#AlumniStories
Rezki Kiki Fatimah
Rela skip waktu libur demi upgrade skill AI saat teman lainnya sedang bersantai dan liburan di musim panas, itulah gambaran tentang Kiki.Yuk, kenalan sama Kiki atau Rezki Kiki Fatimah. Alumni batch 2 dari RevoU AI Academy ini sekarang sedang menjalani kuliah S2 di Roma, Italia, sekaligus aktif magang dan memimpin beberapa organisasi pelajar.
Meski tampak mungil, semangat Kiki untuk berkembang besar sekali—bahkan hingga mengorbankan waktu liburan musim panasnya di Roma demi mengikuti kelas AI. Bayangkan, di saat orang-orang lain bersantai di pantai, ia malah sibuk dengan laptop, belajar tentang teknologi masa depan yang berpotensi mengubah banyak hal, yaitu AI.
"Aku ini si mungil yang keras kepala dalam arti positif. Kalau sudah punya tujuan, aku nggak akan berhenti sampai bisa mencapainya," ujarnya semangat. Meski badannya kecil, tekadnya besar—itulah Kiki.
Mengejar Praktik di Dunia AI
Jurusan Management and Innovation yang Kiki ambil di Italia banyak membahas tentang teknologi masa depan, termasuk AI. Meskipun di kampusnya ia sudah mendapat dasar teorinya, Kiki merasa ada yang kurang jika tidak terjun langsung ke praktik. Karena itulah ia memilih untuk upskill di bidang AI.
“AI ini punya pengaruh besar ke depannya. Buatku, penting banget nggak cuma ngerti konsep, tapi juga bisa aplikasinya langsung,” katanya penuh tekad.
Keputusan Kiki memilih RevoU bukan tanpa alasan. Selain harganya yang terjangkau, program ini punya kurikulum yang sangat praktis dan komunitas belajar yang suportif. Walaupun mengikuti kelas dari jarak jauh, suasana belajarnya tetap seru dan membuatnya nyaman.
Tantangan Belajar AI di Musim Panas
Kiki ikut kelas RevoU di tengah liburan musim panas di Roma. Meski saat itu ia bisa saja bersantai, Kiki malah memanfaatkan waktu untuk terus belajar. Ia tahu bahwa kesempatan seperti ini langka, dan ada target besar yang ia kejar. Belajar AI sambil menikmati suasana kota Roma—kedengarannya unik, ya?
“Orang-orang di sini lagi ke pantai, menikmati cuaca panas, sedangkan aku malah di depan laptop. Tapi aku nggak keberatan, karena aku memang punya target untuk upskill,” katanya.
Tantangan terbesar saat itu adalah menyesuaikan diri dengan ritme belajar yang padat. Awalnya Kiki merasa cukup overwhelmed, terutama saat mendapat proyek yang menguji kreativitas. Namun, di situlah ia semakin tahu area yang harus ia kembangkan.
Ilmu yang Berdampak Besar dalam Karir
Meskipun masih dalam tahap magang di Italian Business Association in Indonesia, Kiki merasa ilmunya sangat berguna untuk berbagai proyek. Terutama, ilmu ini membantu Kiki dalam perannya sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Roma dan sebagai Ketua Departemen Hubungan Lembaga, Sosial, dan Alumni PPI Italia. Ia kini bisa merancang konten dan strategi yang lebih efektif untuk acara-acara yang ia handle.
“Dulu bikin caption Instagram saja butuh waktu lama, sekarang hal itu bukan masalah lagi,” jelasnya. Belajar AI Academy membuat Kiki lebih percaya diri untuk mengelola berbagai proyek dan meningkatkan kreativitasnya.
Selain itu, Kiki merasa lebih “melek” terhadap perkembangan teknologi, yang tentunya akan berguna di masa depan. Ilmu ini membuatnya lebih efektif dan efisien dalam bekerja—membuktikan bahwa AI bukan hanya teori, tapi juga punya aplikasi yang nyata.
AI: Partner atau Ancaman?
