Design Thinking

Design thinking adalah kemampuan memecahkan masalah dengan pendekatan inovatif dan berpusat memenuhi kebutuhan individu.

Product Management

Mau Belajar

Product Management

GRATIS?

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Product Management

GRATIS?

Apa itu Design Thinking?  

Design thinking adalah
Apa itu Design thinking

Agar suatu bisnis bisa bertahan di tengah persaingan yang semakin kompetitif, keterampilan design thinking dapat menjadi poin plus. Bagi product manager, design thinking menjadi framework berpikir kreatif yang wajib dimiliki. 

Lalu apa itu design thinking dan seberapa penting skill ini?

Menurut Tim Brown dikutip dari My Great Learning, design thinking adalah pola pikir dan pendekatan pemecahan masalah dan inovasi yang berpusat pada manusia untuk mengintegrasikan kebutuhan individu, teknologi, dan persyaratan untuk kesuksesan bisnis. 

Sederhananya, design thinking adalah strategi pemecahan masalah yang berfokus pada menemukan hambatan dan penyebab masalah, serta solusinya untuk memenuhi kebutuhan individu. Berbeda dengan strategi problem solving yang berpusat pada masalah itu sendiri. 

Misalnya, setelah pandemi usai, tim kesulitan melakukan transisi dari bekerja secara online ke bekerja di kantor (on site). Akibatnya produktivitas tim menurun. 

Dengan design thinking, strategi pemecahan masalahnya berfokus pada bagaimana caranya transisi itu bisa dilakukan dengan baik, alih-alih berfokus pada masalahnya yaitu penurunan produktivitas. 

Maka salah satu solusinya bisa dengan melakukan sistem kerja secara hybrid, yaitu 2 hari kerja secara online dan 3 hari bekerja di kantor. 

Elemen-elemen dalam Design Thinking

Dikutip dari Accenture, ada lima elemen penting dalam design thinking yaitu:

Elemen design thinking
  • Human-centered

Design thinking berfokus pada manusia, di mana solusi yang dirumuskan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan manusia baik itu anggota tim, pengguna, atau customer

Agar mencapai prinsip tersebut, diperlukan empati untuk benar-benar memahami kebutuhan individu. 

  • Creative and playful

Untuk menemukan solusi yang inovatif dan kreatif, dibutuhkan suasana yang terbuka dan menyenangkan. Strategi ini mendorong tim untuk melihat masalah dari perspektif yang baru dan mempertimbangkan berbagai solusi.

  • Iterative

Setelah menemukan solusi, uji solusi tersebut untuk membuktikan itu merupakan solusi yang tepat dari masalah yang dihadapi. Lakukan cara ini berulang-ulang hingga menemukan solusi yang tepat. 

  • Collaborative

Tim dengan berbagai latar belakang dan pengalaman menghasilkan perspektif yang berbeda-beda. Hal ini membantu tim melihat masalah dari sudut pandang yang lebih besar, dan membantu menciptakan solusi yang inovatif. 

  • Prototype driven

Mengomunikasikan dan menguji solusi paling efektif menggunakan alat bantu, misalnya produk sampel, mind map, atau gagasan yang dituliskan di atas kertas. 

Dengan begini, tim bisa mengetahui gambaran jelas dari solusi yang dirumuskan, mengetahui kelemahan, dan mengembangkannya menjadi lebih baik. 

Manfaat Design Thinking

Design thinking adalah keahlian yang diperlukan dalam berbagai aspek, mulai dari arsitektur, bisnis, software engineering, healthcare, bahkan kehidupan sehari-hari. 

Manfaat memiliki skill design thinking antara lain:

  • Melatih empati untuk memahami kebutuhan individu lebih tepat
  • Membantu melihat masalah dari berbagai perspektif untuk menemukan ide-ide solutif dan inovatif sesuai dengan kebutuhan individu, baik itu customer maupun anggota tim
  • Melatih critical thinking untuk menemukan solusi yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu

Karena manfaat tersebut, design thinking penting terutama dalam perkembangan karir dan kesuksesan sebuah proyek. 

5 Langkah dalam Design Thinking 

Dikutip dari My Great Learning, The Hasso-Plattner Institute of Design di Stanford merumuskan lima tahapan dalam design thinking:

#1 Empathize

Design thinking dimulai dari berempati kepada individu lain, khususnya customer, untuk memahami kebutuhan mereka lebih dalam. 

Langkah ini mencakup mengamati pola perilaku, preferensi, dan kemungkinan reaksi mereka terhadap situasi. Setelah semua informasi terkumpul, dilanjutkan ke tahap define

#2 Define

Pada tahapan ini, seluruh informasi yang terkumpul diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan definisi atau gambaran besar mengenai masalah yang dihadapi. 

