Tooltip

Tooltip adalah elemen penting dalam UI/UX design. Namun, ada beberapa kasus ketika penggunaan tooltip sebaiknya dihindari.

Software Engineering

Mau Belajar

Software Engineering

GRATIS?

Di RevoU, tidak hanya teori, penerapan, serta career coaching. Kamu juga mendapatkan akses ke Community Hub dengan 6000+ member. Di sini, kamu akan selalu terupdate informasi seputar job openings, industry news, dan upskilling events!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Software Engineering

GRATIS?

Apa itu Tooltip?

Tooltip adalah elemen user interface (UI) untuk memberikan informasi atau penjelasan mengenai suatu elemen ketika user mengarahkan kursor atau mengeklik elemen tersebut.

Tooltip muncul dalam bentuk kotak kecil berisi teks singkat dan deskriptif. Elemen ini berguna untuk meningkatkan user experience karena membantu memberikan informasi tanpa mengganggu tampilan dari aplikasi atau website

Dengan adanya tooltip, user lebih mudah memahami fungsi dan penggunaan dari berbagai elemen UI tanpa mencari informasi lebih lanjut.

Pentingnya Tooltip dalam UI/UX Design

Tooltip memiliki banyak manfaat dalam desain UI/UX, termasuk:

  • Memudahkan pemahaman user: tooltip menyediakan informasi tambahan yang membantu user memahami fungsi dan penggunaan elemen interface tanpa harus mencari informasi lebih lanjut.
  • Mengurangi kebingungan: dengan memberikan penjelasan singkat mengenai elemen atau fitur tertentu, tooltip mengurangi kebingungan dan kesalahan yang dilakukan user.
  • Meningkatkan efisiensi: tooltip memungkinkan user mendapatkan informasi yang dibutuhkan tanpa harus meninggalkan page atau membuka jendela tambahan.
  • Meningkatkan aksesibilitas: tooltip dapat membantu user berkebutuhan khusus. Dengan menyediakan informasi tambahan secara tepat, user experience menjadi lebih inklusif.
  • Memperbaiki user experience (UX): tooltip yang informatif dan mudah diakses bisa meningkatkan kepuasan user, sehingga interaksi mereka lebih lancar dan menyenangkan.
  • Memperkenalkan fitur baru: tooltip dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan fitur baru kepada user dengan cara yang tidak mengganggu. Dengan memberikan penjelasan singkat dan relevan, user dapat lebih mudah menggunakan fitur baru.

Contoh Penggunaan Tooltip

Berikut beberapa contoh penggunaan tooltip:

  • Penjelasan ikon: tooltip muncul saat user mengarahkan kursor ke ikon tertentu, memberikan penjelasan singkat tentang fungsi ikon tersebut. Ini membantu user memahami fungsi ikon tanpa harus mengekliknya terlebih dahulu. Misalnya, dalam aplikasi pengeditan dokumen, ikon berbentuk disk memiliki tooltip "simpan dokumen".
  • Panduan step-by-step: tooltip bisa digunakan untuk memberikan panduan step-by-step  saat user pertama kali menggunakan fitur baru. Misalnya, dalam aplikasi project management, tooltip muncul di atas tombol atau elemen penting untuk menjelaskan cara menambahkan tugas baru, seperti "klik di sini untuk menambahkan tugas baru".
  • Informasi tambahan pada formulir: tooltip dapat memberikan informasi tambahan saat user mengisi formulir. Misalnya, saat mengisi alamat e-mail, tooltip muncul dengan format e-mail yang benar.
  • Tips dan trik: tooltip dapat digunakan untuk memberikan tips dan trik kepada user. Misalnya, dalam aplikasi desain grafis, tooltip memberikan saran tentang cara menggunakan alat dengan efektif, seperti "tekan Shift untuk menggambar garis lurus".
  • Validasi data: tooltip muncul untuk memberikan feedback langsung kepada user jika ada kesalahan dalam pengisian data. Misalnya, jika user memasukkan tanggal yang tidak valid, tooltip muncul dengan pesan "tanggal tidak valid, harap periksa kembali".
  • Navigasi menu: website atau aplikasi dengan banyak menu dan sub-menu, tooltip dapat digunakan untuk memberikan deskripsi singkat tentang item menu. Ini membantu user menemukan menu yang mereka cari dengan lebih cepat.

FAQ (Frequently Asked Question)

Kapan sebaiknya menghindari penggunaan tooltip?

Meskipun tooltip memiliki banyak manfaat, ada situasi tertentu di mana penggunaannya sebaiknya dihindari. Berikut beberapa situasi untuk menghindari penggunaan tooltip:

  • Informasi penting: jika informasi tersebut sangat penting untuk interaksi user, jangan hanya mengandalkan tooltip. Informasi kritis sebaiknya ditampilkan secara langsung di layar agar user tidak melewatkannya.
  • Desain berlebihan: menggunakan terlalu banyak tooltip menyebabkan tampilan interface menjadi “ramai” dan membingungkan. Sebaiknya, gunakan tooltip secara selektif untuk elemen yang benar-benar memerlukan penjelasan tambahan.
  • Keterbatasan aksesibilitas: user dengan kebutuhan aksesibilitas tertentu, seperti pengguna touchscreen, mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses informasi dari tooltip.
  • Waktu tampil yang terlalu cepat: tooltip yang muncul terlalu cepat atau terlalu lambat bisa mengganggu user experience. Jika waktu tampilnya tidak diatur dengan baik, tooltip bisa mengalihkan perhatian user dari intensi utama user.
  • Adanya alternatif yang lebih baik: jika ada cara yang lebih efektif untuk menyampaikan informasi, seperti melalui teks bantuan kontekstual atau tutorial interaktif, sebaiknya gunakan metode tersebut daripada tooltip.

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Software Engineering

Di RevoU, tidak hanya teori, penerapan, serta career coaching. Kamu juga mendapatkan akses ke Community Hub dengan 6000+ member. Di sini, kamu akan selalu terupdate informasi seputar job openings, industry news, dan upskilling events!
ikut kursus gratis
Daftar Isi