Banyak orang berpikir bahwa AI akan menggantikan peran manusia, tapi Kiki melihatnya dari sisi yang berbeda. Menurutnya, AI justru hadir untuk membantu manusia, bukan menggantikan. Jadi, selama kita beradaptasi, AI bisa menjadi partner yang andal.
“AI nggak akan menggantikan manusia sepenuhnya, justru dia hadir untuk membuat pekerjaan kita lebih efisien dan cepat. Kalau kita menolak beradaptasi, baru kita yang akan tertinggal.”
RevoU: Membantu Pahami AI dengan Praktek Langsung
Ketika ditanya seberapa besar kontribusi RevoU untuk skill barunya dalam menggunakan AI, Kiki memberi nilai 9 dari 10. RevoU telah membantunya memahami dasar dan aplikasi AI dengan sangat baik. Satu-satunya yang menurutnya bisa diperbaiki adalah penyediaan materi yang lebih relevan untuk tren teknologi di Eropa, yang kadang berbeda dengan tren di Indonesia.
Pesan dari Kiki: Jangan Ragu untuk Belajar AI
Untuk kamu yang masih ragu-ragu belajar AI, Kiki punya pesan sederhana namun sangat bermakna.
“Kalau kamu masih ragu, coba lihat ke depan. AI itu bukan cuma tren sesaat. Jangan takut, AI nggak seseram yang dibayangkan. Malah seru banget kalau kita paham cara kerjanya.”
Jadi, siapkah kamu seperti Kiki, menjadikan AI sebagai partner untuk masa depanmu? Kiki sudah membuktikan bahwa AI bukan hanya ilmu kompleks, tapi bisa dipelajari dan diaplikasikan dengan seru. Kalau kamu penasaran dengan dunia AI, mungkin sudah saatnya mulai belajar dan mengejar masa depan yang lebih canggih! Cek selengkapnya disini.
Rela skip waktu libur demi upgrade skill AI saat teman lainnya sedang bersantai dan liburan di musim panas, itulah gambaran tentang Kiki.Yuk, kenalan sama Kiki atau Rezki Kiki Fatimah. Alumni batch 2 dari RevoU AI Academy ini sekarang sedang menjalani kuliah S2 di Roma, Italia, sekaligus aktif magang dan memimpin beberapa organisasi pelajar.
Meski tampak mungil, semangat Kiki untuk berkembang besar sekali—bahkan hingga mengorbankan waktu liburan musim panasnya di Roma demi mengikuti kelas AI. Bayangkan, di saat orang-orang lain bersantai di pantai, ia malah sibuk dengan laptop, belajar tentang teknologi masa depan yang berpotensi mengubah banyak hal, yaitu AI.
"Aku ini si mungil yang keras kepala dalam arti positif. Kalau sudah punya tujuan, aku nggak akan berhenti sampai bisa mencapainya," ujarnya semangat. Meski badannya kecil, tekadnya besar—itulah Kiki.
Mengejar Praktik di Dunia AI
Jurusan Management and Innovation yang Kiki ambil di Italia banyak membahas tentang teknologi masa depan, termasuk AI. Meskipun di kampusnya ia sudah mendapat dasar teorinya, Kiki merasa ada yang kurang jika tidak terjun langsung ke praktik. Karena itulah ia memilih untuk upskill di bidang AI.
“AI ini punya pengaruh besar ke depannya. Buatku, penting banget nggak cuma ngerti konsep, tapi juga bisa aplikasinya langsung,” katanya penuh tekad.
Keputusan Kiki memilih RevoU bukan tanpa alasan. Selain harganya yang terjangkau, program ini punya kurikulum yang sangat praktis dan komunitas belajar yang suportif. Walaupun mengikuti kelas dari jarak jauh, suasana belajarnya tetap seru dan membuatnya nyaman.
Tantangan Belajar AI di Musim Panas
Kiki ikut kelas RevoU di tengah liburan musim panas di Roma. Meski saat itu ia bisa saja bersantai, Kiki malah memanfaatkan waktu untuk terus belajar. Ia tahu bahwa kesempatan seperti ini langka, dan ada target besar yang ia kejar. Belajar AI sambil menikmati suasana kota Roma—kedengarannya unik, ya?
