Apa itu Tone of Voice?
Dalam digital marketing, tone of voice adalah cara suatu brand mengkomunikasikan pesannya kepada audiens.
Tone of voice tidak hanya tentang apa yang dikatakan oleh brand, tetapi juga cara mengatakannya, termasuk pilihan kata, gaya bahasa, dan tingkat formalitas. Cara ini memengaruhi bagaimana pesan diterima oleh audiens dan berperan penting dalam membangun citra dan kesan yang konsisten.
Misalnya, suatu brand yang menargetkan anak muda kemungkinan menggunakan bahasa yang santai dan penuh semangat. Sedangkan brand yang lebih serius dan profesional memilih kata-kata yang lebih terukur dan formal.
Penting bagi sebuah brand memilih dan mempertahankan konsistensi tone of voice, karena membantu dalam membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan, serta membedakan brand dari pesaingnya.
Manfaat Memiliki Tone of Voice bagi Brand
Berikut manfaat memiliki tone of voice bagi brand:
- Membangun konsistensi brand identity: tone of voice membantu menyampaikan kepribadian dan nilai-nilai brand, memperkuat identitas di mata pelanggan.
- Meningkatkan keterikatan pelanggan: menggunakan bahasa yang sesuai dengan audiens sasaran, brand dapat meningkatkan keterikatan dan interaksi pelanggan.
- Memperjelas posisi brand: tone of voice yang khas memudahkan pelanggan untuk mengidentifikasi brand dan memahami apa yang diwakilinya, membedakannya dari kompetitor.
- Mendukung kepercayaan dan kredibilitas: konsistensi dalam komunikasi menunjukkan profesionalisme, yang dapat meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas di mata pelanggan.
- Mengoptimalkan marketing dan iklan: tone of voice yang efektif bisa meningkatkan efektivitas materi marketing dan campaign iklan, membuatnya lebih menarik dan memikat.
- Mendorong loyalitas pelanggan: pelanggan yang merasa terhubung secara emosional dengan brand melalui tone of voice yang mereka sukai cenderung menjadi lebih setia.
Jenis-jenis Tone of Voice
Dirangkum dari DivvyHQ, inilah jenis-jenis tone of voice:
- Profesional: tone of voice ini formal dan serius, sering digunakan oleh perusahaan yang ingin menonjolkan keahlian dan keandalan, seperti dalam industri keuangan atau konsultasi.
- Ramah: cocok untuk brand yang ingin menciptakan perasaan hangat dan ramah. Ini sering ditemukan dalam brand yang berfokus pada pelayanan pelanggan, seperti ritel atau perhotelan.
- Informatif: digunakan oleh brand yang ingin menekankan penyampaian informasi yang jelas dan berguna, seperti perusahaan teknologi atau media berita.
- “Kasar”: meskipun tidak umum, beberapa brand mungkin memilih tone of voice yang lebih tegas atau berani untuk menarik perhatian sekaligus membedakan diri dari pesaing.
- Inspiratif: brand yang ingin memotivasi audiens mereka, seperti perusahaan di bidang kebugaran atau pendidikan, kemungkinan menggunakan tone of voice penuh semangat dan menggugah.
- Santai: cocok untuk brand yang menargetkan demografi muda atau ingin menciptakan suasana santai dan tidak formal, seperti startup atau perusahaan yang bergerak di industri kreatif.
- Humoris: beberapa brand menggunakan humor dalam komunikasi mereka untuk membuat interaksi lebih menyenangkan dan memikat, seperti brand makanan ringan.
- Otoritatif: digunakan oleh brand yang ingin menonjolkan kepemimpinan dan kepercayaan diri, sering kali dalam konteks pendidikan atau keamanan.
Contoh Tone of Voice
Dilansir dari Rock Content, berikut beberapa contoh brand yang menerapkan tone of voice:
- Slack: Slack menggunakan tone of voice yang netral dan langsung. Mereka fokus pada efisiensi dan nilai kerja, mengkomunikasikan pentingnya produk mereka dalam lingkungan kerja dengan yang sederhana dan tidak bertele-tele.
- Duolingo: aplikasi belajar bahasa ini memiliki tone of voice yang unik dan lucu, sering menggunakan dark jokes dalam komunikasinya. Duolingo memanfaatkan persona maskotnya, Duo si burung hantu, untuk membuat interaksi yang menghibur dan mengingatkan user tentang pembelajaran mereka dengan cara menarik.
- Fitbit: Fitbit memilih tone of voice yang mendukung dan inspiratif. Mereka berfokus pada mendorong pelanggan untuk hidup lebih sehat dengan cara yang inklusif dan penuh semangat.
- HubSpot: software marketing ini menggunakan tone of voice yang optimis dan positif, mendorong pelanggan untuk mengembangkan bisnis mereka dengan pesan yang menginspirasi kemajuan serta harapan.
FAQ (Frequently Asked Question)
Bagaimana cara membuat tone of voice yang efektif?
Berdasarkan SEMrush, berikut langkah-langkah untuk membuat tone of voice yang efektif:
- Tentukan nilai inti dan misi brand: mulailah dengan mendefinisikan nilai inti dan misi perusahaan. Nilai akan menjadi pondasi dari segala komunikasi, harus mencerminkan apa yang ingin dicapai dan bagaimana brand ingin dilihat oleh audiens. Misi brand harus jelas dan menggambarkan tujuan perusahaan serta apa yang membuatnya unik.
- Kenali target audiens: penting untuk memahami siapa audiens dan apa yang mereka nilai. Melakukan penelitian audiens dapat membantu mengidentifikasi bahasa, nada, dan gaya komunikasi yang sesuai dengan mereka. Gunakan survei, analisis media sosial, dan interview pelanggan untuk mengumpulkan informasi ini.
- Analisis brand voice saat ini: evaluasi komunikasi brand saat ini untuk melihat apakah sudah konsisten dan mencerminkan nilai brand dengan tepat. Analisis membantu mengidentifikasi aspek mana yang sudah efektif dan mana yang perlu disesuaikan.
- Tetapkan brand personality: brand personality harus mencerminkan nilai dan misi brand sambil tetap menarik target audiens. Tentukan apakah brand ingin dilihat sebagai ramah, profesional, berwibawa, atau inovatif. Kepribadian akan membantu membentuk cara berkomunikasi dalam semua aset marketing.
- Buat pedoman komunikasi: setelah menetapkan tone of voice, buat pedoman komunikasi yang mencakup contoh spesifik dari cara menggunakan tone of voice dalam berbagai jenis konten. Ini akan membantu memastikan semua komunikasi brand konsisten, tidak peduli siapa yang membuat kontennya.
- Uji dan iterasi: lakukan pengujian dengan audiens untuk melihat bagaimana mereka merespons berbagai gaya komunikasi. Gunakan feedback ini untuk menyesuaikan dan menyempurnakan tone of voice brand. Terus pantau agar tetap relevan dengan perubahan preferensi audiens dan tren pasar.