Apa itu Iterasi dalam Software Development?
Dalam software development, iterasi adalah proses perencanaan, pengembangan, pengujian, dan evaluasi yang diulangi berkali-kali sampai mencapai hasil yang diinginkan.
Dengan kata lain, developer akan melakukan siklus yang sama berulang kali untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk software yang sedang dikembangkan.
Pada dasarnya, iterasi dirancang untuk mengurangi risiko dan beban pekerjaan dengan memecah proyek menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Dalam setiap iterasi, seluruh tahapan siklus pengembangan dilakukan, mulai dari perencanaan, analisis, desain, coding, pengujian, hingga evaluasi.
Hasil dari evaluasi diterapkan pada iterasi berikutnya. Proses ini berlanjut sampai semua fungsi dan fitur dari software telah dikembangkan dan diuji sepenuhnya.
Iterasi juga melibatkan penyempurnaan dan peningkatan produk software berdasarkan feedback yang diterima dari user atau informasi baru. Tujuannya adalah mencapai peningkatan berkelanjutan dengan menggabungkan perubahan melalui trial-and-error.
Manfaat Proses Iterasi
Dirangkum dari Indeed, berikut beberapa manfaat adanya proses iterasi:
#1 Meningkatkan fleksibilitas
Proses iterasi memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam merespons perubahan. Saat proyek dibagi menjadi iterasi yang lebih kecil, tim development akan lebih cepat untuk menyesuaikan software berdasarkan preferensi pengguna.
#2 Mengidentifikasi dan mengatasi masalah lebih awal
Dengan proses iterasi, tim dapat menguji dan mengevaluasi software langsung pada setiap siklus pengembangan. Proses ini memungkinkan tim bisa mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah lebih awal, sebelum masalah tersebut berdampak besar pada keseluruhan proyek.
#3 Meningkatkan kualitas produk
Iterasi juga membantu pengujian dan evaluasi berkala yang membuat developer bisa mendeteksi bug serta memperbaikinya segera. Dengan demikian, kualitas produk akhir cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan metode pengembangan lain.
#4 Penggunaan sumber daya lebih efisien
Adanya proses iterasi menjadikan penggunaan sumber daya lebih efisien, baik dari segi waktu maupun biaya. Masing-masing anggota tim development bisa fokus pada pengembangan dan penyelesaian bagian tertentu dari software dalam satu waktu.
#5 Meningkatkan kepuasan pengguna
Di setiap iterasi, developer bisa mendapatkan feedback pengguna. Hal ini membantu tim dalam memahami dan memenuhi kebutuhan serta harapan pengguna lebih baik, sehingga mereka bisa meningkatkan kepuasan pengguna.
Perbedaan Iterasi dengan Metode Pengembangan Produk Tradisional
Dalam software development, iterasi dan metode pengembangan produk tradisional merupakan dua pendekatan berbeda. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara kedua metode ini:
Urutan dan fleksibilitas
Dalam metode pengembangan produk tradisional, seperti model Waterfall, proses pengembangan biasanya dilakukan secara sekuensial. Artinya, developer harus menyelesaikan satu tahap sebelum beralih ke tahap berikutnya. Setelah pindah ke tahap berikutnya, developer tidak dapat kembali dan mengubah apa yang telah dilakukan.
Sementara itu, dalam metode iterasi, proses pengembangan dipecah menjadi beberapa siklus atau bagian. Setiap iterasi melibatkan semua tahap pengembangan, mulai dari perencanaan, desain, implementasi, pengujian, hingga evaluasi. Iterasi memberikan fleksibilitas untuk membuat perubahan dan penyesuaian pada setiap iterasi berdasarkan feedback dan hasil evaluasi.
Pengujian dan evaluasi
Dalam metode tradisional, pengujian dan evaluasi biasanya dilakukan setelah semua tahap pengembangan selesai. Jika ada bug, developer tidak bisa menemukan masalah tersebut sebelum seluruh proses berakhir, sehingga perlu banyak waktu dan upaya untuk memperbaikinya.
Namun, dalam metode iterasi, pengujian dan evaluasi dapat dilakukan langsung setelah setiap iterasi selesai. Proses ini memungkinkan developer bisa mendeteksi dini jika ada bug dan memungkinkan perbaikan segera. Iterasi juga membantu peningkatan berkelanjutan dari produk sepanjang proses pengembangan.
