DevOps
DevOps adalah prinsip untuk mengotomatiskan serta mengintegrasikan proses antara pengembangan software (Dev) dan kegiatan operasional (Ops). Prinsip ini lahir dari tiga kombinasi, yaitu praktik, tools, dan culture.
software-engineer
Apa itu DevOps?
DevOps adalah prinsip untuk mengotomatiskan serta mengintegrasikan proses antara pengembangan software (Dev) dan kegiatan operasional (Ops). Prinsip ini lahir dari tiga kombinasi, yaitu praktik, tools, dan culture.
Dulunya, perusahaan menggunakan pengembangan software tradisional dan proses manajemen infrastruktur manual. Pengembangan secara tradisional membutuhkan waktu yang lama sekaligus banyak tenaga dan biaya.
DevOps dapat membantu proses pengembangan software berkualitas tinggi sekaligus efisien. Kualitas ini memungkinkan perusahaan melayani pelanggan lebih baik dan mengungguli persaingan di pasar.
DevOps memudahkan dalam kolaborasi berbagai tugas yang sebelumnya terpisah, seperti pengembangan, operasi TI, quality engineering, dan keamanan.
Ketika perusahaan mulai menerapkan prinsip DevOps, perusahaan harus mengubah culture dari culture lama ke DevOps dan menjalankan prosesnya secara berkelanjutan.
Tujuan utama DevOps adalah mengurangi waktu yang diperlukan dalam mengembangkan dan menerapkan fitur baru. DevOps juga memastikan fitur baru tersebut tidak menyebabkan downtime atau berdampak negatif pada sistem yang ada.
Apakah DevOps Harus Bisa Coding?
Coding adalah salah satu proses pembuatan software atau aplikasi. Ini dapat dilakukan dalam beberapa bahasa pemrograman yang berbeda, seperti Python, Java, atau Ruby.
Setiap aplikasi menyajikan fitur sesuai yang diperintahkan kode. Tanpa menulis kode itu, aplikasi tidak akan bisa update untuk memenuhi persyaratan yang terus berubah.
Sebagai prinsip yang berhubungan dengan pengembangan software, DevOps tentu tidak lepas dari coding. Dengan mempelajari dasar-dasar coding, seorang DevOps engineer dapat mulai mempelajari bahasa yang lebih spesifik untuk DevOps.
Misalnya, jika engineer ingin mempelajari cara menggunakan tools Puppet atau Chef untuk configuration management, ia harus mempelajari bahasa pemrograman Ruby.
Tujuan DevOps
Dirangkum dari Learn Microsoft, berikut beberapa tujuan DevOps:
#1 Menjaga stabilitas dan keandalan sistem
DevOps terus memastikan pembaruan aplikasi dan perubahan infrastruktur sistem. Dengan menerapkan praktik peningkatan secara berkelanjutan, tim dapat membangun stabilitas, keandalan produk/layanan perusahaan, serta membantu mengurangi kegagalan maupun risiko.
#2 Mempercepat waktu peluncuran produk
Melalui peningkatan efisiensi, kolaborasi, tools otomasi, dan penerapan berkelanjutan, tim dapat menghemat waktu mulai dari awal pembuatan produk sampai peluncuran ke pasar.
#3 Meningkatkan mean time to recovery (MTTR)
Istilah “mean time to recovery” adalah waktu rata-rata yang diperlukan untuk memperbaiki kegagalan produk atau sistem. Perusahaan perlu mengukur metrik ini agar bisa mengelola kegagalan software dan rencana peningkatan berkelanjutan.
#4 Beradaptasi dengan pasar dan persaingan
Prinsip DevOps mengharuskan tim mengutamakan pelanggan. Dengan menggabungkan kecepatan, kolaborasi tim, dan fokus pada pengalaman pengguna, perusahaan bisa terus memberikan nilai positif kepada pelanggan dan meningkatkan daya saing di pasar.
Tools yang Digunakan untuk DevOps
Menerapkan prinsip DevOps perlu didukung dengan penggunaan berbagai tools yang memungkinkan kolaborasi, mengintegrasikan alur kerja dengan baik, dan mengotomatiskan seluruh DevOps life cycle.
Dirangkum dari International Business Machines (IBM), berikut beberapa kategori tools yang digunakan untuk DevOps:
Tools project management
Tools ini memungkinkan tim mengumpulkan user stories (persyaratan dari pengguna) yang membentuk proyek coding, memecahnya menjadi tugas yang lebih kecil, lalu memastikan tugas itu selesai. Beberapa tools project management yaitu Scrum, Lean, dan Kanban.
Tools untuk source code repositories
Adanya coding environment memungkinkan banyak developer bekerja pada basis kode yang sama. Oleh sebab itu, diperlukan adanya tools kolaboratif yang dapat diakses semua developer dan menampung seluruh kode yang sedang dikembangkan.
Dengan tools ini, kode yang dimasukkan ke repositori dapat secara otomatis mengikuti langkah berikutnya. Tools yang sering dipakai adalah GitHub dan GitLab.
Tools untuk pipeline CI/CD
Pipeline adalah proses yang mendorong pengembangan software dengan cara membangun, menguji, dan menerapkan kode. Beberapa tools yang bisa dipakai antara lain Jenkins, CircleCI, Spinnaker, dan ArgoCD.
Tools untuk test automation framework
Tools untuk DevOps selanjutnya merupakan tools yang bisa dipakai untuk software, libraries, otomatisasi unit, kontrak, fungsional, performa, dan uji keamanan. Beberapa tools juga menggunakan artificial intelligence untuk mengkonfigurasi ulang pengujian secara otomatis ketika ada perubahan kode.
Tools yang sering dipakai meliputi Selenium, Appium, Katalon, dan Robot Framework.
Tools untuk configuration management
Tools Ini memungkinkan para DevOps engineer mengkonfigurasi dan menyediakan infrastruktur dengan versi dan dokumentasi lengkap. Pilihan tools open-source yang bisa digunakan antara lain Ansible (Red Hat), Chef, Ansible, Puppet, dan Terraform.
Tools monitoring
Tools ini membantu tim DevOps mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah sistem. Tools monitoring juga mengumpulkan dan menganalisis data secara real-time untuk memberikan informasi bagaimana perubahan kode berdampak pada kinerja aplikasi.
Beberapa tools monitoring yaitu Datadog, Nagios, Prometheus dan Splunk.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apa saja kelebihan dan kekurangan DevOps?
Kelebihan DevOps
DevOps adalah serangkaian praktik yang menggabungkan pengembangan software operasi teknologi informasi. Penggabungan ini menjadi kelebihan DevOps untuk:
- Mempersingkat waktu yang diperlukan dalam mengirimkan aplikasi dan layanan.
- Meningkatkan komunikasi dan kerja sama antar tim.
- Pengiriman fitur lebih cepat.
- Kualitas kode yang lebih tinggi.
- Lingkungan operasi yang lebih stabil.
- Membantu organisasi untuk lebih memahami pelanggan dan kebutuhannya.
Kekurangan DevOps
Di samping kelebihannya, DevOps juga memiliki kekurangan:
- Berpotensi meningkatkan kekacauan dan kebingungan karena perusahaan memiliki culture baru.
- Tingginya risiko kegagalan ketika terjadi kesalahan.
- Biaya untuk menerapkan prinsip DevOps di perusahaan bisa sangat mahal karena membutuhkan banyak sumber daya yang harus diimplementasikan dan dipelihara.
Mulai karirmu dalam
software-engineer
Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!