“Orang-orang di sini lagi ke pantai, menikmati cuaca panas, sedangkan aku malah di depan laptop. Tapi aku nggak keberatan, karena aku memang punya target untuk upskill,” katanya.
Tantangan terbesar saat itu adalah menyesuaikan diri dengan ritme belajar yang padat. Awalnya Kiki merasa cukup overwhelmed, terutama saat mendapat proyek yang menguji kreativitas. Namun, di situlah ia semakin tahu area yang harus ia kembangkan.
Ilmu yang Berdampak Besar dalam Karir
Meskipun masih dalam tahap magang di Italian Business Association in Indonesia, Kiki merasa ilmunya sangat berguna untuk berbagai proyek. Terutama, ilmu ini membantu Kiki dalam perannya sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Roma dan sebagai Ketua Departemen Hubungan Lembaga, Sosial, dan Alumni PPI Italia. Ia kini bisa merancang konten dan strategi yang lebih efektif untuk acara-acara yang ia handle.
“Dulu bikin caption Instagram saja butuh waktu lama, sekarang hal itu bukan masalah lagi,” jelasnya. Belajar AI Academy membuat Kiki lebih percaya diri untuk mengelola berbagai proyek dan meningkatkan kreativitasnya.
Selain itu, Kiki merasa lebih “melek” terhadap perkembangan teknologi, yang tentunya akan berguna di masa depan. Ilmu ini membuatnya lebih efektif dan efisien dalam bekerja—membuktikan bahwa AI bukan hanya teori, tapi juga punya aplikasi yang nyata.
AI: Partner atau Ancaman?
Banyak orang berpikir bahwa AI akan menggantikan peran manusia, tapi Kiki melihatnya dari sisi yang berbeda. Menurutnya, AI justru hadir untuk membantu manusia, bukan menggantikan. Jadi, selama kita beradaptasi, AI bisa menjadi partner yang andal.
“AI nggak akan menggantikan manusia sepenuhnya, justru dia hadir untuk membuat pekerjaan kita lebih efisien dan cepat. Kalau kita menolak beradaptasi, baru kita yang akan tertinggal.”
RevoU: Membantu Pahami AI dengan Praktek Langsung
Ketika ditanya seberapa besar kontribusi RevoU untuk skill barunya dalam menggunakan AI, Kiki memberi nilai 9 dari 10. RevoU telah membantunya memahami dasar dan aplikasi AI dengan sangat baik. Satu-satunya yang menurutnya bisa diperbaiki adalah penyediaan materi yang lebih relevan untuk tren teknologi di Eropa, yang kadang berbeda dengan tren di Indonesia.
Pesan dari Kiki: Jangan Ragu untuk Belajar AI
Untuk kamu yang masih ragu-ragu belajar AI, Kiki punya pesan sederhana namun sangat bermakna.
“Kalau kamu masih ragu, coba lihat ke depan. AI itu bukan cuma tren sesaat. Jangan takut, AI nggak seseram yang dibayangkan. Malah seru banget kalau kita paham cara kerjanya.”
Jadi, siapkah kamu seperti Kiki, menjadikan AI sebagai partner untuk masa depanmu? Kiki sudah membuktikan bahwa AI bukan hanya ilmu kompleks, tapi bisa dipelajari dan diaplikasikan dengan seru. Kalau kamu penasaran dengan dunia AI, mungkin sudah saatnya mulai belajar dan mengejar masa depan yang lebih canggih! Cek selengkapnya disini.
Digital Marketing
Batch Sept 2021
Ryan Lukito
Ryan Lukito adalah seorang yang tertarik dengan dunia marketing dan digital, yang menemukan passion-nya melalui program di RevoU. Setelah menghadapi berbagai tantangan dan belajar banyak tentang digital marketing, Ryan berhasil membangun bisnis yang sukses dengan menerapkan ilmu yang dipelajarinya di RevoU.