Failover

Failover adalah proses otomatis di mana sistem cadangan mengambil alih fungsi saat terjadi kegagalan di sistem utama.

Software Engineering

Mau Belajar

Software Engineering

GRATIS?

Di RevoU, tidak hanya teori, penerapan, serta career coaching. Kamu juga mendapatkan akses ke Community Hub dengan 6000+ member. Di sini, kamu akan selalu terupdate informasi seputar job openings, industry news, dan upskilling events!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Software Engineering

GRATIS?

Apa itu Sistem Failover?

Failover adalah proses otomatis di mana sistem cadangan mengambil alih fungsi saat terjadi kegagalan di sistem utama.

Dalam sistem failover, ada dua komponen utama, yaitu komponen primer (atau aktif) dan komponen sekunder (atau pasif). Komponen primer adalah sistem yang beroperasi dalam keadaan normal, sedangkan komponen sekunder berada dalam keadaan siaga, siap untuk diaktifkan ketika diperlukan. Saat sistem mendeteksi kegagalan pada komponen primer, sistem failover secara otomatis mengalihkan operasi ke komponen sekunder.

Sistem ini dapat diterapkan pada berbagai aspek infrastruktur IT, termasuk server, database, jaringan, dan layanan cloud. Misalnya, dalam konteks server, jika server utama gagal, server cadangan akan mengambil alih, memastikan aplikasi dan layanan yang bergantung pada server tersebut tetap berjalan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa sistem failover harus dirancang dengan hati-hati untuk memastikan transisi yang smooth antara komponen primer dan sekunder. Ini melibatkan sinkronisasi data yang tepat, konfigurasi jaringan yang sesuai, dan pengujian rutin untuk memastikan sistem cadangan bisa diandalkan. Selain itu, sistem failover sering dikombinasikan dengan strategi lain seperti load balancing dan clustering untuk mencapai tingkat ketersediaan yang lebih tinggi.

Kenapa Harus Menggunakan Sistem Failover?

Penggunaan sistem failover sangat penting dalam infrastruktur IT dan komunikasi, terutama untuk memastikan kelangsungan dan keandalan layanan. Berikut beberapa alasan mengapa sistem failover menjadi penting:

  • Kontinuitas bisnis: salah satu manfaat utama dari sistem failover adalah memastikan kontinuitas bisnis. Dalam dunia bisnis yang sangat bergantung pada data dan aplikasi online, kegagalan sistem menyebabkan gangguan operasional yang signifikan. Sistem failover memungkinkan bisnis untuk terus beroperasi bahkan saat terjadi kegagalan pada komponen sistem utama.
  • Mengurangi downtime: downtime bisa sangat merugikan, baik dari segi keuangan maupun reputasi. Sistem failover mengurangi downtime dengan menyediakan mekanisme otomatis untuk beralih ke sistem cadangan ketika sistem utama gagal, sehingga meminimalkan gangguan layanan.
  • Melindungi data: dalam banyak kasus, failover juga melibatkan replikasi data. Artinya, data penting disalin ke lokasi cadangan. Hal ini memastikan data tidak hilang selama kegagalan sistem dan dapat dengan cepat dipulihkan setelah sistem kembali normal.
  • Meningkatkan keandalan layanan: dengan failover, perusahaan bisa menawarkan tingkat keandalan yang lebih tinggi kepada pelanggan dan user-nya. Ini sangat penting untuk layanan yang dianggap penting, seperti layanan keuangan, layanan kesehatan, dan infrastruktur IT lainnya.
  • Kepatuhan dan standar industri: beberapa industri memiliki regulasi yang mengharuskan perusahaan memiliki rencana pemulihan bencana dan failover, memastikan keamanan data dan kelangsungan layanan. Implementasi sistem failover membantu memenuhi persyaratan ini.
  • Adaptasi dengan lingkungan TI yang kompleks: dengan meningkatnya kompleksitas lingkungan IT, termasuk penggunaan cloud dan infrastruktur terdistribusi, sistem failover memastikan semua komponen sistem dapat beroperasi dengan lancar meskipun ada kegagalan pada salah satu bagian.

