Break Even Point

Break even point menjadi titik di mana total pendapatan sama besar dengan total cost yang dikeluarkan. Cari tahu fungsi, dasar, rumus, dan faktor peningkatnya di sini!

Data Analytics

Mau Belajar

Data Analytics

GRATIS?

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!

IKUT KURSUS GRATIS

Mau Belajar

Data Analytics

GRATIS?

Pengertian BEP (Break Even Point)

Break even point adalah titik di mana total pendapatan sama besar dengan total cost yang dikeluarkan, sehingga perusahaan tidak mengalami rugi maupun untung.

Konsep ini penting karena membantu para pemilik bisnis dan analis keuangan dalam memahami kapan sebuah investasi mulai menghasilkan keuntungan. Penghitungan break even point melibatkan beberapa elemen kunci, termasuk biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual per unit. 

Fungsi BEP (Break Even Point)

Break even point (BEP) memiliki beberapa fungsi dalam strategi bisnis, termasuk:

  • Insight: break even point memberikan informasi kepada pemilik bisnis tentang jumlah minimum produk atau jasa yang harus dijual untuk menutupi semua biaya operasional.
  • Memudahkan pengambilan keputusan berbasis data: BEP berperan penting dalam pengambilan keputusan, terutama dalam pengaturan harga, pengelolaan biaya, dan analisis potensi laba.
  • Mencapai keuntungan: BEP membantu pemilik bisnis mengidentifikasi berapa banyak unit yang harus dijual untuk tidak hanya menutup biaya, tetapi juga mulai menghasilkan keuntungan.
  • Evaluasi investasi: break even point berguna untuk mengevaluasi investasi baru dan memastikan modal yang ditanamkan menghasilkan profit.
  • Membuat strategi marketing yang efektif: dengan mengetahui BEP, bisnis dapat menilai efektivitas strategi marketing yang sedang diterapkan, menyesuaikan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan penjualan.

Dasar-dasar BEP (Break Even Point)

Komponen dasar dari BEP mencakup tiga elemen utama penting dalam perhitungannya:

#1 Biaya tetap (fixed costs)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah, terlepas dari volume produksi atau penjualan. Adapun biaya yang termasuk biaya tetap termasuk sewa, gaji karyawan, dan biaya lain yang tidak berubah.

Biaya ini harus dibayar, walaupun menjual satu produk maupun ribuan produk.

#2 Biaya variabel (variable costs)

Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel berubah sesuai dengan jumlah produksi atau tingkat aktivitas lainnya.

Hal ini termasuk biaya bahan baku, biaya pekerja, dan biaya operasional yang meningkat secara langsung seiring dengan peningkatan volume produksi. Biaya variabel dihitung per unit produksi.

#3 Harga jual per unit (selling price per unit)

Harga jual per unit adalah harga di mana produk atau jasa dijual kepada pelanggan. Harga jual per unit ini penting, karena ketika dikurangi dengan biaya variabel per unit, akan menghasilkan margin per unit.

Margin ini kemudian dipakai untuk menutupi biaya tetap setelah jumlah unit yang ditentukan terjual, yang pada akhirnya menentukan BEP.

Contoh dan Rumus BEP (Break Even Point)

Untuk memahami lebih lanjut tentang break even point, penting untuk mengetahui rumus dasar dan melihat contoh penerapannya.

Rumus dasar untuk menghitung BEP adalah:

Rumus-rumus di atas digunakan untuk menentukan berapa banyak unit produk yang harus dijual guna menutup semua biaya tetap dan variabel.

Misalkan sebuah perusahaan memproduksi mainan dengan biaya tetap sebesar Rp100 juta per tahun, harga jual per mainan adalah Rp200 ribu, dan biaya variabel per mainan adalah Rp150 ribu. Maka, break even point dalam unit dapat dihitung sebagai berikut:


Ini berarti perusahaan harus menjual setidaknya 2.000 mainan dalam setahun untuk mencapai BEP.

FAQ (Frequently Asked Question)

Apa saja faktor peningkat BEP?

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan BEP, termasuk:

  • Peningkatan cost tetap: jika cost seperti sewa, gaji, dan utilitas meningkat, BEP juga akan naik. Hal ini karena cost merupakan bagian dari penghitungan BEP, dan kenaikan ini membuat perusahaan harus menjual lebih banyak untuk menutup biaya tersebut.
  • Peningkatan cost produk: cost yang lebih tinggi dari suatu produk, seperti biaya bahan baku atau biaya produksi, juga akan meningkatkan BEP. Hal ini mengurangi margin keuntungan per produk, sehingga memerlukan penjualan yang lebih tinggi untuk mencapai BEP.
  • Penurunan harga jual produk: jika perusahaan menurunkan harga jual produknya tanpa mengurangi biaya produksi, margin keuntungan per unit akan berkurang, sehingga BEP-nya meningkat.
  • Perubahan struktur pengeluaran: perubahan dalam proporsi pengeluaran juga dapat memengaruhi BEP. Jika proporsi biaya tetap meningkat dibandingkan biaya variabel, hal ini cenderung meningkatkan BEP.

Kata kunci lainnya

Mulai karirmu dalam

Data Analytics

Belajar di RevoU! Dapatkan skill digital paling in-demand langsung dari praktisi terbaik di bidangnya. Kelas online 100% LIVE, 1:1 career coaching, dan akses ke Community Hub dengan 6000+ member selamanya untuk support perkembangan karir kamu!
ikut kursus gratis
Menu