Apa itu Metode Waterfall?
Metode Waterfall atau Model Waterfall adalah metodologi pengembangan software yang linier dan berurutan.
Metodologi ini disebut model "Waterfall" karena prosesnya mengalir dalam satu arah, seperti air terjun, dari satu fase ke fase berikutnya. Model ini memiliki tahapan yang terstruktur dan kaku, dan setiap fase harus diselesaikan sebelum beralih ke fase selanjutnya.
Metode ini adalah salah satu strategi paling awal untuk mengelola dan mengatur proyek pengembangan software.
Siapa yang Menggunakan Metode Waterfall?
Melansir dari techtarget.com, model Waterfall digunakan oleh project manager yang menghadapi proyek pengembangan yang memiliki:
- Persyaratan yang jelas: Proyek yang memiliki persyaratan yang ditentukan dengan baik dan tidak ambigu cocok untuk proses Waterfall.
- Progress yang dapat diprediksi: Ketika suatu proyek memiliki alur yang jelas dan terbuka sejak awal, metode Waterfall sering dipakai.
- Lingkup stabil: Proyek dengan klien yang cenderung tidak ingin mengubah scope proyek juga cocok dengan metodologi Waterfall.
Model Waterfall bermanfaat di berbagai konteks project management, yang mencakup bidang seperti konstruksi, manufaktur, IT, dan software development.
Kelebihan Metode Waterfall
Berdasarkan Adobe.com, berikut ini merupakan kelebihan dari metode Waterfall:
Deteksi kesalahan dini
Dengan mengidentifikasi kesalahan desain selama fase analisis dan desain, developer dapat mengatasi masalah tersebut terlebih dahulu. Pendekatan proaktif ini membantu menghindari pembuatan kode yang salah selama tahap implementasi selanjutnya, yang pada akhirnya menghasilkan end product yang berkualitas lebih tinggi.
Estimasi biaya dan timeline yang akurat
Setelah persyaratan diuraikan secara komprehensif, metode Waterfall dapat memberdayakan tim untuk secara akurat memperkirakan total biaya dan timeline proyek. Ketepatan estimasi ini membantu pemahaman yang jelas tentang ruang lingkup dan tujuan proyek.
Pengukuran kemajuan terstruktur
Framework terstruktur metode ini memungkinkan pengukuran progress yang lancar melalui tahapan yang jelas. Transparansi dalam melacak kemajuan ini juga meningkatkan pengawasan dan manajemen proyek.
Onboarding developer baru yang lancar
Dokumen persyaratan yang komprehensif berperan sebagai pedoman rincian proyek yang penting. Dengan demikian, developer yang baru bergabung dengan proyek dapat dengan mudah membiasakan diri dengan kompleksitas proyek dan mempercepat pekerjaan yang sedang berlangsung.
Cakupan persyaratan yang stabil
Pendekatan Waterfall mengurangi potensi persyaratan yang terus melebar. Dengan menetapkan dasar persyaratan yang kuat sejak awal, klien dibatasi untuk mengajukan permintaan baru di tengah proyek sehingga mencegah penundaan.
Kekurangan Metode Waterfall
Mengutip dari Adobe.com, kekurangan metode Waterfall meliputi:
Waktu perilisan yang lebih panjang
Sifat berurutan dari model Waterfall dapat menyebabkan waktu perilisan produk yang lebih lama dibandingkan dengan pendekatan iteratif seperti Agile. Setiap fase harus diselesaikan sebelum fase berikutnya dimulai, yang dapat memperpanjang waktu proyek secara keseluruhan.
Persyaratan klien yang tidak jelas
Klien seringkali tidak memiliki pemahaman yang komprehensif tentang kebutuhan mereka pada awal proyek. Hal ini dapat menyebabkan permintaan untuk mengubah atau menambah fitur baru seiring kemajuan proyek, sehingga sulit untuk mengakomodasi perubahan ini secara efektif di tahap selanjutnya.
Keterlibatan klien yang terbatas
Struktur model Waterfall dapat mengisolasi klien dari tahapan penting seperti desain dan implementasi, yang dapat mengakibatkan ketidakcocokan antara end product dan visi klien.
Deadline creep
Penundaan dalam fase mana pun pada proses Waterfall dapat berdampak pada fase berikutnya. Misalnya, jika satu fase mengalami kemunduran, semua fase berikutnya dapat tertunda sehingga menyebabkan seluruh proyek keluar jalur.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apa saja 5 langkah metode waterfall?
Tahapan dalam metodologi Waterfall tersusun secara sistematis, dan masing-masing mencakup tanggung jawab dan tujuan yang berbeda:
#1 Persyaratan
Fase ini merupakan tahap pengumpulan persyaratan pelanggan yang komprehensif di awal proyek. Langkah ini bermanfaat bagi fase selanjutnya supaya dapat dijalankan secara strategis tanpa memerlukan keterlibatan klien terus-menerus hingga produk akhir terwujud sepenuhnya.
#2 Desain
Fase desain dapat dibagi menjadi dua subfase yang saling terkait: desain logis dan desain fisik. Selama subfase desain logis, solusi yang potensial secara kreatif digali dan dikonsepkan. Selanjutnya, subfase desain fisik mengubah teori dan skema yang dikonsepkan ini menjadi spesifikasi konkret dan mempersiapkannya untuk implementasi.
#3 Implementasi
Fase ini merupakan realisasi nyata dari ide-ide konseptual. Pada tahap implementasi, programmer menggabungkan persyaratan dan spesifikasi yang ditentukan dari fase sebelumnya, serta menerjemahkannya ke dalam kode yang nyata.
#4 Verifikasi
Fase verifikasi adalah tahap penting di mana klien mengambil kendali. Di sini, produk disajikan di hadapan pelanggan untuk ditinjau secara menyeluruh sehingga selaras dengan persyaratan awal yang ditetapkan saat dimulainya proyek Waterfall.
#5 Pemeliharaan
Fase pemeliharaan merupakan periode keterlibatan aktif antara klien dan tim developer. Saat klien menggunakan produk dalam skenario dunia nyata, masalah seperti bug, fitur yang tidak lengkap, dan perbedaan lain yang muncul selama produksi dapat diidentifikasi. Tim produksi kemudian melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini supaya dapat memuaskan klien.