Tanggapan terhadap perubahan
Metode pengembangan tradisional biasanya kurang fleksibel terhadap perubahan. Setelah spesifikasi produk ditentukan di awal proses, sulit untuk membuat perubahan besar di kemudian hari.
Di sisi lain, metode iterasi lebih adaptif terhadap perubahan. Dikarenakan developer akan menerima feedback dan evaluasi setelah setiap iterasi, perubahan dapat diimplementasikan dalam iterasi berikutnya.
Contoh Penerapan Iterasi
Berikut adalah contoh penerapan iterasi.
Seorang software developer sedang mengerjakan proyek pengembangan aplikasi e-commerce. Ia tidak langsung membangun seluruh aplikasi dalam satu waktu, tetapi memecahnya menjadi bagian atau fitur yang lebih kecil. Developer memulainya dengan mengembangkan fitur login.
Pada iterasi pertama, developer merencanakan, merancang, mengimplementasikan, menguji, dan mengevaluasi fitur login ini. Kemudian, berdasarkan feedback dan hasil evaluasi, ia menemukan bahwa proses login masih membingungkan bagi user serta ada masalah keamanan yang perlu diperbaiki.
Pada iterasi kedua, developer akan melakukan perbaikan berdasarkan feedback tersebut lalu melakukan proses yang sama seperti sebelumnya, yaitu merancang, mengimplementasikan, menguji, dan mengevaluasi. Di sini, developer melakukan beberapa iterasi sampai fitur login bekerja optimal.
Setelah fitur login, developer kemudian beralih ke fitur berikutnya, yaitu fitur pencarian produk.
Proses iterasi ini berlanjut sampai semua fitur dikembangkan. Setiap fitur juga akan diuji dan disempurnakan melalui serangkaian iterasi sebelum beralih ke fitur berikutnya.
Dengan proses di atas, developer bisa fokus pada satu bagian dari aplikasi pada satu waktu, memastikan setiap fitur bekerja dengan baik sebelum beralih ke fitur berikutnya. Proses ini juga memungkinkan developer mendapatkan feedback dan membuat penyesuaian di sepanjang tahapan, sehingga bisa terus memperbaiki aplikasi berdasarkan kebutuhan dan preferensi pengguna.
FAQ (Frequently Asked Question)
Bagaimana urutan proses iterasi dalam software development?
Berdasarkan Javatpoint, berikut ini adalah urutan proses iterasi dalam software development:
Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan, tim development menetapkan tujuan dan ruang lingkup proyek. Mereka menentukan fitur apa yang akan dikembangkan dalam iterasi dan bagaimana fitur tersebut akan dibuat.
Perencanaan juga melibatkan penentuan sumber daya yang dibutuhkan, seperti waktu, anggaran, dan personil.
Analisis dan desain
Setelah tujuan dan ruang lingkup ditetapkan, tim development akan menganalisis kebutuhan pengguna dan merancang solusi yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Desain ini akan menjadi blueprint atau petunjuk untuk tim dalam membangun fitur.
Implementasi
Pada tahap implementasi, desain yang telah dibuat sebelumnya diubah menjadi kode yang bisa diterapkan secara nyata. Tim development mulai menulis kode berdasarkan desain yang telah dibuat dan menerapkan fitur yang sudah direncanakan.
Pengujian (testing)
Setelah fitur selesai diimplementasikan, tahap selanjutnya adalah pengujian. Tim development akan menguji fitur tersebut untuk memastikan tidak ada bug dan fitur berfungsi sebagaimana mestinya.
Evaluasi
Setelah fitur diuji, tim development bisa mengevaluasi hasilnya. Evaluasi hasil dilakukan untuk melihat apakah fitur tersebut sudah memenuhi kebutuhan pengguna dan bagian mana yang perlu ditingkatkan. Feedback dan hasil evaluasi kemudian digunakan untuk meningkatkan fitur yang ada di software/aplikasi dalam iterasi berikutnya.
Review dan penyesuaian (Review and adjustment)
Setelah evaluasi, tim akan melakukan review dan penyesuaian berdasarkan feedback dan hasil evaluasi. Penyesuaian ini kemudian akan diimplementasikan dalam iterasi berikutnya.
Proses tersebut akan diulangi untuk setiap fitur atau bagian sampai seluruh software selesai dikembangkan dan siap untuk diluncurkan.