Macam-macam Failover

Macam-macam failover dapat dikategorikan berdasarkan cara kerjanya dan konteks penggunaannya. Berikut beberapa jenis failover yang umum:

  • Failover hardware: ini terjadi ketika komponen hardware fisik gagal dan sistem secara otomatis beralih ke hardware cadangan. Contohnya termasuk server cadangan yang mengambil alih saat server utama gagal.
  • Failover software: failover ini terjadi pada tingkat software, seperti ketika aplikasi atau layanan beralih ke instance cadangan karena masalah pada instance utama.
  • Failover database: khusus untuk database, failover ini memastikan bahwa jika server database utama gagal, server cadangan akan mengambil alih, meminimalkan gangguan pada akses data.
  • Failover jaringan: ini melibatkan beralihnya traffic jaringan ke jalur atau komponen jaringan cadangan jika jalur utama mengalami gangguan.
  • Failover cloud: dalam konteks cloud computing, failover ini mengacu pada beralihnya workload dari satu cloud ke cloud lain atau dari on-premise ke cloud ketika terjadi kegagalan.
  • Failover site-to-site: ini melibatkan beralihnya operasi dari satu lokasi ke lokasi lain. Misalnya, dari pusat data utama ke pusat data cadangan yang mungkin berada di lokasi geografis berbeda.
  • Failover global/geografis: failover ini digunakan untuk skenario di mana seluruh pusat data atau wilayah geografis mengalami kegagalan. Workload akan dialihkan ke pusat data di wilayah yang berbeda.
  • Failover manual vs otomatis: beberapa sistem memerlukan intervensi manual untuk beralih ke sistem cadangan, sementara yang lain memiliki kemampuan untuk beralih secara otomatis tanpa perlu intervensi manusia.
  • Failover aktif-aktif dan aktif-pasif: dalam konfigurasi aktif-aktif, semua sistem berjalan bersamaan dan dapat menangani workload. Sementara dalam konfigurasi aktif-pasif, sistem cadangan hanya aktif ketika sistem utama gagal.

FAQ (Frequently Ask Question)

Apakah failover dan load balancing sama?

Failover dan load balancing adalah dua konsep yang berbeda dalam manajemen jaringan dan sistem, meskipun keduanya berkontribusi pada ketersediaan dan keandalan layanan.

Berikut penjelasan tentang perbedaan antara keduanya:

Failover

  • Tujuan utama: failover dirancang untuk menyediakan redundansi dan keandalan. Tujuannya adalah memastikan kelangsungan layanan ketika komponen sistem (seperti server atau database) gagal.
  • Cara kerja: dalam failover, jika sistem utama gagal, sistem cadangan secara otomatis mengambil alih tugas untuk memastikan layanan tetap berjalan.
  • Penggunaan: failover banyak diterapkan dalam sistem kritis di mana downtime tidak dapat ditoleransi, seperti dalam layanan keuangan, layanan kesehatan, dan infrastruktur IT penting lainnya.

Load balancing

  • Tujuan utama: load balancing bertujuan untuk mendistribusikan workload secara merata di antara beberapa sistem (seperti server) untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memaksimalkan throughput, meminimalkan waktu respons, dan menghindari overload pada satu server.
  • Cara kerja: load balancer mendistribusikan permintaan yang masuk ke berbagai server yang menjalankan aplikasi sama, memastikan tidak ada server tunggal yang kelebihan beban.
  • Penggunaan: load balancing sering diterapkan dalam web app skala besar, di mana permintaan dari user harus didistribusikan secara efisien untuk menjaga kinerja dan kecepatan layanan.

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Software Engineering

Di RevoU, tidak hanya teori, penerapan, serta career coaching. Kamu juga mendapatkan akses ke Community Hub dengan 6000+ member. Di sini, kamu akan selalu terupdate informasi seputar job openings, industry news, dan upskilling events!
ikut kursus gratis
Menu