Apa itu Hipotesis?
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendeskripsikan hipotesis adalah pernyataan awal untuk mengutarakan pendapat atau alasan, meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan.
Sederhananya, hipotesis adalah dugaan awal/sementara, atau penjelasan yang mungkin untuk suatu peristiwa.
Di bidang data analytics profesional, hipotesis dipakai oleh data analyst untuk menganalisis data.
Adanya hipotesis bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Misalnya, bonus tahunan menyebabkan rendahnya tingkat turnover karyawan. Hipotesis akan melihat hubungan antara bonus tahunan dengan tingkat turnover karyawan.
Saat menganalisis data, hipotesis berperan dalam hypothesis testing atau hypothesis analysis. Ini adalah salah satu teknik analisis data kuantitatif yang termasuk cabang statistika inferensial. Dalam analisis hipotesis, analyst menggunakan data sampel untuk menguji apakah suatu hipotesis masuk akal atau faktual.
Dengan teknik ini, analyst akan mengembangkan dua hipotesis, yaitu Ho (hipotesis nol) dan H1 (hipotesis alternatif). Nantinya, dari kedua hipotesis itu, hanya satu yang benar.
Apa Beda Hipotesis dengan Teori?
Istilah “teori” dan “hipotesis” sering digunakan secara bergantian, padahal keduanya memiliki arti yang sangat berbeda dalam konteks penelitian ilmiah.
Hipotesis bertujuan untuk memberikan penjelasan sementara (bisa berubah) untuk suatu kejadian. Hipotesis dapat dibuktikan benar atau salah dengan pengujian atau eksperimen.
Sementara tujuan dari teori adalah menjelaskan suatu kejadian dan dilengkapi data pendukung. Teori merupakan hasil penelitian dan sudah dikonfirmasi sebagai kebenaran (biasanya tidak dapat berubah). Teori dipakai untuk dasar atau landasan mengembangkan hipotesis.
Meski demikian, teori bisa saja berubah karena sifat penelitian ilmiah yang bisa disangkal dan dikoreksi sewaktu-waktu.
Jenis-jenis Hipotesis
Jenis-jenis hipotesis di antaranya:
- Null hypothesis – hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dua variabel.
- Alternative hypothesis – hipotesis yang menyatakan bahwa variabel independen memengaruhi variabel dependen. Hipotesis ini digunakan bersamaan dengan hipotesis nol dan menyatakan kebalikan dari hipotesis nol.
- Associative and casual hypothesis – hipotesis asosiatif mendefinisikan hubungan antar variabel yang saling ketergantungan. Hipotesis ini memprediksi bahwa perubahan dalam satu variabel mengakibatkan perubahan di variabel lain. Sementara hipotesis kasual menyatakan hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih.
- Complex hypothesis – hipotesis yang menyiratkan banyak hubungan antara lebih dari dua variabel, seperti dua variabel independen dan satu variabel dependen.
Ciri-ciri Perumusan Hipotesis
Hipotesis biasanya ditulis dengan pernyataan “jika/maka”. “Jika” digunakan untuk mengasumsikan penyebab tertentu. “Maka” adalah pernyataan yang dianggap sebagai fakta meski banyak hal yang harus diteliti untuk membuktikan bahwa asumsi itu benar.
Dirangkum dari Study.com, ada tiga bagian untuk merumuskan hipotesis, antara lain:
- Penjelasan.
- Variabel independen (hal yang akan diuji dalam penelitian).
- Variabel dependen (hasil yang diharapkan).
Bagian pertama dalam hipotesis digunakan untuk menjelaskan hubungan antar dua variabel yang digunakan dalam eksperimen (variabel independen dan dependen).
Variabel independen ditentukan sendiri oleh peneliti dan biasanya menjadi pendorong penelitian. Sementara variabel dependen adalah hasil dari penelitian dan terikat dengan variabel lainnya.
Perumusan hipotesis juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Berikut beberapa kriteria hipotesis yang baik:
- Testability – hipotesis harus bisa diuji dengan eksperimen, bukan spekulasi tentang fenomena yang tidak bisa diuji.
- Scope – hipotesis dapat diterapkan secara luas dengan modifikasi terbatas.
- Parsimony – hipotesis didasarkan pada penjelasan paling sederhana dari suatu fenomena.
- Conservatism – hipotesis didasarkan pada informasi ilmiah dan harus selaras dengan teori yang sudah ada.
- Fruitfulness – hipotesis harus menghasilkan prediksi tentang apa yang akan terjadi selama penelitian berlangsung.
Apa Contoh Hipotesis?
Berikut adalah contoh sederhana hipotesis.
“Jika materi iklan mengandung kata ‘Stok terbatas!’, maka semakin banyak user yang tertarik.”
Dalam hipotesis tersebut, variabel independennya adalah iklan mengandung stok terbatas, sedangkan semakin banyak user yang tertarik merupakan variabel dependen.
Eksperimen yang berangkat dari hipotesis tersebut sesungguhnya menerapkan scarcity principle yang dipelajari dalam studi ekonomi perilaku (behavioral economics).
Cara menguji hipotesis pada contoh di atas bisa dengan menetapkan metrics pengujiannya. Misalnya, ketertarikan user diukur dengan jumlah user yang mengeklik iklan.
Penutup
Hipotesis adalah pernyataan kuat dan ringkas yang menjadi dasar penelitian. Hipotesis bertujuan untuk memprediksi data, temuan, dan simpulan penelitian.
Asumsi yang ada di hipotesis dibuat berdasarkan bukti yang mencakup hubungan antar variabel.
Dalam penelitian, hipotesis berfungsi menguji hubungan antara dua variabel atau lebih. Penulisan hipotesis ini harus jelas mengkomunikasikan apa yang ingin dicapai dalam penelitian.
FAQ (Frequently Asked Question)
Mengapa perumusan hipotesis penting?
Perumusan hipotesis penting untuk dilakukan, karena:
- Hipotesis dapat membantu mewujudkan observasi dan eksperimen yang sudah direncanakan.
- Hipotesis menjadi titik awal penelitian.
- Hipotesis membantu mengarahkan pertanyaan ke sesuatu yang benar.
- Hipotesis membantu memverifikasi pengamatan.