Apa itu Earned Media?
Semakin banyaknya platform, semakin banyak ruang bagi digital marketer untuk mempromosikan produk atau jasa mereka.
Digital marketer pun perlu mempelajari algoritma sosial media dan menemukan strategi marketing yang tepat untuk mendapat hasil maksimal.
Selain memanfaatkan social media ads dan influencer marketing, ada satu teknik marketing gratis yang bisa digunakan yaitu earned media atau dikenal juga dengan earned content.
Earned media adalah konten publikasi gratis mengenai suatu produk atau jasa yang dibuat oleh pihak ketiga.
Pada dasarnya, ada tiga jenis media yang bisa dimanfaatkan marketer. Selain earned media, dua lainnya adalah paid media dan owned media.
Jika sebuah perusahaan perlu membayar agar brand mereka dipromosikan oleh pihak ketiga (paid media), maka earned media dilakukan tanpa membayar apapun. Sedangkan owned media adalah konten yang dibuat dan dipublikasikan di platform brand tersebut, misalnya konten sosial media.
Konten earned media hadir dalam berbagai macam bentuk, termasuk penyebutan brand di artikel, ulasan produk, pengguna yang menyebutkan akun sosial media brand di posting-an mereka, pengguna yang membagikan ulang konten yang dibuat brand, dan bentuk konten organik lainnya.
Namun karena tidak ada keterlibatan langsung dari brand dalam earned media, pihak ketiga bebas dalam melakukan bentuk publikasi.
Misalnya, review jujur penggunaan skincare A. Ada kemungkinan beberapa ulasan yang mengatakan mereka tidak cocok menggunakan produk tersebut, dan ada juga yang akan mengatakan produk tersebut bagus.
Mengapa Earned Media Penting?
Pembeli pasti ingin memastikan produk tersebut layak untuk dibeli dan cocok untuk mereka. Dan seseorang cenderung suka membagikan pengalamannya dalam menggunakan suatu produk, entah produk itu baik atau buruk.
Saat ini keluarga, teman terdekat, ulasan jujur produk di website dan dari influencer berperan penting dalam pengaruh keputusan pembelian seseorang.
Ditambah lagi semakin banyak paid ads yang dilakukan oleh influencer membuat seseorang benar-benar mencari review jujur suatu produk.
Secara tidak langsung, pihak ketiga melakukan filter dan menghasilkan ulasan yang benar-benar dibutuhkan. Karena hal ini pula, earned media memiliki kredibilitas tinggi dan mendapatkan kepercayaan pelanggan yang tinggi.
Contoh Earned Media
Berikut beberapa contoh earned media:
- Situs ulasan pelanggan
Situs ulasan pelanggan seperti Google Review atau Trip Advisor membantu perusahaan mendapat feedback jujur dari audiens.
Misalnya, hotel bintang lima mendapat ulasan bintang 1 karena kamar hotel kotor dan resepsionis tidak profesional. Dari sini perusahaan bisa melakukan peningkatan pelayanan agar pelanggan puas.
Namun karena earned media tidak bisa dikontrol, maka perusahaan harus betul-betul memberikan pelayanan terbaik untuk mendapatkan ulasan positif dari pelanggan.
Menurut studi dari Brightlocal tentang perilaku konsumen terkait ulasan di internet, 87% responden membaca ulasan online dan hanya 48% di antara mereka yang mau mempertimbangkan untuk membeli dari brand dengan rating kurang dari 4.
- Media coverage
Brand yang diekspos oleh media, seperti TV atau radio, tidak selalu merupakan bentuk paid advertisement.
Brand atau perusahaan dengan kinerja baik, atau informasi positif juga berpotensi mendapatkan media coverage.
Misalnya, informasi perusahaan makanan A yang mendapatkan kenaikan saham sebanyak 50% sepanjang kuartal 2 karena kemunculan produknya di drama Korea.
Contoh lain, perusahaan kecantikan B meluncurkan produk make up baru yang vegan friendly.
- Mention di platform sosial media
Pengguna bisa berinteraksi dengan brand secara langsung melalui media sosial, biasanya dengan mention akun sosial media mereka. Hal ini bisa terjadi ketika pelanggan puas atau tidak puas dengan brand tersebut.
Sama seperti pada situs ulasan, perusahaan tidak bisa mengontrol apa yang ditulis pelanggan. Tapi dengan produk berkualitas dan bagaimana brand mengambil sikap secara tidak langsung akan memberikan citra perusahaan yang baik di mata audiens.
FAQ (Frequently Asked Question)
Bagaimana strategi memaksimalkan earned media?
Dikutip dari Sprout Social, ada lima cara memaksimalkan strategi earned media:
- Buat dan jaga interaksi dengan audiens di media untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan
Dalam hal ini kerja sama antara tim sosial media dan PR sangat dibutuhkan.
- Buat konten menarik yang berpotensi di-share ulang oleh audiens
Misalnya, konten infografis mengenai tips dan trik.
- Manfaatkan seluruh channel distribusi
Jangan hanya mengirim konten di social media, konten juga bisa dikirim dalam bentuk newsletter e-mail atau minta bantuan staff untuk ikut share konten di sosial media mereka.
- Tonjolkan kelebihan produk agar audiens lebih mudah mengingat brand
Misalnya, KFC dengan tagline 'Jagonya Ayam' menunjukkan olahan ayam mereka sangat lezat. Sehingga ketika audiens mendengar KFC, mereka langsung mengingat ayam goreng dan sebaliknya.
- Layanan pelanggan yang interaktif
Menurut Statista, 59% audiens memiliki pandangan yang baik terhadap brand yang aktif menanggapi pertanyaan dan keluhan di sosial media, e-mail, dan channel distribusi media lainnya.