Apa itu Bug?
Dalam dunia komputer, bug adalah istilah yang menggambarkan kesalahan atau error pada penulisan kode (coding) software. Akibatnya, program tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Kesalahan coding bisa terjadi pada komponen manapun, bahkan pada microcode (kode mikro yang terdapat pada mikroprosesor).
Karena keberadaannya bisa sangat halus, terkadang bug disadari setelah program diluncurkan atau selama fase beta testing (pengujian software yang dilakukan oleh sample audiens).
Ketika itu terjadi, software engineer akan melakukan pencarian bug yang disebut dengan debugging.
Sebagian besar bug akan segera ditangani, terutama jika ada risiko menurunnya pengguna program atau berkaitan dengan keuangan.
Misalnya, bug pada aplikasi reksadana yang menyebabkan user tidak bisa berinvestasi dan kehilangan uang mereka.
Apa Saja Penyebab Bug?
Selama pengembangan software, bug biasanya terjadi karena penulisan kode yang salah, hilang atau berlebihan. Hal ini disebabkan karena:
- Miskomunikasi atau misinterpretasi
Penulisan kode yang salah, hilang, atau berlebihan bisa terjadi karena miskomunikasi atau misinterpretasi antara stakeholder dengan developer.
Misalnya, formulir data diri di bidang Nama hanya berisikan kolom Nama depan dan Nama belakang sesuai dengan permintaan klien.
Namun developer juga membuat kolom Nama tengah, sesuai dengan informasi yang didapat yaitu kolom untuk Nama lengkap. Karena kesalahan komunikasi ini, maka terjadilah bug.
- Kode program sering diubah
Kode program yang sering diubah akibat kesalahan yang sering terjadi juga dapat menyebabkan bug pada komponen lain.
- Software terlalu kompleks
Dikutip dari TestDel, saat ini perkembangan software sudah semakin modern dan kompleks.
Jika software tidak direkayasa dengan baik, maka penggunaan metode programming sederhana seperti object-oriented programming (OOP) akan memperumit proses pengembangannya.
- Alat pendukung yang digunakan mengandung bug
Dibutuhkan tools pendukung untuk membuat program atau aplikasi. Misalnya, HTML editor, plug in navigasi peta, dan lainnya.
Ketika tools tersebut mengandung bug, error bisa masuk ke dalam program atau aplikasi yang sedang dikembangkan.
- Waktu pengembangan software yang singkat
Butuh waktu lama untuk membuat software berkualitas dan bebas bug.
Tapi, jika waktu yang diberikan terlalu singkat, developer atau programmer berfokus pada tenggat waktu dan bukan kualitas software.
Mereka juga tidak memiliki cukup waktu untuk memeriksa ulang coding sebelum merilisnya. Akibatnya risiko bug pada software sangat tinggi.
Jenis-jenis Bug
Dirangkum dari Tech Target, jenis bug dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:
#1 Berdasarkan perspektif user
Bug bisa memengaruhi visual maupun fungsi software.
Bug visual misalnya, susunan daftar pada aplikasi terlihat berantakan. Penyebabnya mungkin ada pada desain responsif aplikasi.
Bug fungsi misalnya, user tidak bisa menekan tombol Save untuk menyimpan pembaruan profilnya pada aplikasi tersebut.
#2 Berdasarkan tingkat keparahan masalah yang ditimbulkan
Bug bisa menimbulkan masalah yang ringan hingga sangat mengganggu, yang menyebabkan aplikasi tidak berfungsi sama sekali.
Efek yang minimal (low-impact) biasanya tidak terlalu masalah, meski memengaruhi pengalaman user dalam penggunaan aplikasi.
Bug juga bisa memengaruhi beberapa fungsi program, namun fungsi utamanya masih bisa digunakan user dengan baik (high-impact).
Ketika bug memengaruhi fungsi utama (critical), maka bug harus segera ditangani.
#3 Berdasarkan lokasi bug ditemukan
Bug bisa muncul pada bagian manapun, di antaranya:
- Unit-level: Terjadi karena kesalahan penghitungan atau logika.
- System-level: Bug kompleks yang terjadi karena kesalahan interaksi pada beberapa bagian dalam software.
- Out-of-bound: Terjadi ketika user berinteraksi dengan program di luar kemampuan program.
Contoh Bug
Bug dapat menyebabkan berbagai masalah, tapi efek yang paling sering terlihat adalah crash atau disebut juga dengan hang atau lag.
Crash pada software terjadi ketika program tiba-tiba tidak bisa berfungsi ketika semua button-nya ditekan kemudian exit dengan sendirinya.
Crash memang sering kali terjadi di tengah penggunaan aplikasi. Misalnya, Binar sedang menulis laporan pada aplikasi pengolah kata X. Tiba-tiba program tersebut hang, sedangkan Binar belum menyimpan tulisannya.
Ketika Binar membuka program tersebut, hasil tulisannya hilang dan ia harus membuatnya dari awal lagi.
FAQ (Frequently Asked Question)
Bagaimana cara menghindari bug?
Membuat program yang terbebas dari bug bukanlah suatu hal yang mustahil.
Dikutip dari Tech Target, berikut ini beberapa cara menghindari bug pada software.
- Fokus dan berhati-hati selama pengembangan. Developer bisa menggunakan metode Agile atau DevOps agar kualitas program secara keseluruhan terjaga.
- Lakukan software testing secara berkala, mulai dari menguji kerja fungsi utama, uji eksplorasi, dan uji regresi ketika terjadi perubahan coding.
- Uji kinerja dasar software dengan jenis beban kerja yang berbeda. Tes ini dapat mengevaluasi stabilitas, daya tanggap, kecepatan, dan efektivitas software.