling dan Hard Selling
Soft selling dan hard selling adalah dua pendekatan penjualan yang sama-sama memengaruhi psikologi audiens, namun efek dan pendekatannya berbeda.
Hard selling didesain agar customer membeli barang atau jasa saat ini juga, tanpa mengevaluasi pilihan mereka.
Hard selling menggunakan bahasa yang langsung dan agresif, sehingga sering disebut dengan aggresive selling. Karena hal ini pakar kurang menyukai hard selling.
Sedangkan soft selling menggunakan pendekatan yang lebih halus, bertahap, dan persisten. Gunanya agar calon pembeli merasa nyaman dan mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak terhadap produk atau jasa.
Membuat calon pembeli nyaman dan terhubung dengan brand lebih mendorong mereka untuk melakukan pembelian.
Contoh Soft Selling dan Hard Selling
Perusahaan A merupakan salah satu perusahan mode terbesar di Indonesia.
Perusahaan A sedang melakukan cuci gudang besar-besaran untuk menghabiskan stok lama mereka. Agar produk cepat habis terjual, mereka menggunakan hard selling untuk mendorong customer membeli produk.
Dalam social media-nya, mereka menggunakan CTA persuasif yang menciptakan perasaan “harus membeli” pada customer. Misalnya:
- Diskon 75% hanya hari ini
- Beli 2 gratis 1
- Stok menipis, beli sebelum terlambat
Sedangkan perusahaan B bergerak di bidang kesehatan yang memproduksi suplemen kesehatan.
Mereka menggunakan soft selling, seperti menanyakan kondisi kesehatan dan nutrisi calon pembeli, menjelaskan status kesehatan mereka, serta menjelaskan pentingnya kesehatan. Sebelum pada akhirnya merekomendasikan suplemen yang cocok bagi mereka.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apakah soft selling lebih baik dari hard selling?
Soft selling kerap dibanding-bandingkan dengan hard selling, dan disebut sebagai taktik penjualan yang efektif. Namun, apakah soft selling lebih baik dari hard selling?
Berikut kelebihan dan kekurangan dari soft selling dan hard selling yang perlu diketahui:
- Kelebihan soft selling dan hard selling
Kelebihan soft selling:
- Meningkatkan hubungan yang baik antara brand dengan calon pembeli
- Meningkatkan kepercayaan terhadap brand
- Calon pembeli jadi lebih tahu lebih banyak mengenai produk atau jasa suatu brand
- Membantu menciptakan customer yang loyal, sehingga dapat meningkatkan pembelian berulang
- Dapat meningkatkan brand awareness ke masyarakat luas
Kelebihan hard selling:
- Memanfaatkan perasaan FOMO calon pembeli, sehingga proses pembelian berlangsung cenderung cepat
- Risiko kehilangan customer rendah selama persaingan jangka panjang dengan soft selling
- Hard selling sangat bermanfaat bagi sales yang mendapat penghasilan berbasis komisi
- Tidak menguras waktu dan sumber daya seperti pada soft selling
Kekurangan soft selling dan hard selling
Kekurangan soft selling:
- Butuh waktu lama membangun hubungan yang baik dengan calon pembeli
- Membutuhkan sumber daya yang lebih banyak, terutama untuk penelitian produk dan market
- Risiko kehilangan customer tinggi karena proses komunikasi yang lama
Kekurangan hard selling:
- Taktik agresif dapat membuat calon pembeli tidak nyaman, menjauh, dan pada akhirnya tidak jadi membeli
- Dapat merusak citra dan reputasi perusahaan karena taktik yang terlalu agresif
Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, efektivitas soft selling dan hard selling tergantung pada perusahaan, produk, dan target market-nya.
Mulai karirmu dalam
digital-marketer
Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!