Apa itu Content Pillar?
Dilansir dari Hello Social, content pillar adalah topik utama yang akan dijadikan pondasi untuk keseluruhan strategi konten media sosial perusahaan/bisnis.
Ibarat rumah, content pillar berfungsi menopang keseluruhan strategi konten.
Umumnya, content pillar mencakup 3-5 topik/tema besar yang menjadi pedoman suatu brand dalam membuat konten-kontennya. Pedoman ini ada supaya konten yang dihasilkan konsisten dan relevan dengan target audiens.
Content pillar sendiri ditentukan dua hal, yaitu kebutuhan audiens dan kebutuhan perusahaan/brand.
Penerapan content pillar tidak hanya terbatas untuk strategi social media marketing saja. Setiap marketer bisa menetapkan pilar untuk berbagai jenis konten, mulai dari postingan media sosial, postingan blog, e-book, infografis, dan podcast.
Content pillar juga memiliki beberapa sebutan lain, seperti content categories, content buckets, cornerstone content dan bedrock content.
Jenis-Jenis Content Pillar
Marketing.io telah membagi content pillar dalam 4 jenis, antara lain:
#1 Promotional
Promotional content atau konten promosi ditujukan agar followers tertarik membeli produk/layanan perusahaan. Perusahaan harus bisa membuat konten seunik dan sekreatif mungkin untuk menarik perhatian followers.
Perusahaan juga dapat menggunakan promotional content untuk menunjukkan kelebihan produk yang ditawarkan dibanding produk lainnya.
Contoh konten promosi di atas adalah milik Samsung, salah satu perusahaan teknologi yang menawarkan berbagai produk gadget. Dalam kontennya, mereka menyebutkan bahwa produk tablet yang memiliki S-Pen cocok digunakan untuk bermain, bekerja, dan belajar.
Samsung juga menyebutkan fitur-fitur unggulan yang dimiliki produk tersebut, seperti low latency dan ergonomic design.
#2 Entertainment
Audiens suka membaca/mendengar cerita-cerita yang menghibur dan inspiratif. Dengan ini, entertainment content bisa menyajikan berbagai cerita lucu, konten meme, kuis, atau giveaway yang bertujuan supaya brand lebih engage ke followers.
Entertainment content mengharuskan tim media sosial bisa memberikan konten sekreatif mungkin dan tetap menggambarkan identitas brand.
Di atas adalah contoh entertainment content di Instagram Netflix Indonesia. Dalam postingan-nya, Netflix sering mengunggah berbagai meme lucu disertai dengan caption singkat. Konten-konten tersebut dibuat untuk menaikkan engagement dan menarik perhatian audiens, bukan berfokus untuk mempromosikan produk.
#3 Educational
Suatu produk harus memiliki nilai tertentu yang dianggap penting oleh audiens. Saat perusahaan mengeluarkan produk/layanan, mereka perlu memberikan konten-konten edukasi tentang fitur, manfaat, dan bagaimana produk tersebut dapat menyelesaikan masalah customer.
Tak hanya itu, akan lebih baik jika perusahaan membuat konten yang tujuannya berfokus untuk mengedukasi pembaca tentang hal-hal yang relevan dengan produknya.
Contohnya Ahrefs, perusahaan yang menawarkan berbagai produk tentang SEO. Perusahaan ini membuat konten di YouTube tentang tips SEO untuk mengedukasi audiens yang berpotensi menjadi customer.
Dalam konten YouTube-nya, Ahrefs banyak memberikan penjelasan, tips dan trik, bagaimana menjalankan SEO yang baik, dan dan banyak lainnya.
#4 Conversational
Dengan content pillar yang solid, perusahaan dapat menganalisis customer journey dengan cara membuat konten yang terhubung pada setiap tahap siklus pembelian produk. Hal ini berguna untuk mencapai KPI dan tujuan yang sudah ditetapkan.
Selain itu, membuat konten yang didasarkan pada customer journey juga mampu meningkatkan peluang pembelian atau conversion.
Penutup
Content pillar menjadi hal yang penting dilakukan supaya strategi pembuatan konten bisa konsisten dan serelevan mungkin dengan target audiens. Dengan content pillar social media, perusahaan memiliki identitas brand yang unik dan mudah dikenali audiens.
Tak hanya itu, menerapkan content pillar juga mampu meningkatkan reputasi brand.
FAQ (Frequently Asked Question)
Apa Fungsi Penting Content Pillar?
Alasan pentingnya content pillar adalah agar tim marketing bisa mengetahui niche mereka. Ketika suatu perusahaan berfokus pada bidang atau beberapa hal tertentu, mereka dapat menargetkan audiens dan mendorong pertumbuhan lebih cepat.
Dengan content pillar, perencanaan konten media sosial menjadi lebih mudah. Ini dikarenakan tim media sosial menggunakan content pillar secara strategis untuk membuat content calendar selama beberapa bulan ke depan. Alhasil, ketika tim konten merasa sulit mendapatkan ide, mereka dapat menemukan inspirasi dari content bank yang sebelumnya sudah ada.
Tak hanya itu, memiliki content pillar membuat perusahaan konsisten dengan konten-konten yang dibuat. Dengan begitu, brand memiliki identitas yang kuat di media sosial dan audiens lebih mudah mengenali konten itu sebagai milik brand tersebut.