Apa itu Balance Scorecard?
Setiap orang tentu ingin menjadi lebih baik dari waktu ke waktu dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Begitu juga perusahaan yang didukung oleh berbagai tim untuk mencapai tujuan yang besar. Dengan strategi yang tepat, tujuan tersebut bisa dicapai.
Untuk mengetahui apakah strategi yang dijalankan sudah benar, maka dibutuhkan metrik salah satunya adalah Balanced Scorecard atau terkadang dituliskan dengan Balance Scorecard (BSC).
Balanced Scorecard adalah metrik kinerja manajemen yang mengidentifikasi strategi apa yang digunakan, sejauh mana perkembangannya, dan strategi mana yang perlu diubah untuk mencapai tujuan organisasi.
Manfaat dari balance scorecard adalah memberikan gambaran besar bagi perusahaan terkait hubungan antara visi dan misi perusahaan, program strategi yang dijalankan, serta tujuan organisasi.
Karena itu selain sebagai metrik, banyak perusahaan menggunakan BSC sebagai framework (kerangka kerja).
Product manager bisa memanfaatkan BSC untuk merancang strategi yang tepat seiring dengan perubahan kondisi, dan menetapkan prioritas implementasi strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Fungsi Balance Scorecard
Balanced scorecard dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di tahun 1992 untuk mengkaji kinerja keuangan. Dulu, kinerja keuangan jangka pendek yang baik dinilai sebagai ukuran keberhasilan.
Namun, Kaplan dan Norton menyadari pendekatan tersebut tidak mampu memperlihatkan faktor yang memengaruhi kinerja keuangan serta apakah strategi yang dilakukan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.
Akhirnya Kaplan dan Norton memperbarui pendekatan BSC sehingga lebih fokus pada kesuksesan jangka panjang, dengan fungsi balance scorecard (BSC) antara lain:
- Mengomunikasikan tujuan yang ingin dicapai
- Merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut
- Menetapkan prioritas dan mengimplementasikan strategi sesuai prioritasnya
- Mengukur tindakan yang diambil dan memantau perkembangannya dalam mencapai tujuan
4 Perspektif Balance Scorecard
Balanced scorecard (BSC) terdiri dari 4 perspektif yang saling berkaitan satu sama lain:
#1 Financial/Stewardship
Financial atau stewardship melihat kinerja keuangan organisasi dan bagaimana perusahaan menggunakan sumber daya tersebut.
Hal ini mencakup pendapatan operasional (operating revenue), laba investasi (return on investment), dan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam periode tertentu (profitability).
#2 Customer/Stakeholder
Melihat kinerja organisasi dari perspektif pelanggan atau stakeholder.
Sederhananya untuk mengetahui apakah organisasi melakukan hal yang penting bagi customer, yang secara tak langsung memengaruhi kondisi keuangan perusahaan.
#3 Internal Process
Melihat kualitas dan efisiensi kinerja organisasi yang secara langsung akan berdampak pada tujuan strategis organisasi.
#4 Learning & Growth
Perspektif ini lebih berfokus pada budaya perusahaan, infrastruktur, dan SDM perusahaan dalam menghasilkan kinerja yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan.
Karena itu, learning & growth perspective juga disebut dengan people atau organizational capacity.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apa saja langkah-langkah dalam membuat balance scorecard?
Ada banyak cara untuk membuat balanced scorecard. Dikutip dari Tech Target, Kaplan dan Norton menjelaskan 8 langkah dalam membuat balanced scorecard (BSC), yang selanjutnya disebut dengan typical project profile.
Kedelapan tahapan tersebut dimulai dengan mengidentifikasi unit bisnis, melakukan wawancara dengan manajerial untuk mengetahui kinerja dan feedback terkait strategi yang dilakukan, hingga akhirnya mengimplementasikan balanced scorecard dan memperbaruinya setiap tahun.
Namun ada cara mudah membuat balance scorecard dikutip dari Lucid Chart, yaitu:
- Identifikasi tujuan strategis
Langkah pertama membuat balanced scorecard adalah mengidentifikasi tujuan untuk setiap perspektif bisnis yang didasarkan pada perspektif BSC, yaitu financial, customer, internal process, dan learning & growth.
Biasanya, setiap perspektif berfokus pada setidaknya dua atau tiga strategi. Misalnya pelatihan karyawan dan menggunakan teknologi terbaru agar kerja lebih efisien.
Pada tahap ini, pastikan untuk membuat tujuan yang spesifik namun berkualitas tinggi.
- Membuat peta strategi
Peta strategi membantu memperlihatkan hubungan antara tujuan strategis yang telah direncanakan.
Alat ini membantu mengomunikasikan strategi lebih mudah ke setiap tim dan mendemonstrasikan bagaimana setiap departemen, tim, atau individu berkontribusi mencapai tujuan perusahaan.
- Membuat metrik spesifik
Langkah terakhir adalah membuat metrik yang spesifik untuk mengukur keberhasilan setiap tujuan strategis. Kuncinya adalah membuat daftar pengukuran yang membandingkan kondisi saat ini dengan kondisi yang ingin dicapai.
Misalnya, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah agar tim produksi bisa memproduksi barang lebih cepat.
Maka ukuran kesuksesannya bisa dilihat dengan jumlah peningkatan barang yang diproduksi sebelum dan sesudahnya.
Katakanlah sebelum menggunakan teknologi terbaru, satu hari bisa memproduksi sekitar 1.000 barang yang lulus quality control. Setelah menggunakan teknologi baru, produksi barang yang lulus quality control bisa mencapai 2.000 barang.