Downtime

Downtime adalah periode ketika sistem, perangkat, atau layanan aplikasi tidak tersedia atau tidak aktif untuk sementara waktu.

Software Engineering

Mau Belajar

Software Engineering

GRATIS?

Di RevoU, tidak hanya teori, penerapan, serta career coaching. Kamu juga mendapatkan akses ke Community Hub dengan 6000+ member. Di sini, kamu akan selalu terupdate informasi seputar job openings, industry news, dan upskilling events!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Software Engineering

GRATIS?

Pengertian Downtime

pengertian downtime

Downtime adalah periode ketika sistem, perangkat, atau layanan aplikasi tidak tersedia atau tidak aktif untuk sementara waktu.

Selama downtime, user tidak dapat mengakses layanan atau data yang biasanya tersedia, sehingga bisa berdampak negatif pada operasi bisnis, produktivitas, dan kepuasan pelanggan.

Meskipun hanya beberapa menit, downtime berpotensi membawa kerugian finansial besar bagi perusahaan. Misalnya, Amazon mengalami kerugian langsung sekitar $5 juta untuk setiap jam downtime. Dalam jangka panjang, masalah ini juga berdampak bagi reputasi dan kepercayaan pelanggan.

Downtime sendiri biasanya dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu planned downtime dan unplanned downtime.

Planned downtime terjadi ketika sistem sengaja dimatikan untuk pemeliharaan atau upgrade. Meskipun mengganggu layanan, dampaknya sering kali diminimalkan karena terencana dan diinformasikan kepada user terlebih dahulu.

Sebaliknya, unplanned downtime adalah gangguan tidak terduga dan terjadi akibat kegagalan tak terduga atau masalah eksternal, seperti cyber attack atau bencana alam.

Penyebab Downtime

Berdasarkan informasi dari Tech Target dan Unitrends, berikut beberapa penyebab utama downtime:

  • Kegagalan perangkat keras (hardware failure): ini menjadi salah satu penyebab downtime yang paling umum. Kegagalan bisa berupa kerusakan pada hard drive, kerusakan pada komponen server, maupun masalah pada perangkat jaringan seperti router atau switch.
  • Human error: kesalahan yang dilakukan oleh staff IT atau user dapat menyebabkan downtime. Kesalahan bisa berupa tidak sengaja menghapus data, kesalahan dalam sistem konfigurasi, atau kegagalan dalam mengikuti prosedur operasional yang benar.
  • Cyber attack: serangan seperti ransomware, DDoS (Distributed Denial of Service), atau jenis serangan lainnya dapat mengganggu operasi normal sistem dan menyebabkan downtime.
  • Bug: bug atau kesalahan dalam software bisa menyebabkan crash sistem atau masalah kinerja yang mengakibatkan downtime. Ini juga termasuk kegagalan dalam update atau patch yang tidak diuji dengan baik.
  • Kegagalan jaringan (network failure): gangguan pada jaringan, seperti pemutusan koneksi internet atau masalah pada internet service provider (ISP), dapat menyebabkan downtime, terutama untuk layanan yang bergantung pada konektivitas cloud.
  • Bencana alam (natural disaster): gempa bumi, banjir, kebakaran, dan bencana alam lainnya akan merusak infrastruktur fisik sistem dan jaringan, menyebabkan downtime yang signifikan.
  • Kapasitas yang tidak memadai: jika sistem tidak dirancang untuk menangani beban berat, ini dapat menyebabkan overload dan downtime.

Menghitung Downtime 

Menghitung downtime adalah proses menentukan durasi dan dampak ketika sistem, layanan, atau aplikasi tidak tersedia atau tidak berfungsi. Ini penting untuk mengevaluasi kinerja dan keandalan sistem serta memahami dampak finansial dari downtime tersebut.

Berdasarkan Unitrends, berikut langkah-langkah untuk menghitung downtime:

  • Identifikasi area bisnis yang menghasilkan pendapatan: pertama, tentukan area bisnis yang secara langsung berkontribusi pada pendapatan.
  • Hitung pendapatan per jam: gunakan formula (pendapatan mingguan rata-rata / 40 jam) atau (pendapatan bulanan rata-rata / 30 hari) untuk menentukan pendapatan per jam.
  • Tentukan persentase ketergantungan pada uptime: tentukan berapa persentase dari area penghasil pendapatan yang bergantung pada ketersediaan sistem. Misalnya, bisnis e-commerce kemungkinan 100% bergantung pada uptime, sedangkan offline store hanya bergantung sebesar  20%.
  • Hitung kerugian pendapatan selama downtime: hitung pendapatan yang hilang per jam untuk setiap area bisnis selama downtime. Misalnya, jika bisnis e-commerce menghasilkan Rp1.000.000 per jam, mereka akan kehilangan Rp4.000.000 dalam downtime selama empat jam.

Selain cara di atas, menghitung downtime juga dapat dilakukan dengan menghitung produktivitas yang hilang selama downtime dengan dua cara:

  • Produktivitas yang hilang = (jumlah user yang terpengaruh) x (pengaruh pada produktivitas [dalam persentase]) x (gaji rata-rata per jam) x (durasi downtime), atau
  • Produktivitas yang hilang = (jumlah transaksi per jam) x (persentase transaksi yang terpengaruh) x (keuntungan rata-rata per transaksi) x (durasi downtime)

FAQ (Frequently Asked Question)

Bagaimana tips mencegah downtime?  

Unitrends juga memberikan beberapa tips untuk mencegah downtime:

  • Kembangkan disaster recovery plan (rencana pemulihan bencana): pastikan bisnis memiliki strategi pemulihan bencana yang komprehensif untuk mempersiapkan dan mengatasi kejadian downtime tidak terduga.
  • Terapkan solusi BCDR (Business Continuity and Disaster Recovery): solusi BCDR memastikan strategi kelangsungan bisnis berfungsi dengan tepat. Hal ini membantu sistem pulih dengan cepat dari downtime, sehingga bisa menyediakan layanan secepatnya kepada klien.
  • Pastikan perangkat selalu update: rutin memperbarui dan menginstal patch untuk sistem operasi, hardware, dan software akan memastikan stabilitas serta keamanan perangkat.
  • Tes backup secara berkala: data yang telah di-backup menjadi “penyelamat” ketika terjadi downtime. Pastikan secara rutin menguji backup untuk memastikan data dipulihkan dengan tepat.
  • Pantau jaringan dan perangkat secara konstan: gunakan tool network monitoring untuk memantau kesehatan dan kinerja perangkat. Solusi pemantauan ini dapat membantu mendeteksi masalah lebih awal dan mengatasinya sebelum menyebabkan sistem crash.

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:

Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:
Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:

Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Software Engineering

Di RevoU, tidak hanya teori, penerapan, serta career coaching. Kamu juga mendapatkan akses ke Community Hub dengan 6000+ member. Di sini, kamu akan selalu terupdate informasi seputar job openings, industry news, dan upskilling events!
ikut kursus gratis
Menu