Tahapan ini tak hanya berguna melihat masalah dan menemukan solusinya, tapi juga merancang strategi pendekatan terstruktur untuk menyelesaikan masalah tersebut. 

#3 Ideate

Tahap ideate adalah tahapan paling krusial sekaligus menyenangkan. Ideate membutuhkan banyak ruang kreatif dan eksperimen, melihat masalah dari perspektif baru untuk menemukan cara baru menyelesaikan masalah. 

Dari situ akan muncul pertimbangan mengenai masalah atau hambatan yang muncul saat mengeksekusi solusi, dan cara mengatasi hambatan tersebut. 

#4 Prototype

Seluruh gagasan mengenai solusi masalah dituangkan dalam wujud fisik, misalnya berupa mind map atau model kerja sederhana suatu produk (prototipe).  

Tahapan ini memungkinkan tim menguji efektivitas solusi secara internal dalam lingkungan kecil sebelum diimplementasikan pada lingkungan yang lebih luas. 

Bagian penting dari tahap ini adalah mengeliminasi semua opsi solusi yang kurang efektif, dan terus mengembangkan solusi yang efektif agar lebih baik lagi. 

#5 Testing

Merupakan tahap akhir dari design thinking, yang melibatkan pengujian solusi terbaik yang didapat dari tahap sebelumnya. 

Testing mungkin dilakukan secara berulang untuk menyempurnakan solusi akhir. Sering kali, solusi yang digunakan sebagai dasar pembuatan prototipe bisa mengalami perubahan besar agar sesuai dengan kebutuhan pengguna di lingkungan nyata. 

Contoh Design Thinking

Design thinking dalam bidang pendidikan

Skill design thinking dibutuhkan dalam berbagai bidang, mula dari edukasi, bisnis, kesehatan, hingga teknologi. 

Contoh design thinking pada bidang pendidikan bisa dilihat ketika seorang guru menerapkan strategi baru agar murid-muridnya bisa memahami pelajarannya dengan mudah. 

Katakanlah Sebastian adalah guru Sejarah kelas 4 di suatu SD. Saat mengajar, hampir seluruh muridnya tidak fokus. Beberapa ada yang main sendiri, bercanda dengan teman, bahkan tidur. 

Sebastian menanyakan pada mereka kenapa mereka tidak tertarik dengan pelajaran Sejarah. Murid-muridnya menjawab pelajarannya membosankan karena terlalu banyak teks di buku, dan seperti didongengi. 

Mereka juga mengatakan lebih seru pelajaran olahraga dan seni karena mereka banyak bergerak, dan mereka seperti bermain. 

Setelah mendapat feedback, Sebastian mengetahui bahwa agar anak mudah memahami pelajaran, solusinya adalah bermain sambil belajar. 

Sebastian pun menyusun berbagai pendekatan pembelajaran kreatif, misalnya membagi mereka ke dalam beberapa kelompok dan melakukan pertunjukan wayang. 

Design thinking dalam bidang product management

Contoh lain design thinking, misalnya pada product management. Dari aplikasi streaming film yang dikembangkan, customer sering mengeluhkan perihal subtitle yang dirasa kurang tepat dan terkesan kaku. 

Setelah mengetahui kebutuhan customer, tim bekerja sama mencari solusi sesuai keinginan customer. Kumpulan gagasan yang diberikan dikumpulkan menjadi satu, dan dipilih solusi yang paling tepat. Misalnya salah satunya adalah mencari penerjemah native

Setelah dilakukan uji coba dan ternyata efektif, maka solusi tersebut diimplementasikan secara luas pada aplikasi streaming

FAQ (Frequently Asked Question)

Siapa pengguna design thinking?

Skill design thinking penting bagi siapapun, mulai dari pendidik, software engineer, product manager, pebisnis, hingga anggota tim. Karena nilai penting dari design thinking adalah melatih pemecahan masalah yang solutif dan inovatif sesuai dengan kebutuhan individu. 

Bahkan menurut Harvard Business School Online, kebutuhan skilldesign thinking meningkat dari tahun ke tahun, dan termasuk salah satu faktor untuk perkembangan karir dan peningkatan gaji.

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:

Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:
Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Masih ragu? Coba dulu 3 hari, GRATIS
di Full-Stack Trial Class!

Rasakan pengalaman belajar di RevoU Full-Stack Program:

Kelas 100% LIVE, Mini portofolio lewat hands-on assignment, Bimbingan Team Lead & small group discussion.

Kalau cocok, kamu bisa lanjut daftar Full Program dengan kesempatan Fast-Track (skip semua tes seleksi masuk, langsung ke tahap akhir!)

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Product Management

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!
ikut kursus gratis
Menu