Apa itu Augmented Reality?
Augmented Reality (AR) adalah teknologi 3D interaktif yang menggabungkan tampilan dunia nyata dengan elemen digital yang dihasilkan komputer.
AR dijalankan menggunakan software, hardware, dan aplikasi yang berfungsi menambahkan detail serta memperkaya pengalaman pengguna.
AR menggabungkan tiga fitur, yaitu kombinasi dunia digital dan fisik, interaksi real-time, dan identifikasi 3D yang akurat dari objek virtual dan nyata.
Teknologi ini dapat diakses melalui bantuan perangkat kamera di mobile maupun desktop. Cara kerja AR yakni user bisa menambahkan gambar bergerak, tulisan yang terlihat hidup, maupun elemen visual lain pada objek yang ada di hadapan kamera.
Dengan menggunakan layar smartphone maupun tablet, Augmented Reality menghadirkan tampilan visual yang sebenarnya tidak ada. Contoh yang saat ini umum digunakan adalah penggunaan filter di TikTok.
Melalui tool bernama Effect House, TikTok menyediakan wadah untuk para designer, engineer, dan developer agar bisa berkreasi menciptakan filter-filter bagi para kreator.
Komponen-komponen Augmented Reality
Dirangkum dari Dynamic Microsoft, ada lima komponen penting AR:
- Artificial intelligence – sebagian besar teknologi Augmented Reality membutuhkan kecerdasan buatan yang memungkinkan user memberikan perintah lewat suara.
- Software AR – komponen ini berupa alat dan aplikasi yang digunakan untuk mengakses AR.
- Pemrosesan – agar teknologi AR dapat berfungsi, diperlukan pengelolaan dengan memanfaatkan sistem operasi internal perangkat.
- Lensa – untuk melihat konten atau gambar di AR, perlu adanya lensa atau platform. Semakin baik kualitas layar, semakin realistis gambar yang muncul.
- Sensor – sistem AR perlu mengelola data yang ada di lingkungannya untuk menyelaraskan dunia nyata dan digital. Saat kamera menangkap informasi, kamera itu mengirimkannya melalui software untuk diproses.
Jenis-jenis Augmented Reality
Berdasarkan Dynamic Microsoft dan Nextech3D.ar, AR dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Marker-based AR
Marker-based AR dibuat menggunakan gambar fisik tertentu (penanda) untuk mengidentifikasi objek yang sebelumnya sudah diprogram ke dalam perangkat atau aplikasi AR. Jenis AR ini umumnya dijalankan dengan mengarahkan kamera user ke penanda lalu mendeteksi penanda tersebut.
Setelah perangkat user menemukan kecocokan, perangkat menggunakan data itu untuk menempatkan gambar AR di tempat yang tepat.
Contoh marker-based AR yang paling umum digunakan adalah QR code. Kamera akan mengenali QR code yang dapat dibaca mesin dan merespons dengan menghasilkan efek visual.
Keterbatasan marker-based AR yaitu teknologi tersebut biasanya hanya dapat digunakan dengan perangkat seluler, seperti smartphone atau tablet. Selain itu, untuk bisa menggunakan fasilitasnya, user harus mengunduh aplikasi maupun software terlebih dahulu.
Markerless AR
Markerless AR lebih kompleks karena tidak ada penanda untuk memfokuskan perangkat user. Karena itu, perangkat user harus langsung mengenali item saat muncul di tampilan.
Dengan menggunakan algoritma pengenalan, perangkat akan mencari warna, pola, dan fitur serupa untuk menentukan apa objek yang dicari.
Aplikasi markerless AR mengandalkan kamera, GPS, kompas, dan akselerometer perangkat untuk mengumpulkan informasi tentang lingkungan.
Contoh Augmented Reality
Berikut beberapa contoh penerapan augmented reality:
Ritel
Perusahaan memanfaatkan AR untuk sesi orientasi dan pelatihan karyawan baru. Ini membantu karyawan dalam memahami apa yang harus dikerjakan di masa mendatang, seperti pelatihan penjualan, berkeliling lantai penjualan, dan mempersiapkan area toko.
Tak hanya dari sisi karyawan, AR juga dapat membantu pelanggan menguji coba produk sebelum membeli sekaligus mempelajari cara penggunaannya. Ini dapat meningkatkan engagement dan membantu pelanggan memecahkan masalah dengan memberikan informasi yang dapat ditindaklanjuti.
Kesehatan
Di dunia kesehatan, AR memberikan panduan untuk belajar tentang anatomi dan operasi secara praktis dan aman. Tentunya, ini berguna agar petugas kesehatan mendapatkan pengalaman langsung dalam melakukan prosedur operasi dan meminimalkan risiko.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apakah Augmented Reality (AR) sama dengan Virtual Reality (VR)?
Augmented reality (AR) menggunakan lingkungan dunia nyata yang ada lalu menambahkan informasi virtual di atasnya untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Misalnya, game Pokemon Go yang pernah viral tahun 2016-2017, di mana user diharuskan mencari karakter animasi yang muncul di ponsel atau tablet di lingkungan kehidupan nyata mereka.
AR memungkinkan user tetap berada di dunia nyata dan pemandangan yang dilihat sama, namun bisa ditambahkan efek-efek virtual (audio maupun visual) ke benda-benda yang ada di sekitarnya.
Sebaliknya, virtual reality (VR) mengajak user ke dalam lingkungan yang sama sekali berbeda, yaitu lingkungan virtual yang sengaja dibuat oleh komputer. User akan mendapatkan pengalaman seakan sepenuhnya tenggelam dalam suatu adegan animasi atau lingkungan digital.
Misalnya, dengan VR seseorang bisa berkeliling dunia secara virtual seolah-olah mereka benar-benar ada di sana.
VR membuat user benar-benar masuk dalam dunia virtual, membuatnya melihat dunia yang sama sekali berbeda dari dunia sekitar. AR dan VR sama-sama membutuhkan alat, namun alat yang digunakan keduanya berbeda.
AR bisa dijalankan menggunakan smartphone atau tablet. Sementara VR membutuhkan kacamata khusus.